Rabu, 18 Desember 2013

Keunggulan Singleshoot

Oleh: Bungben 

Kemarin pada saat berburu saya mencoba menggunakan sistem pengisian mimis dengan mekanisme loading manual. Magazine pcp air arm saya yang berisi 9 butir peluru tetap saya bawa namun sama sekali tidak saya gunakan.
Ternyata ada keasyikan tersendiri berburu menggunakan sistem loading manual. Selain dapat dengan cepat mengganti jenis mimis pada saat akan membidik, penggunaan loading manual memberikan dampak psikologis khusus yang memaksa kita agar semakin cermat dalam membidik target.
Kecermatan akan semakin meningkat karena jika sampai target lolos akan banyak waktu terbuang untuk memasukan mimis kembali. Dengan demikian sikap gopoh, terburu-buru, dan gugup akan bisa diminimalisir. Jika telah terbiasa menggunakan sistem singleshoot, kemungkinan akan terbentuk keyakinan dibawah sadar kita untuk menerapkan prinsip one shoot one kill. Inilah yang mungkin dijadikan alasan para penembak senior lebih memilih sistim singleshoot dibandingkan multishoot/ magazine pada saat berburu.
Kemudahan dan kecepatan pengisian mimis ke lubang laras pada senapan pcp yang dilengkapi oleh magazine seringkali membuat kita tidak cermat dalam membidik sasaran.
Belum lagi jika sistem perputaran magazine yang sering macet akibat pembuatan magazine yang kurang presisif pada senapan pcp lokal. Ada perasaan mangkel karena mimis tak bisa masuk ke lubang laras, ada perasaan tertekan karena takut kehilangan momentum bidik. Serta akan muncul rasa ragu apakah mimis yang masuk pada lubang laras masih normal atau mengalami kerusakan, sehingga akan mengganggu akurasi tembakan, karena tekanan kokang yang dipaksakan.
Kelebihan lain jika menggunakan mekanisme singleshoot adalah kita dapat memilih jenis mimis yang akan digunakan. Hal ini sulit dilakukan jika kita menggunakan magazin. Bahkan kita bisa membawa lebih dari 2 jenis peluru dan menggunakannya berdasarkan sikon yang ada.
Jika Anda telah terbiasa menggunakan magazine, sekali-kali bolehlah mencoba berburu menggunakan loading peluru manual/ singleshoot. Terlebih bagi
Anda yang sering mengalami situasi one magazine one kill seperti yang sering saya alami juga hehee.

Berburu Tupai VII: Posisi Bidik

Oleh: Bungben

Judek dengan deadline kerjaan akhir tahun di swadesiprinting, saya pun memutuskan untuk berburu tupai diperkebunan kelapa kawasan jalan ampera pontianak. biasanya setelah aktivitas berburu fikiran saya menjadi lebih fresh, menulis kebih lancar dan masalah2 bisnis dapat dipecahkan dengan lebih mudah. Tak apalah dikutuk konsumen satu hari, hihii.
Saya turun pagi tadi untuk mempelajari posisi bidik dan shooting moment.
Yang saya maksud dengan posisi bidik adalah posisi kita saat mengunci target. Bagaimanakah posisi yang pas? Duduk, berdiri atau tiarap kayak perang vietnam? 
Lalu berapa jarak yang ideal antara kita dengan target dan berapa derajat kita harus mengangkat moncong senapan? Apa hubungan antara posisi bidik dengan moment untuk menarik pelatuk? Dan bagaimana caranya supaya target yang telah terluka tidak nyangkut?
Wah mau cari fresh, kok jadi mumet mikir neh....hihii tentu mikirnya sebelum dan sesudah berburu.berburu ya berburu ga usah mikir. Saat berburu kita sudah harus yakin bahwa pengetahuan telah menjadi insting. Gayenye! hehee.
Malam ini lagi malas menjawab aneka pertanyaan tersebut. Yang jelas tadi pagi dari jam 05.30 sampai jam 08.00 saya berhasil shoot 6 ekor. Sialnya 3 ekor nyangkut di pohon, 2 dipohon bambu, satu dipohon langsat.  Jam 08.00 - 09.00 hasilnya nihil, gagal mengunci sasaran. Tupainya sudah jadi sprinter olimpiade.
Jam 09.00 pulang kerumah, karena tupai sudah tak terlihat. Katanya sih lagi pada sibuk gosok gigi dan bersiap bobo..
Jam 10 sampai dirumah lalu terima telpon, dengerin 3 konsumen ngomel via hp karena kerjaan belum selesai, desain belum dikirim, dan kwitansi salah ketik.
Gantian jadi sasaran tembak!


Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini:

Keterampilan Berburu

Berburu itu hobby yang gampang-gampang susah. Tampak gampang, tapi dalam pelaksanannya ternyata susah. Sehingga tak heran jika banyak hunter mengatakan berburu itu sifatnya untung-untungan.

Ada benarnya juga.

Terkadang kita sudah sangat siap dengan senjata berburu kita. Power,akurasi, peluru dan triger senapan sudah kita yakini berada dalam kondisi yang prima. Kitapun sangat yakin. Pokoknya kalau masuk dalam lubang bidikan tak mungkin target dapat belenggang pergi.

Namun, saat di lapangan ehhh binatang buruan tak satupun yang lewat. jangankan lewat, suaranyapun tak kedengaran. Walhasil balon kekecewaanpun menggelembung di dada.

Setelah berdiskusi panjang dengan rekan-rekan pemburu, sambil membaca aneka referensi dan mempraktekannya dilapangan, dengan berat hati harus saya simpulkan bahwa aktivitas berburu itu bukanlah untung-untungan. Akan tetapi berburu itu adalah sebuah keterampilan. Oleh karena itu bisa dipelajari dan diasah dilapangan.

Setidaknya terdapat 5 keterampilan yang menentukan keberhasilan dalam berburu. Keterampilan mencari lokasi, keterampilan menemukan target buruan, keterampilan memahami kharakter hewan buruan, keterampilan mengunci target, dan keterampilan membidik target.

lima keterampilan itu tentu didasarkan pada satu syarat utama:  senapan yang kita gunakan sebagai alat berburu berada dalam kondisi yang ideal.

Di lain waktu akan saya tuliskan diskripsi masing-masing keterampilan tersebut.

Namun, tidak berarti bahwa setelah Anda membaca artikel ini Anda akan sukses berburu. 5 keterampilan yang saya sharekan diatas hanyalah  folder-folder tempat menampung aneka informasi dan keahlian yang kita miliki. sehingga ketika kita mendapatkan masukan tentang kharakter musang misalnya, maka informasi itu tinggal dimasukan ke dalam folder 'kharakter hewan buruan'.

Semakin banyak isi folder tersebut semakin kaya informasi yang kita miliki.semakin banyak kita praktekan, maka akan semakin meningkatlah keterampilan kita. Semakin meningkat keterampilan kita semakin kecillah ketidak beruntungan kita untuk mendapatkan hewan buruan.

Lalu apakah saya yang memposting tulisan ini adalah seorang pemburu yang sudah terampil?

Jawabannya tidak! Saya hanya lebih terampil sedikit saja dibandingkan dengan rekan-rekan hunter lainnya dalam membuat pola pembelajaran dan menuliskan gagasan. Kalau masalah sukses berburu saya masih berada dalam situasi tidak beruntung terus, karena selalu kalah banyak menenteng hewan buruan dibanding rekan-rekan lainnya.hehee.

Yang penting sehat lah! Hihii.

Pengcab Perbakin Kalbar

Oleh: Bungben

Aneh juga jika hingg saat ini Kalimantan Barat tidak memiliki pengurus cabang Perbakin. Padahal komunitas senapan angin yang bisa menjadi kantong tempat berkembangnya bibit atlet petembak di Kalbar cukup banyak. Belum termasuk para penghobby airsoft gun.
Mungkin banyak pihak meresahkan hal yang sama, termasuk saya. Namun, ya sekedar resah saja karena tak tau mau berbuat atau bisa berbuat apa.
Ada sedikit jalan untuk berbuat sesuatu saat membaca sms beruntut dari Pak Bambang, penghobby air rifle hunting yang juga sekwan di DPRD Prov.Kalbar.
Dengan bersemangat ia mengajak saya untuk terlibat pertemuan dengan pejabat di Polda Kalbar. Temanya terkait dengan rencana menghidupkan kembali Pengcab Perbakin.
Sudah barang tentu berita dan ajakan itu mencerahkan semangat saya.  Saya begitu bersemangat mendapat ajakan Pak Bambang.
Kamis tanggal 19 Desember saya diminta standby dan segera meluncur jika dikontak untuk mendiskusikan hal rencana itu. Melalui sms sy hanya membalas ajakan standby dengan dua kata penyemangat; zsssiap, pak!

Jumat, 13 Desember 2013

Peluru Senapan PCP

Oleh: Bungben

Saat ini begitu banyak merek dan jenis peluru senapan angin yang dijual di pasaran. Setiap merk mengeluarkan aneka model. Setiap model memiliki berat yang berbeda.Hal ini terkadang membuak kita sebagai pendatang baru di bidang air rifle hunting menjadi aga bingung saat harus mengambil keputusan, peluru mana yang harus digunakan.

Pabrikan mengeluarkan aneka jenis mimis peluru tersebut tentu ada alasannya. Beda bentuk dan berat beda pula kegunaan. Beda settingan tekanan senapan beda lagi pelurunya. Akibatnya jika kita salah menggunakan peluru jangan harap kita bisa mendapatkan hasil buruan yang memuaskan.

Untuk para bediler di Kota Pontianak, khususnya yang menenteng senapan angin jenis PCP, sekarang tak perlu pusing lagi. Untuk menemukan peluru yang pas dengan senapan PCP kita, kita dapat berkonsultasi dengan Tok Qois, dokter senapan specialis PCP Pontianak yang rajin mengamati kharakter aneka jenis peluru untuk senapan PCP. Melalui pengalamannya, ia dapat membantu para bediler untuk menemukan peluru yang pas dengan kharakter senapan PCP kita. 

Selain itu kita juga dapat membeli mimis dengan harga yang ekonomis di tempatnya. Berbeda jika membeli mimis peluru di toko olah raga, membeli peluru di tempat Tok Qois kita dapat berkonsultasi tentang aneka jenis peluru secara lebih detail. Bahkan dapat mencoba aneka jenis peluru tersebut di tempat khusus yang sengaja ia siapkan.

Untuk mencoba aneka jenis peluru tersebut jangan khawatir jika kita kehabisan gas. Karena dirumahnya yang beralamat di Jl. M yamin Gg. Pemangkat I No. 9 ini, Tok Qois mememiliki tabung gas.

Tak ada tarif khusus untuk mencoba aneka jenis peluru senapan PCP dan mengisi gas di rumahnya. Tapi sebagai sesama pencinta air rifle tentulah sikap 'pandai-pandailah', kata orang Pontianak, perlu di kedepankan.

Jika ingun berkonsultasi lebih lanjut dengan Tok Qois silahkan hubungi beliau melalui telpon maupun sms di nomor: 08125715411.
TokQois lagi setup power senapanku




Catatan:

  1. Tentang berbagai faktor yang harus dipertimbangkan pada sebuah senapan akan saya ulas pada postingan tentang  Syarat Ideal Senapan PCP.
  2. Jika memerlukan sticker untuk aksesoris perlengakapan berburu seperti sticker camo moasy oak bisa di beli di sini 
  3. Jika Anda memerlukan informasi tentang teleskop yang murah tapi cukup ideal untuk senapan PCP klik di sini 
  4. Jika ingin mempertimbangkan cara memilih mounting silahkan klik di sini
  5. Jika ingin menyetel power senapan silahkan klik disini
  6. Tentang cara merawat senapan PCP bisa klik di sini

Lapangan Tembak IV: Konsep Dasar

Nah, kemarin padaa saat berdiskusi dengan Pak Bamabang, saya menyempatkan diri untuk menulis konsep pembangunan lapangan tembak. Saya ingin mempostingnya di blog ini dengan harapan dapat bermafaat bagi keita semua.


K.O.N.S.E.P
PEMBANGUNAN LAPANGAN TEMBAK
DI KOTA PONTIANAK


Lokasi
Komplek Yayasan IBM Gg. Lawu Pontianak

Kegiatan
1.          Latihan Tembak Target
2.          Kompetisi Tembak Target dengan sistem duplikasi komplek pemancingan.
3.          Wisata Tembak Target. Sewa senapan untuk menembak target bagi pengunjung umum.
4.          Kegiatan Usaha: Penjualan senapan PCP/ pompa, Isi gas, penjualan mimis peluru, aksesoris, buku, dan perlengkapan hunting lainnya, warung minuman/ makanan.

Sistem pengelolaan
1.          Mendirikan klub menembak, misal Pontianak Shooting and Hunting Club (PSHC)
2.          PSHC membuat perjanjian pengelolaan lapangan tembak dengan pengurus Yayasan IBM.
3.          PSHC bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lapangan tembak.
5.     PSHC akan mengajak klub dan komunitas air riffle lainnya untuk mengelola lapangan tembak.
4.          Dana hasil usaha pengelolaan lapangan tembak dibagi untuk pengelola, penanam modal, pemilik lahan, serta untuk pengembangan klub.

Benefit
1.          Sarana berkumpul penghobi air riffle hunting
2.          Transformasi penghobi air rifle dari hunting ke tembak target.
3.          Pendataan pemilik senapan untuk keamanan
4.          Pengembangan olahraga dan penjaringan atlet menembak
5.          Pengembangna eksistensi komunitas menembak di Pontianak

Langkah Tekhnis
1.          Pendirian klub secara legal (akte notaries)
2.          Penyusunan pengurus
3.          Pembuatan rencana pengembangan lapangan
4.          Pembuatan rencana pengelolaan lapangan
5.          Pembuatan rencana Kerjasama
6.          Tandatangan perjanjian kerjasama
7.          Pelaksanaan pembangunan sarana
8.          Pengembangan sistem manajemen dan sistem administrasi

Pontianak, 11 Desember 2013

Beni Sulastiyo

Kamis, 12 Desember 2013

Lapangan Tembak III

Sayangnya Pak Bambang belum berada ditempat.sari keterangan stafnya kemungkinan ia sedang rapat di Kantor Gubernur. Baiklah saya akan menunggu barang beberapa menit.


Selama bertahun-tahun bergerak di Pontianak rasanya baru kali ini saya bersemangat menunggu seorang pejabat. Demi lapangan tembak semua harus dilakukan,hahaa.
15 menit ditunggu beliau belum juga hadir. Tak apalah mungkin beliau sibuk, pikir saya.


Akhirnya saya titipkan konsep yang saya buat secara terburu-buru itu ke stafnya. Lalu saya memberitahu Pak Bambang via sms bahwa saya ada meninggalkan konsep umum tentang rencana pengembangan lapangan tembak di Gg. Lawu. Lalu bergegas memasuki kendaraan untuk segera meluncur ke markas besar swadesiprinting.

Belum lagi merapikan posisi duduk, tiba-tiba ada sms masuk. Dengan agak tergesa, saya buka lenuvo saya sembari berharap sms itu berasal dari Pak Bambang. 

Dugaan saya tak meleset.Ternyata itu memang sms dari Pak Bambang. Ia menulis sms bahwa ia sudah berada di ruangannya. Saya langsung menjawab pesan itu, "Siap, pak saya langsung ke TKP".

Setelah beramah tamah dan beraenda gurau barang sejenak, sayapun menyampaikan gagasan itu secara perlahan. Saya bercerita betapa para pecinta air rifle di Kota Pontianak mengalami kesulitan saat ingin berlatih atau menguji akurasi dan power senapannya. Betapa begitu banyak tiang listrik, tiang telpon, buah mangga dan buah jambu milik tetangga yang menjadi korban sasaran dari pecinta air rifle. 

Ia tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Saya memandangnya mencoba menebak apa yang menyebabkan ia tertawa terbahak-bahak. 

Ternyata ia juga pernah melakukan hal tersebut. Sebuah tindakan yang walaupun tidak merusak dan tidak menyakiti orang lain namun tetaplah sebuah tindakan yang salah.

Saya merasa ada kedekatan masalah dengannya.

Kemudia saya meneruskan gagasan itu secara lebih lengkap, tentang perlunya sarana latihan bersama, tentang perlunya menjadikan air rifle sebagai sarana hiburan bagi masyarakat awam, tentang perlunya mentransformasikan hobby berburu dengan kegiatan tembak target, dsb.

Ia begitu antusias mendengarkan penjelasan saya dan menyatakan dukungannya dengan bersemangat tentang rencana tersebut.

"Lalu apa yang mesti kita lakukan?",  Tanya Pak Bambang.

"Pertama kita harus membuat organisasi semacam klub", ungkap saya. 

Ia memotong penjelasan saya dengan mengatakan bahwa ia telah memiliki klub dan terlibat dalam proses pendiriannya bersama penghobi air rifle lain beberapa waktu yang lalu. 

Sayapun langsung menimpali sambil bercanda, "Inikan organisasi hobby, bukan partai politik, Pak. Sehingga tak ada larangan satu orang menjadi pendiri atau anggota di lebih dari satu organisasi. Dan bukankah makin banyak organisasi serupa akan semakin baik untuk pengembangan olahraga ini? 

Ia tersenyum.Sepertinya ia memahami jalan pemikiran saya.

"Oke saya setuju.Lalu?",  Kejar Pak Bambang.

Nah ketika sudah ada organ barulah organisasi ini yang akan membuat perjanjian kerjasama pengelolaan aset milik pihak ke 3 untuk dijadikan sarana latihan. Setelah ada kejelasan penanggung jawab pengelolaan sarana, barulah Klub baru ini  mengajak klub atau komunitas air rifle lain untuk turut mengelola lapangan tembak tersebut secara parsial namun terintegrasi. Kita akan tawarkan kepada rekan-rekan kita tentang, siapa yang mau kelola jasa pelayanan pengisian gas, siapa yang mau buka air rifle shop, siapa yang mau mengelola toko aksesoris dan perlengkapan menembak dan berburu, siapa yang mau kelola event kompetisi menembak, siapa yang mau mengelola layanan sewa air rifle untuk wisatawan, dsb.


Dengan demikian ada kebersamaan dari pecinta olah raga ini. Kitapun akan terhindar dari suasana persaingan yang tidak produktif antar klub dan antar komunitas. Sekali lagi klub ini adalah klub berbasis hobby jadi sungguh akan terganggu kenikmatan hobby itu jika terganggu dengan hal-hal yang tidak penting. Begitu penjelasan saya kepada Pak Bambang.


"Baiklah saya dukung rencana ini,lau?  Tanya Pak Bambang.


Baik, jika bapak mendukung maka targetnya kita harus memiliki akte notaris sebaga legalitas organisasi. Saya perlu rekomendasi personil dari Bapak yang ingin kita libatkan sebagai pendiri. Tak perlu banyak kita hanya perlu 7-8 orang pendiri. Dan sebelum kita akte-kan tentu kita akan ajak mereka kumpul dulu. Nah pada saat kumpul itu kita akan sampaikan rencana kita terkait pembangunan lapangan tembak, tekhnis pengelolaan, menyepakati nama klub, hingga membahas rencana tindak klub. Draftnya biar saya yang siapkan semua. Yang mau terlibat sebagai pendiri silahkan yang tidak mau juga dak masalah. Karena tujuan kita bukanlah mencari dukungan. Tapi tujuan kita adalah 'punya lapangan tembak'.

Rabu, 11 Desember 2013

Lapangan Tembak II

Pagi kemarin setelah memposting tulisan tentang lapangan tembak di pontianak, saya berspekulasi mengirim sms ke Pak Bambang dan mengajukan ide untuk membangun lapangan tembak khusus airrifle di Kota Pontianak.

Pak Bambang adalah penghobi air rifle yang sekitar setahun yang lalu secara tak sengaja bertemu dengan saya di sebuah warung mie tiaw di daerah Mempawah. Ia adalah penghobbi berburu 'kasta atas'. Hal ini tampak dari 3 pucuk senapan yang ia perlihatkan ke saya. Kalao ga salah 2 buah senapan import merk HW100, dan Benjamin ga tau tipenye. Sedangkan PCP lokal ia bilang dibeli dari Bang Baim.

Ia tak pelit menyampaikan berbagai informasi tentang senapa yang ia bawa beserta perlengkapannya. Sayapun tak mau melepaskan kesempatan untuk memegang Senapan import yang harganya belasan bahkan puluhan juta itu. Kesampain juga saya memegang senapan yang demjkian halus dan tak berbunyi itu.


Walaupun demikian saya tak berani bermimpi untuk memilikinya.Saya hanya berani bermimpi untuk memiliki senapan PCP lokal miliknya. Alhamdulillah setahun setelah perjumpaan itu saya kesampaian memiliki PCP lokal yang saya beli dari bang Baim, seller yang sama dengan tempat Pak Bambang membeli senapan PCP nya.

Nah kembali ke masalah sms tadi.saya berapekulasi karena memang telah lama tak pernah bertatap muka setelah pertemuan di warung mie tiaw itu. Kalao dibalas sukur, tak dibalas pun tak jadi persoalan.
Namun, malam beliau membalas sms saya dan mengajak bertemu di kantornya besok pagi.
Keesokan harinya saya bergegas ke kantor swadesiprinting untuk menuliskan konsep umum tentang rencana pembangunan lapangan tembak itu. 2 lembar konsep sederhana yang saya buat agak tergesa saya bawa ke Kantor Dprd provinsi kalbar. Dan jam 9 tepat saya sudah berada tepat di depan ruangan Pak Bambang...

Selasa, 10 Desember 2013

Lapangan Tembak I


Penghobi shooting dan hunting di Kota Pontianak semakin manjamur 5 tahun terakhir. Kesulitan utama yang dihadapi mungkin sama dengan kesulitan saya, yaitu tak adanya lokasi yang representatif dan aman untuk latihan menembak maupun menyetting senapan angin.

Keterampilan menembak kebanyakan tumbuh di tkp berburu.sedangkan aktifitas menyetting senjata lebih banyak dilakukan ditempat umum dengan target pohon mangga milik tetangga, tembok rumah milik tetangga, tiang listrik, tiang telpon dan aneka target lainnya milik orang lain.
Itulah susahnya kalau tak ada lapangan tembak di kota.

Untuk mengatasi masalah tersebut saya pernah menawarkan sebuah lapangan tembak yang cukup ideal sebagai sarana berlatih, bahkan sarana kompetisi. Lokasinya berasa di tengah kota tak jauh dari pusat keramaian. Yang menarik lokasi tersebut jauh dari pemukiman, memiliki pagar pengaman, memiliki halaman untuk parkir, dan ada sarana rumah ibadah.

Saya telah mengajukan ijin untuk mengelola lokasi tersebut sebagai sarana untuk berlatih dan berkumpul. Namun saya belum punya konsep tentang tekhnis pengelolaannya. Demikian pula dengan metode untuk mendapatkan dana sehingga bisa dijadikan modal untuk perawatan lapangan.
Terlepas dari itu semua yang jelas kita perlu berkumpul terlebih dahulu lalu bersepakat membuat organisasi. Apakah itu sebuah klub, atau komunitas. Dan untuk mengawali itu semua, tentu harus ada seseorang yang menginisiasi atau mempeloporinya.

Pertanyaanya, siapa?

Sabtu, 07 Desember 2013

Berburu Tupai VII Perlengkapan Berburu

Oleh: Bungben

Mas Gandung, seorang rekan saya dalam hal burumemburu, pernah bercerita tentang pengalamanyta saat pertama kali turun berburu tupai. Sambil tertawa karena terkenang peristiwa lucu itu ia bercerita bahwa pada saat itu selain menenteng senapan ia juga membawa berbagai perlengkapan survival secara lengkap.  Membawa jaket tebal, menggendong ransel besar yang berisi berbagai perlengkapan survival, dari senter, tali, air minum cadangan, kotak obat, panci, wajan, kompor gas, sampai kuali. Hahaa, lebay-lebay sedikit ga papalah yak.
Sementara dipinggangnya berjejeran aneka peralatan seperti pisau rambo berukuran 40 cm, botol minuman tentara 1,5 liter, tas pinggang yang berisi handphone, peluru, tang, obeng. Lalu menggunakan sepatu laras tentara setinggi paha. Hihii, lebay lagi nih tulisannya.

Alhasil saat sampai di lokasi, ia tak mampu bergerak dengan lincah dan sangat kelelahan. Nafasnya sengal, keringatpun bercucuran dan sudah tak mampu memompa bahkan menarik picu senapan karena sudah kehabisan tenaga. Singkat cerita karena beban “kehidupan” yang demikian berat, keesokan harinya ia harus ijin tak masuk kerja karena demam!

Saya dan mungkin kita semua mungkin memiliki pengalaman yang hampir sama denga pengalaman teman saya itu. Bahkan pengalaman saya lebih memalukan lagi, karena saya menggunakan rompi anti teroris yang sangat tebal dan berat (lk 4 kg) yang saya beli di toko perlengkapan militer. Ada banyak saku di mana-mana. Saya tampak gagah. Betul-betul seperti rambo. Setelah dilapangan saya bukannya seperti rambo, tapi seperti combro. Tak bisa bergerak karena kelelahan. Heheee.

Hal ini terjadi karena kita tidak memiliki gambaran tentang medan berburu dan apa yang harus dilakukan pada saat berburu. Apakah harus berjalan berkilo-kilo meter, tiarap dan merunduk seperti film-film perang, atau harus melompat dari satu pohon ke pohon lain menggunakan tali seperti Tarzan.
Agar tidak terjadi hal-hal seperti itu, rasanya perlu juga saya memposting tulisan ini. Mudah-mudahan ada gunanya, khususnya bagi para pendatang baru dalam bidang small hunting atau airrifle hunting.

Berburu tupai menuntut kondisi fisik yang prima. Kita harus berjalan berkilo-kilometer selama berjam-jam untuk mendapatkan spot kawanan tupai. Dan itu harus ditempuh PP. Gerakan tupai yang lincah juga meuntut kita agar dapat bergerak dengan lincah. Bersembunyi dari pohon satu ke pohon yang lain, berjalan merunduk diantara semak-semak dan puhon perdu, melompat dari parit ke parit, hingga menyebrangi sungai-sungai selebar 3-5 meter.

Kharakter tupai yang sangat sensitif dalam hal penglihatan juga menuntut kita untuk menggunakan kostum yang spesifik. Kondisi perkebunan dan hutan kecil yang penuh dengan nyamuk berparuh panjang seperti pinsil serta menjadi habitat hewan melata berbisa perlu juga kita perhatikan. Belum lagi apabila kita memasuki areal berburu yang penuh semak belukar bahkan seringkali tergenang dengan air sehingga dapat mengakibatkan kita gagal menemukan jalan pulang. Berikut tips yang mudah-mudahan ada gunanya.

1.          Kostum.
Gunakanlah pakaian yang bisa menutupi hingga pergelangan tangan yang tak terlalu tebal dan tak terlalu tipis. Tak terlalu tebal agar kita tidak merasa gerah saat berjalan di bawah terik matahari. Tak terlalu tipis agar kita tidak menjadi sasaran empuk nyamuk-nyamuk penghisap darah. Gunakan pakaian dengan warna senada dengan arena berburu kita yang didominasi warna hijau diikuti warna coklat tua dan coklat muda. Jika kita memilih jaket, carilah jaket yang juga tak terlalu tebal dan tak terlalu tipis serta dapat menyerap keringat. Usahakan kostum yang kita gunakan dapat menutupi pundak hingga sebatas rambut. Karena bagian ini adalah bagian favorit nyamuk pemburu darah. Untuk melindungi tangan dari gigitan nyamuk, gunakanlah kaos tangan yang tipis. Gigitan nyamuk pada bagian tangan dapat mengganggu konsentrasi kita dalam membidik. 

Apabila kita menggunakan rompi, gunakanlah rompi dengan kharakter yang sama, tak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Rompi akan lebih taktis karena biasanya rompi memiliki banyak kantong untuk menyimpan aneka perlengkapan kecil seperti kompas, peluru, handphone, dsb.
Untuk celana, gunakanlah celana panjang dengan warna yang senada dengan areal berburu dan agak tebal sehingga tidak mudah sobek. Minimal dengan ketebalan celana loreng TNI. Sedangkan untuk sepatu, gunakanlah sepatu boot setinggi betis untuk menghindari gigitan binatang melata. Untuk sepatu boot carilah yang waterproof. Sepatu kebuh yang terbuat dari bahan karet  walaupun kurang enak dikenakan untuk berjalan jauh, namun cukup ideal untuk melindungi kaki kita dari benda keras, binatang melata dan rembesan air. Agar enak digunakan jemurlah sepatu boot kita di bawah terik matahari sehari sebelum digunakan. Dan karena terbuat dari bahan karet yang kurang nyaman saat bergesekan dengan kulit kaki, lindungilah kita dengan kaos kaki yang agak tebal.

Untuk menjaga agar celana kita tidak melorot, pastikan kita mengenakan ikat pinggang. Carilah ikat pinggang yang tebal dan kuat. Khusus untuk ikat pinggang, belilah ikat pinggang khusus yang terbuat dari bahan kanvas di toko-toko perlengkapan militer. Pada ikat pinggang itu kita dapat menggantungkan tempat air minum, pisau, serta tempat obat nyamuk.
Terkait dengan kostum, jangan lupa bawa topi. Gunakan topi yang dapat membuat kita leluasa saat mengamati pepohon tinggi dan semak belukar serta tidak mengganggu pada saat kita membidik sasaran.

2.          Perlengkapan umum
Berikut perlengkapan umum yang perlu dibawa pada sat berburu: botol air minum,  jam tangan, kompas kecil, pisau belati atau parang tebas, tempat obat nyamuk, tempat membawa hewan buruan, plastik untuk membawa mimi cadangan.

3.          Perlengkapan khusus

Handiplast, plastik besar, korek api, alat pemanggil tupai, tempat peluru, HP, peluit, kaca mata hitam.

Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini:

Kumpulan Artikel Berburu Tupai


Berburu Tupai VI: Shooting Moment

Saat menembak tupai seringkali kita mengalami keraguan. Shoot sekarang, atau nanti. Saat kita memilih sekarang, tupai bergerak, mimispun meleset. Saat kita menunda untuk shoot, tupai keburu lari, bersembunyi atau lari menjauh lalu  hilang dari pandangan mata. Padahal keraguan pada saat menekan triger perlu dihindari pada saat berburu. Lebih baik yakin dan meleset daripada meleset karena ragu. Hehee, bingung kan?

Dengan kharakter tupai yang sangat lincah, maka kita dapat menembak hewan berbuntut panjang tersebut pada saat ia diam. Walaupun tupai adalah hewan pelari cepat, namun tupai bukanlah pelari marathon. Karena setelah berlari dengan cepat, biasanya ia akan berhenti sejenak lalu dilanjutkan dengan berlari lebih pelan atau merayap. Dengan demikian shoot moment terbaik dapat dibagi menjadi dua, pada saat ia diam atau menunggu di sebuah titik yang akan dilewati oleh sang tupai lalu melepaskan tembakan pada saat target berada pada posisi yang pas dalam croshhair teleskop senapan kita. Tak ada yang terbaik dari kedua cara tersebut. Semua tergantung pada kondisi dan situasi.

Lalu adakalanya sasaran yang telah tertembak tak kunjung jatuh karena sangkut di pelepah pohon kelapa. Hal ini juga sangat berkaitan dengan shoot moment. Sebelum kita melepaskan tembakan perhatikan posisi target. Dan perhitungkan dimana target akan jatuh jika ia terkena mimis senapan kita.

Jangan sampai ia tertembak lalu jatuh di pelepah pohon kelapa, sehingga kitapun gagal memungutnya. Atau sebenarnya tertembak namun hanya terluka dan tersangkut di pohon kelapa, hal tersebut akan membuat sang tupai menderita karena terluka. Ingatlah kita itu pemburu, bukan pembunuh! Demikian tips berburu tupai kali ini.

Jumat, 06 Desember 2013

Berburu Tupai V: Killing Point Tupai

Walapun termasuk hewan kecil, tupai adalah binatang yang cukup kuat.  Mungkin karena setiap hari selalu makan makanan yang bersih dari zat aditif, tidak merokok serta rajin olah raga nak turun pohon kelapa kali yah? Hehee.

Seringkali hewan yang cerdik ini berhasil tertembus mimis peluru kita, namun ia masih mampu bertahan di atas pohon kelapa, bersembunyi lalu raib. Dalam beberapa kasus, tupai yang tertembus peluru terjatuh dari pohon, namun setelah dicari pada titik jatuhnya, sang tupai berhasil melarikan diri ke semak atau naik kembali ke atas pohon lalu bersembunyi.

Hasil Buruan Tupai di Pontianak
Hunter: Koalisi Bang Yus dan Pak Lung
30 Tupai dalam 5 jam

Rasanya kita sangat tidak berperikehewanan apabila membiarkan hewan buruan tersebut terluka. Karena ia akan sangat menderita sepanjang lukanya menganga. Oleh karenanya sangat bijak apabila kita mampu melumpuhkan hewan buruan kita dalam sekali shoot saja. One man one vote, istilahnya. Eh salah yak!? Hihii.

Menurut saran dari Bang Ripin, salah satu penembak senior Kota Pontianak, posisi killing point tupai berada pada bagian leher hingga bagian dada. Apabila mimis peluru menembus bagian ini, maka dijamin sang tupai bakal jatuh tak bergerak. Kalaupun masih hidup ia tak akan mampu berlari atau memanjat pohon lagi. Penenteng senapan PCP botol kecap ini menjelaskan bahwa killing point tupai justru bukan berada di Kepala. Karena ia sering menyaksikan tupai yang tertembus mimis di kepala masih mampu melarikan diri, walaupun cairan warna merah jatuh dari atas pohon memerahi dedaunan di bawahnya.

Ada benarnya juga penjelasan dari Bang Ripin. Pertama bagian kepala memiliki tulang tengkorak yang sangat keras, sehingga walaupun sulit tertembus peluru. Kontrol tubuh reflektif hewan juga masih dapat dijalankan walaupun tengkorak kepala tertembus peluru. Walaupun tak akan berlangsung lama, namun gerakan reflek sang tupai untuk menghindar atau berlari menjauh akan tetap dapat dilakukan. Akan tetapi apabila jatuhnya mimis tepat pada bagian sekitar kaki depan, sang tupai tak akan mampu memajat atau berlari lagi. Karena tangan dan kaki inilah yang menjadi organ utama tupai sehingga memiliki kemampuan yang luar biasa dalam melompat dan berlari. Terlebih apabila mimis peluru menembus bagian tangan depan hingga menembus organ vital seperti jantung atau hati, dijamin, tupai pasti akan jatuh tak bergerak.

Hal ini telah saya buktikan di lapangan. Memang betul, rata-rata tupai yang terkena peluru pada bagian bawah kepala hingga batas dada, akan lebih cepat lumpuh dibandingkan dengan tupai yang terkena mimis pada bagian kepala.


Selain itu, memilih target pada bagian tubuh selain kepala namun di atas perut akan memudahkan kita untuk mengunci target secara lebih cepat, karena di teleskop, besaran target pada bagian dada tentu lebih besar jika dibandingkan  dengan besarnya kepala tupai. Hal ini memudahkan kita untuk mengunci dan melepaskan tembakan secara lebih cepat.Demikian tips berburu tupai nya

Kamis, 05 Desember 2013

TIPS MERAWAT SENAPAN PCP

Oleh: Bungben

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan kita mendapatkan hewan buruan saat turun hunting. Ada faktor kehandalan senapan, keterampilan menemukan menemukan habitat hewan buruan, keterampilan menemukan hotspot dan sasaran, keterampilan membidik, keterampilan melepaskan tembakan, hingga keterampilan dalam mengambil hewan buruan. Dari sekian faktor tersebut yang terpenting adalah faktor kehandalan senapan yang kita bawa berburu. Namun sebaik apapun senapan yang kita miliki jika tidak dirawat, tentu saja akan membuat aktivitas berburu kita menjadi tidak maksimal bahkan sia-sia.


Suatu ketika saya pernah turun berburu tupai di kawasan Jeruju Besar, KEcamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Seperti biasanya Kami turun bertiga bersama Pak Nasir dan Mas Gandung. Kami menemukan kawanan tupai dengan populasi yang cukup banyak. Namun, saya tak berhasil menembak dengan tepat satupun sasaran. Setelah mengamati senapan, ternyata ada masalah pada bagian peredam senapan PCP saya. Peredam yang terpasang tidak pas, sehingga mimis yang keluar menyentuh ujung peredam. Pantas saja tupai yang dibidik selalu meleset. Pernah pula kejadian kegagalan mendapatkan hewan buruan karena settingan teleskop yang tidak pas akibat pemasangan yang kurang teliti dan sekrup yang tidak kencang. Sehingga antara kuncian target pada teleskop dan jatuhnya mimis tidak selaras. Pernah kejadian pula angin yang tidak keluar sehingga mimis sumbat di dalam laras dan larinya peluru tak karuan dan setelah diteliti ternyata laras senapan PCP saya penuh dengan kotoran dari serpihan mimis. Agar kita terhindar dengan masalah seperti itu, ada baiknya kita rawat senapan PCP kita dengan sepenuh hati. Berkut tips merawat senapan PCP sejauh pengetahuan cetek yang saya miliki. 

  1. Membersihkan bagian luar senapan
 Sediakan kain kering yang halus, laplah senapan PCP kita secara perlahan. Hal ini perlu dilakukan terutama setelah pulang dari berburu. Karena kemunginan besar senapan PCP kita terkena percikan air dan debu dari arena berburu. Untuk laras bagian luar, setelah dilap sebaiknya kita lumuri minyak. Boleh minyak khusus senapan atau bisa juga minyak mesin jahit. Yang jelas jangan menggunakan minyak rambut, hihii. Kenapa harus dilumuri minyak? Pertama karena kebanyakan laras senapan PCP terbuat dari baja yang rentan berkarat. Walaupun laras kita sudah dibrownir, biasanya ada bagian-bagian di luar laras kita yang tidak mendapatkan lapisan brownir yang cukup sehingga rentan dengan infeksi karat. KEdua, laras yang sering dilalui mimis memiliki suhu yang panas pada bagian dalam laras. Hal ini mengakibatkan udara yang mengalir di area sekitar laras lebih banyak. Dan apabila udara itu lembab maka hal ini akan mengakibatkan karatan pada laras senapan PCP kesayangan kita. Selain laras yang perlu diminyaki adalah pada bagian drat per hamer pada bagian belakang, engsel kokang peluru, serta drat depan laras tempat untuk memasang peredam. Untuk teleskop, setelah dilapn menggunakan kain kering, pastikan pada bagian sela teleskop tak terdapat debu yang akan menganggu bagian-bagian telskop yang bisa diputar, seperti pada bagian zoom, paralax, dan turent. Pada bagian lensa kita dapat menggunakan cairan pembersih kaca lalu menggosoknya menggunakan kain yang lembut hingga kering dan kinclong. 

  2. Membersihkan bagian Dalam Laras 
Membersihkan bagian ini tidak perlu terlalu sering. Ada yang menyarankan bahwa laras harus dibersihkan setelah 300 kali tembakan. ada pula yang menyarankan setelah 100 tembakan. Kita ambil yang tengah-tengah sajalah, hihii. Mengapa laras harus dibersihkan? Karena serpihan timah akan tertinggal di laras saat mimis bergesekan dengan ulir baja pada laras kita. Apabila debu ini tidak diusir, tentu akan mengganggu lintas laras dari ruang picu ke ujung laras. Bayangkan sebuah rel kreta api yang di atasnya dipasang sekrup-sekrup kecil, betapapun besarnya kereta api, pastilah akan tetap mengganggu lintas kereta api di atas bantalan rel tersebut. Lalu caranya bagaimana? banyak metodenya. Saya menggunakan metode yang murah meriah dengan cara mengikatkan kain yang lembut pada seutas tali pancing lalu masukan tali tersebut dari tempat loading peluru. Dan ketika tali sudah keluar tarik tali tersebut secara perlahan hingga kain yang sudah kita ikatkan keluar. Besarnya kain tak buleh terlalu besar, maksimal sebesar peluru.jangan bubuhi kain dengan minyak karenalaras akan menjadi licin dan itu akan mempengaruhi akurasi. Jika laras senapan jarang dibersihkan biasanya kain tersebut akan berwarna hitam pekat. Itulah serbuk mimis yang menempel di laras. Gantilah kain, ulangi lagi langkah diatas, sampai bersih. Perhatikan saat kita mengikat kain dengan tali, jangan sampai ada bagian tali yang berada pada bagian samping, karena akan beresiko membuat laras menjadi cacat. Memang betul tali pancing tentu lebih lembut dibandingkan mimis timah, namun sebaiknya kita hindari resiko tersentuhnya benda-benda yang tidak lembut dengan laras kita. Setelah laras bersih, tembakan satu atau dua kali senapan PCP tanpa peluru. Setelah itu minyaki bagian luar laras dan simpan senapan PCP kita. 

 3. Tas senapan. Tas senapan penting juga. 
Carilah tas senapan yang waterproof, dan terdapat tali pengikat pada bagian dalam yang dapat menjaga senapan tidak mudah bergerak pada saat dibawa. Dan pastikanlah tas senapan kita selalu dalam keadaan kering. Ada baiknya menjemur tas senapan kita dalam keadaan terbuka beberapa kali dalam sebulan untuk menghindari tas senapan dalam keadaan lembab. 

 4. Mengencangkan sekrup tele
 Sekali-kali periksalah sekrup pada teleskop kita. Pastikan sekrup tersebut masih dalam keadaan kencang. Jika kurang kencang kencangkanlah. Dan sebelum dibawa turun tes dulu untuk meghindari perubahan zero pada telskop kita. 

 5. Isilah gas secukupnya. Tabung Senapan PCP lokal biasanya dibuat dengan cukup kuat. Tapi jangalah mengisi gas dalam tekanan yang full. Saran saya maksimal disi dalam tekanan 2500 atau 500 Psi dibawah tekanan maksimal yang diijinkan oleh pembuat Senapan. Kalau mau lebih aman lagi isikan gas Anda makismal 2000 Psi. 

 6. Kosongkan. 
Pastikan senapan PCP kita disimpan dalam keadaan tak ada peluru dan tidak terkokang. Mengosongkan peluru pada saat habis berburu adalah protap yang tak boleh dilanggar. selain alasan keamanan, hal ini akan menjaga ujur laras yang berdekatan dengan tempat loading mimis agar lebih awet. Memastikan senapan tidak terkokang juga harus dilakukan. Apabila senapan terkokang dalam waktu yang lama, biasanya kemampuan per tersebut akan berkurang. Dan perlu waktu yang agak lama untuk mengembalikan kekuatan per tersebut. Hal ini berlaku khusunya pada Per pemukul buatan lokal. Seringkali terjadi karena semalaman senapan dalam kondisi terkokang, saat pagi dibawa berburu, senapan kita tak mampu mengeluarkan angin sama sekali.

Catatan:

  1. Tentang berbagai faktor yang harus dipertimbangkan pada sebuah senapan akan saya ulas pada postingan tentang  Syarat Ideal Senapan PCP.
  2. Jika memerlukan sticker untuk aksesoris perlengakapan berburu seperti sticker camo moasy oak bisa di beli di sini 
  3. Jika Anda memerlukan informasi tentang teleskop yang murah tapi cukup ideal untuk senapan PCP klik di sini 
  4. Jika ingin mempertimbangkan cara memilih mounting silahkan klik di sini
  5. Jika ingin menyetel power senapan silahkan klik disini
  6. Tentang cara merawat senapan PCP bisa klik di sini
Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini:

Kumpulan Artikel Berburu Tupai

Senapan Second sudah teruji mau dilego nih...silahkan kunjungi klik di sini

Senapan Baru Siap Hunting, hanya satu pucuk, Buruan!

KUMPULAN TULISAN TIPS BERBURU BELIBIS

Senin, 02 Desember 2013

Syarat Ideal Senapan PCP

Syarat Ideal Senapan PCP

Oleh: Bungben 

Saya perlu memposting tulisan ini. Selain untuk mengurangi memori saya dari puluhan artikel tentang Senapan yang saya baca via internet, tulisan ini juga saya harapkan dapat membantu rekan-rekan menimbang secara lebih obyektif dan rasional sebelum membeli sebuah senapan PCP.

Faktor Safety
Senapan PCP adalah sebuah senapan yang mematikan. Mematikan untuk binatang buruan dan (dapat pula) mematikan untuk penggunanya. Mengapa demikian? Karena tekanan angin yang tersimpan di dalam tabung senapan itu memiliki kekuatan hampir 100 kali tekanan sebuah ban mobil keluarga. Jika tekanan sebuah ban mobil 30 Psi, maka tekanan udara pada sebuah tabung senapan PCP bisa 10 kalinya. Antara 2500 – 3000 Psi. Dan apabila daya ledak sebuah ban mobil dapat membuat tumbang sebuah mobil seberat 1,5 Ton, lalu apa yang terjadi jika tekanan sebesar 100 kali ban mobil meledak di depan kita? Haduh amit-amitlah.

Saya perlu sampaikan tentang gambaran yang ‘mengerikan’ itu karena saya pernah berada tepat di samping tabung kompressor ban mobil bertekanan (mungkin) 300 psi atau 10 kali tekanan ban mobil. Teramat ngeri mengingat kejadian itu. Pecahan tabung itu dapat mematahkan 3 buah kaki meja sekaligus dan menmbus semen batako setebal 10 cm. Dan daya ledaknya membuat dek ruangan sebesar 3 x 6 ambruk seketika. Sedangkan suaranya dapat terdengar hingga radius 200 m2. Ampunn dah. Oleh karenanya faktor keamanan menjadi pertimbangan utama bagi kita untuk membeli senapan PCP.

Untuk menjamin keamanan kita, tabung senapan haruslah memiliki syarat kekuatan ideal. Ia harus terbuat dari bahan yang berkualitas yang tak mudah berkarat. Bahan yang biasa digunakan oleh gunsmith biasanya terbuat dari 3 jenis, yaitu tabung baja (steel), tabung aluminium (dural), serta titanium. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari segi berat, tentu saja tabung baja lebih berat dibandingkan tabung aluminium dan tabung titanium. Dari segi harga yang dural lebih mahal dibandingkan tabung baja. Dari segi ketahanan tabung aluminum lebih tahan karat (korosi) dibandingkan tabung baja. Sedangkan yang terbaik adalah tabung titanium, namun harganya bisa selangit.

Terlepas dari itu semuam saran saya gunakan tabung dural dengan ketebalan minimal 5 mm, serta tabung steel dengan ketebalan minimal 3mm. Dan apapun tabung yang anda pilih sebaiknya pastikan bahwa tabung yang digunakan adalah tabung baru, bukan tabung bekas yang direkondisi. Demi keamanan tanyakan kepada gunsmith berapa milimeter ketebalan tabung tersebut dan apakah ia tabung tak bersambung (seamless) atau tabung bersambung. Jika bersambung Anda harus ekstra hati-hati, karena kutalitas bahan las untuk penyambung rentan mengalami persoalan.

Faktor Akurasi
Bagian utama dari sebuah senapan yang terkait langsung dengan akurasi adalah laras. Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan seperti bahan laras, yaitu ulir laras dan kerapihan ulir, diameter laras, panjang laras, serta metode pembuatan laras.

Untuk bahan pembuat laras terdapat dua jenis yang biasa digunakan, dari baja serta dari tembaga. Laras yang terbuat dari baja tentu lebih berat dibandingkan laras yang terbuat dari tembaga. Dari segi daya tahan, kedua bahan ini relatif. Laras baja lebih rentan berkarat jika kita malas merawatnya. Sedangkan laras tembaga jauh lebih tahan korosi dibandingkan laras baja. Namun ulir pada laras tembaga lebih cepat aus saat bergesekan dengan mimis timah dibandingkan dengan laras dari baja.

Untuk senapan PCP, hampir semua kini menggunakan laras baja.. Sedangkan laras tembaga lebih banyak dipasangkan untuk senapan pompa. Hal ini mungkin ada pertimbangan khusus dari para gunsmith. Bisa jadi faktor daya tahan terhadap gesekan dan tekanan mimis timah yang menjadi pertimbangan utamanya.

Terkait dengan ulir laras, kita harus betul-betul teliti sebelum membeli sebuah senapan. Walaupun terdapat berbagai jenis ulir (ulir 6,8,12). Namun jenis ulir tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada akurasi untuk jarak tembak normal (20 -50 meter). Kecuali untuk tembakan long range di atas 50 meter.

Yang perlu diperhatikan adalah kerapihan dari pembuatan ulir. Ulir yang baik harus tampak mengkilat, serta tak ada cacat (walau sedikitpun). Cara melihatnya dapat dengan cara mengarahkan ujung laras ke sinar lampu lalu mengintip ujungnya. Dengan demikian kita dapat melihat apakah ulir laras tampak mengkilat atau justru terdapat cacat seperti karat misalnya.

Agar lebih obyektif para penembak biasanya akan menguji kerapihan ulir laras dengan cara memasukan mimis peluru lalu menembakannya ke kain yang tebal atau air dalam bak, lalu mengamati bekas ulir yang melekat pada peluru tersebut. Jika jarak antara bekas tekanan ulir konsisten, dan mimis tidak berubah bentuk menjadi gepeng ke samping, berarti larasnya ideal. Untuk lebih meyakinkan lagi, ujilah laras dengan menembakan beberapa puluh kali pada satu sasaran. Amati jarak jatuhnya peluru (grouping). Jika ia jatuh serampangan, berarti laras tersebut tidak baik kualitasnya. Namun apabila peluru jatuh dalam posisi yang berdekatan berarti semakin baik larasnya. Memang sangat sulit memiliki laras yang dapat menembus satu titik target secara konsisten. Kalupun ada, harganya bisa selangit.

Ada masalah juga dalam konteks pengujian laras jika kita membeli senapan di toko olah raga. Pengujian laras akan mengalami banyak kesulitan. Selain pemilik toko akan keberatan jika kita menguji kualitas laras dengan berbagai metode tersebut, toko-toko penjual senapan anginpun biasanya tidak memiliki ruangan yang cukup untuk menguji tembakan pada target. Beberapa toko di Pasar Baru Jakarta, misalnya menyediakan ruangan khusus untuk melakukan uji tembak . Namun tetap saja ada keterbatasan, karena jarak sasaran sangatlah terbatas, berkisar antara 3 – 5 meter. Pengujian akurasi untuk jarak target sependek itu tak akan memberikan jaminan atas kualitas laras.

Yang ideal dalam pengujian laras dengan cara uji tembak  dilakukan  dalam berbagai jarak tembak. Jarak 5 meter, tembakan beberapa kali dan lihat konsistensinya. Lalu jarak 10 meter, 15 meter, 20 meter, hingga longe range, 50 meter up. Laras yang berkualitas memiliki akurasi yang konsisten dalam jarak tembak yang berbeda.

Jika kita melakukan uji tembak untuk melihat kualitas laras, saran saya pastikan bahwa Anda mengujinya pada tekanan yang sama. Karena senapan PCP lokal sebagian besar memiliki kharakter yang tidak konsisten pada setiap perubahan tekanan angin.

Kharakter Power
Dari berbagai diskusi dengan Bang Qois, salah seorang  sniper yang juga seorang 'dokter senapan' di Kota Pontianak, saya menyimpulkan bahwa ada hubungan antara tekanan angin dan tingkat akurasi senapan. Semakin turun tekanan angin maka akan semakin rendah jarak tempuh peluru. Akibatnya jatuhnya peluru akan lebih rendah dari sasaran.

Masukan dari Bang Qois, hal ini bisa diatasi dengan mengenal kharakter power senapan kita. Sediakan waktu beberapa jam untuk menembak sasaran tak bergerak dari tekanan paling tinggi, 2500 psi misalnya. Hingga ke 500 Psi. Setiap senapan biasanya memiliki kharakter yang berbeda-beda. Bahkan pengrajin/ pabrikan yang sama pun tidak menjamin kesamaan kharakter power senapan buatannya.

Jika kita telah mengenali kharakter power senapan kita, kita tidak perlu lagi sibuk-sibuk menyeletel teleskop setiap perubahan tekanan. Cukup dengan mengangkat senapan beberapa mm dari target saja. Yang jadi masalah adalah ketika antara power dan jatuhnya peluru tidak dalam posisi atas bawah, tetapi ke kanan dan kekiri secara tidak konsisten.

Karena hal ini bisa jadi ada faktor lain yang mempengaruhinya. Untuk masalah yang seperti ini saya tak berani mengulasnya, karena tak punya informasi yang memadai.

Jenis peluru yang digunakan
Peluru yang digunakan ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap akurasi senapan. Ada hubungan antara berat peluru yang digunakan dengan kharakter power senapan PCP kita. Ada hubungan pula antara bentuk kepala peluru dengan kharakter power dan jarak target buruan kita. Faktor utama yang harus dipertimbangkan adalah belilah peluru yang dibuat oleh pabrik, peluru branded istilahnya. Karena biasanya pabrik-pabrik besar menerpakan quality controll yang ketat terhadap produknya. Sehingga resiko inkonsistensi dalam ukuran dan berat peluru bisa lebih minimal.

Kedua, perhatiakan berat peluru. Peluru yang paling berat yang populer beredar di pasaran aberkisar antara 7 - 10.65 gram. Peluru yang berat memiliki keunggulan dalam hal daya rusak. Namun kelemahannya adalah jarak tempuh. Namun semuanya tergantung pada kharakter power senapan PCP kita. Beberapa penembaj senio biasanya berbekalan 2 hingga 3 jenis peluru. Untuk berbagai keperluan. Beda jarak tempuh ganti peluru, beda tekanan angin ganti peluru, beda sasaran tembak ganti peluru.Untuk mempelajari lebih jauh tentang mimis senapan silahkan kunjungi http://pancanaka-airgun.blogspot.com

Agar bisa menekan biaya. Ada baiknya mencoba berbagai jenis peluru dengan membeli secara ketengan. Atau jika ingin lebih efisien dapat meminta beberapa jenis peluru dari rekan-rekan kita. Jika sudah mantap dengan pelurunya, baru beli dalam bentuk kalengan.


Dimensi  dan berat senapan
Bentuk atau dimensi senapan ditentukan oleh panjang dan ukuran laras, panjang dan ukuran tabung, serta model dan bahan popor senapan. Semua dimensi tersebut berhubungan erat dengan berat senapan kita. Hal ini sangat terkait dengan kenyamanan, keamanan dan rasa percaya diri saat kita turun berburu. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah postur tubuh, dan kenyamanan anda dalam memegang senapan. Masalah berat senapan sangatlah relatif. Bagi saya yang berpostur tinggi kurus akan terasa kewalahan menenteng senapan dengan berat lebih dari 4 Kg. Namun akan tidak bermasalah jika menenteng senapan dengan panjang laras hingga 65 cm. Namun bagi mereka yang berpostur tubuh rendah 150 cm misalnya tentu akan kewalahan menggendong senapan dengan laras 65 cm. Oleh karena itu postur dan kemampuan kita mengangkat beban berat senapan perlu dijadikan pertimbangan utama.

Dimensi dan berat senapan juga memiliki hubungan erat dengan gaya menembak kita. Ada penembak yang lebih senang menembak dengan style standing, ada juga yang tidak bisa menembak berdiri dan selalu mencari sandaran ketika mengunci sasaran. Bahkan ada pula yang memerlukan bipod atau monopod untuk membantu mereka dalam mengunci sasaran. Jika kita tipe penembak standing shoot, faktor berat senapan memiliki pengaruh yang besar. Makin berat makin besar resiko terjadinya shake saat mengunci sasaran. Namun, terlalu ringan juga akan dapat mengganggu kemantapan dalam proses pembidikan sasaran.

Faktor lain adalah faktor kemantapan. Beberapa penembak lebih nyaman memegang senapan dengan popor jenis klasik, namun ada pula yang lebih comfort dengan popor jenis thumbhole. Ada pula yang lebih nyaman menggunakan senapan dengan popor jenis bullpup yang lagi ngetrend belakangan ini. Agar tidak kecele, cobalah berbagai jenis popor milik teman kita atau senapan yang dipajang di toko-toko penjual senapan. Rasakan beratnya rasakan kemantapannya saat membidik sasaran dan  rasakan apakah anda merasa comfort memegang senapan tersebut.
Faktor terakhir adalah faktor model senapan. Beda model senapan beda dimensi dan berat. Laras 65 cm misalnya akan tampak pendek jika dipasangkan pada popor model bullpup dan akan menjadi lebih panjang jika dipasang pada popor jenis mouser atau klasik. Mencoba sebanyak mungkin model popor senapan sebelum membeli adalah  sebuah langkah yang bijaksana. Penambahan aksesoris dapat dilakukan demi keindahan dan kemantaban saat berburu, misalnya dengan menggunakan aksesoris sticker moasy oak yang bisa dilihat di sini 


Tips Mempersiapkan Senapan PCP Baru

Beberapa orang merasa kecewa dengan senapan pcp lokal yang baru dibeli. Permasalahannya tak jauh dari persoalan akurasi dan stabilitas power. 

Pak Rudy yang tinggal di Bali misalnya bercerita kepada saya via handphone tentang persoalan akurasi senapan PCP barunya. Ia mengeluhkan bahwa senapan yang baru dibelinya tak bisa nitik walaupun telah menyetting teleskop berkali-kali. Bahkan ia rela mengeluarkan dana yang besar untuk membeli laras import saking kehabisan akal menyelesaian persoalan tak kunjung akuratnya senapan yang ia beli. Bagaimana cara mempersiapkan senapan PCP baru kita?  Lanjutkan membaca


BEBERAPA ARTIKEL SAYA TERKAIT DENGAN POSTINGAN INI
1. Setelan Per, power dan akurasi senapan
2. Power dan akurasi senapan PCP
3. Pilah pilih Teleskop Senapan PCP
4. Memilih Mounting Teleskop
5. Uji coba teleskop marcool
6. Setting teleskop saat Berburu
7. Mempersiapkan Senapan PCP
8. Akurasi Senapan PCP
9. Membersihkan Laras Senapan
10. Zooming Teleskop dan akurasi senapan
Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini:

Kumpulan Artikel Berburu Tupai

Senapan Second sudah teruji mau dilego nih...silahkan kunjungi klik di sini


Senapan Baru Siap Hunting, 
hanya satu pucuk, Buruan!


AHLI MODIFIKASI SENAPAN PCP
Tok Qois 0812 5715 411
BanRipin:  0896 9016 5568

Biaya Investasi Senapan PCP Lokal

Oleh: Bungben

Pengetahuan dasar tentang senapan angin diperlukan sebelum kita berinvestasi untuk memiliki sebuah senapan angin jenis PCP.  Mengeluarkan biaya pembelian tanpa pertimbangan rasional akan mengakibatkan lebih besarnya biaya dibandingkan harapan kita terhadap hasil dari kegiatan berburu.

Hal ini sering terjadi pada pendatang baru dalam bidang airrifle hunting. Walaupun sudah mengeluarkan biaya yang tidak kecil, namun senapan yang kita miliki tak dapat diandalkan untuk menghasilkan target buruan yang memuaskan.

senapan PCP airarm buatan Chonta, Galumpit Jawa Barat
Buatannya halus dan berkualitas

Saya pernah mengalami situasi tersebut  pada saat mulai menyenangi kegiatan ini. Karena pengetahuan yang minim tentang senapan, biaya yang harus saya keluarkan menjadi tidak efesien. Bayangkan selama tak lebih dari satu tahun sudah 4 senapan yang saya beli. Rata-rata senapan tersebut baru dibawa turun berburu 2 kali. Setelah itu senapan yang telah dibeli mahal-mahal itu dianggurkan begitu saja.

Kalau dihitung-hitung uang yang dikeluarkan untuk membeli keempat senapan tersebut sudah lebih dari 6 juta rupiah. Tidak termasuk berbagai aksesoris kecil yang dibeli secara perlahan-lahan, seperti teleskop, tas senapan, mimis, senter, rompi, dsb.

Gonta-ganti senapan dan belanja aksesoris secara emosional akhirnya dapat saya kendalikan setelah memupuk pengetahuan tentang senapan selama beberapa bulan.

Setelah berpengatahuan cukup tentang dasar-dasar senapan PCP  barulah saya memutuskan untuk membeli senapan. Dan alhamdulillah, walaupun tidak sehebat para penembak senior, namun saya cukup puas dengan senapan terkhir saya. Senapan terakhir saya adalah Senapan PCP jenis Airarm besutan “Chonta”  yang saya beli pertengahan tahun 2013 dari Bang Baim, pemilik toko senapan angin “Stabil” di Jalan Nurali Pontianak.


Melalui tulisan ini saya berharap pengalaman buruk itu tidak melanda para pendatang baru dalam bidang air rifle hunting. Lalu apa yang mesti dipertimbangkan untuk memilih senapan PCP?

Oya sebelum saya ulas dengan pengetahuan cetek saya tentang senapan, perlu saya sampaikan bahwa tips ini hanya diperuntukan bagi mereka yang berniat untuk membeli senapan PCP, wabil khusus senapan PCP lokal. Kalau senapan PCP import saya tak punya pengetahuan.

Lanjut...

Menurut saya, sebelum kita memutuskan untuk berinvestasi pada sepucuk senapan PCP, akan lebih bijak jika kita membatasi budget terlebih dahulu. Tanpa batasan budget, kita akan terjebak pada  pengeluaran yang emosional.

Untuk memiliki sebuah senapan PCP lokal dengan kualitas yang moderat, kita harus menyediakan dana investasi antara 3 – 7 juta rupiah. Moderat itu berarti senapan PCP tersebut telah dapat dipergunakan untuk melumpuhkan target buruan dan telah memenuhi persyaratan utama tentang keamanan pengguna.

Dengan budget sekitar Rp 3 juta, kita sudah dapat menenteng senapan PCP jenis Mouser atau Ruger popor klasik, dengan tabung dural  OD 32mm dan laras OD 12 mm dan panjang laras antara 50 -65 cm.

Jika dibeli secara langsung kepada pengrajin (gun smith), dengan budget 3 juta rupiah kita sudah dapat membeli berbagai aksesoris seperti tas senapan (harga berkisar Rp 100 – 250rb), tali sandang  (Rp 50 – 100), peredam (antara Rp 50 – 250rb), mounting berkualitas, merk marcool misalnya (antara Rp 100 – 150), serta satu kaleng mimis branded, bukan mimis kiloan (antara Rp 90 – 200rb). Sedangkan untuk teleskop sepertinya kita harus menambah sedikit budget.

Apabila budget kita cekak, kita bisa membeli teleskop buatan China yang bisa dibeli via online atau di toko-toko olahraga. Harganya berkisar antara RP 250 – 900rb. Kalau beli yang berkualitas kita harus menyediakan budget di atas itu. Bushnell satelite yang sakti mandraguna misalnya, dijual bervariasi antara Rp 2,7 – 3,5 juta. 

Variasi tersebut terjadi karena negara pembuatanya, ada bushnell keluaran pabrik korea, Philipina, dan terkahir saya dengan China juga sudah membuatnya. Tak jelas apakah itu teleskop asli atau KW. Tapi menurut informasi dari rekan-rekan penembak senior di Kota Pontianak, teleskop dengan range harga segitu biasanya buatan china. Silahkan lihat harga telescop melalui situs pyramidair.com di : http://www.pyramydair.com/a/Accessories/Scopes/92

Pertanyaannya, mengapa budget yang saya sampaikan menggunakan range harga. Inilah kelebihan dari para pengrajin senapan PCP lokal. Masing-masing pengrajin dapat membeli atau membuat sparepart dengan beragam kualitas. Beda kualitas beda pula harganya. Beberapa pengrajin bahkan telah memadukan sparepart lokal dengan sparepart import. Untuk laras misalnya, ada beberapa pengrajin yang menawarkan laras super buatan pabrik Lotharwealther yang sebatangnya bisa seharga satu buah senapan PCP (antara 2 – 4 juta  tergantung jenis ulir, diameter laras, serta panjangnya).

Berikut contoh biaya pesanan senapan saya kepada Bang Baim pemilik air rifle shop yang memilik chanel kuat dengan para pengrajin senapan di Jawa Barat, Jakarta dan Surabaya.
Spesifikasi Senapan pesanan:

PCP Air Arms dengan chamber bermagazine berikut dengan magazin isi 9 peluru sebanyak dua buah dan tatakan untuk single shoot, panjang laras 55 cm outer Diameter (OD) 14 mm bahan baja ulir 12, popor jenis model thumbhole. Gunsmith: Chonta.


Matriks diatas adalah sebuah perhitungan untuk senapan PCP lokal dengan kualitas standar.
Jika kita menganalisis contoh pengeluaran investasi saya tersebut, ada beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil. Pertama, harga senapan yang dipajang di toko maupun di berbagai website toko online adalah harga riil senapan, belum termasuk modifikasi dan aneka aksesoris. Untuk memiliki sebuah senapan siap pakai, kita harus menambah budget lagi sekitar 30% dari harga sepucuk senapan. Kan tak mungkin kita pake langsung senapan PCP tersebut tanpa teleskop/ visir, tanpa peredam lalu menentengnya kesana kemari tanpa pembungkus. Emangnya lagi perang?! hehee.
Jika Anda berencana untuk membeli senapan pcp, Safety adalah harga mati! Baca artikel ini. atau kontak langsung dengan: 

MBAH IPIN: 0812 571 34 188


Catatan:

  1. Tentang berbagai faktor yang harus dipertimbangkan pada sebuah senapan akan saya ulas pada postingan tentang  Syarat Ideal Senapan PCP.
  2. Jika memerlukan sticker untuk aksesoris perlengakapan berburu seperti sticker camo moasy oak bisa di beli di sini 
  3. Jika Anda memerlukan informasi tentang teleskop yang murah tapi cukup ideal untuk senapan PCP klik di sini 
  4. Jika ingin mempertimbangkan cara memilih mounting silahkan klik di sini
  5. Jika ingin menyetel power senapan silahkan klik disini
  6. Tentang cara merawat senapan PCP bisa klik di sini


Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini

Kumpulan Artikel Berburu Tupai

Senapan Second sudah teruji mau dilego nih...silahkan kunjungi klik di sini

Senapan Baru Siap Hunting, hanya satu pucuk, Buruan!