Minggu, 19 Oktober 2014

Laras LW Asli

Laras adalah unsur terpenting yang sangat menentukan akurasi senapan. Sehebat apapun power senapan, tanpa ditopang dengan laras yang hebat sulit untuk mendapatkan senapan yang akurat.

Untuk masalah laras, LARAS LOTHAR WALTHER  atau yang biasa di sebut dengan nama laras lw adalah laras yang memiliki reputasi tertinggi untuk urusan akurasi. Laras ini biasa dipasang pada senapan-senapan impor dan senapan-senapan untuk atlet airrifle kelas dunia Jenis logam yang berkualitas, dan teknologi pembuatan laras yang canggih menjadi jaminan akurasi dan daya tahan laras buatan jerman ini. Sayangnya saat ini banyak beredar laras lw palsu.

Nah ini saya rekomendasikan laras LW asli yang dipasok oleh Reddot Pontianak oleh Mbah Ipin. Ada dua jenis yang beliau tawarkan. Ada yang beralur classic ada pula yang beralur polygon. Berikut spek lengkapnya:
1. Laras LW Classic alur 12, choke, dengan panjang laras 60,5. Tersedia OD16 dan OD 14.
2. Laras LW Polygon alur 6 choke, panjang laras 60,5 cm.  Tersedia OD 14.

Untuk masalah harga nego aja langsung. Yang jelas tidak.lebih mahal daripada lapak lainnya dan jaminan keaslian.

Yang berminat dengan laras LW asli ini dapat langsung menghubungi mbah Ipin di nomor  +62 812-5713-4188. Bisa juga vall via wa dinomor yang sama. 
Monggo silahkan dihubungi.

Saya pribadi baru saja mengganti laras senapan Borneo E60 saya dengan laras LW beberapa waktu yang lalu. Hasilnya memang mimis yang keluar lebih stabil. Saya mencoba menembak pada jarak 30an meter di tengah kebun kelapa dengan tiupan angin yang lamban. Hasilnya, shoot 6 peluru, 4 peluru berhasil masuk dalam satu lubang, sedang 2 mimis lari tak lebih dari satu ruas jari kelingking. Mimis yang digunakan jsb exact. Saya juga berhasil menjatuhkan 2 ekor hama tupai dengan tembakan headshoot pada jarak 25an meter. Laras LW memang jaminan akurasi.

Jumat, 03 Oktober 2014

Monopod Senapan Makin di Minati

Monopod senapan angin atau biasa yang juga disebut shooting stick produksi Jb-adventure ternyata semakin diminati oleh penghobi senapan angin dan air rifle hunting dari seluruh Nusantara. Hari ini saja kami harus merakit 2 buah monopod pesanan bang Faisal di Kaltim dan Bang Mayor Laut Nandang Farlegi di Kupang.
Monopod JB Adventure memang lebih murah dibandingkan monopod yang saat ini beredar di pasaran. Harganya hanya Rp 220.000. Harga monopod yang ada dipasaran dipatok dengan harga Rp 260-450 ribu.
Walaupun jauh lebih murah, monopod JB Adventure memiliki banyak keunggulan diantaranya bodi yang lebih pendek saat dalam kondisi normal, yaitu hanya sepanjang 43 cm saja. Dengan bodi sependek itu, monopod JB Adventure lebih taktis untuk dibawa blusukan hunting dispot-spot berburu. Selain bodi yang lebih pendek, monopod JB Adventure juga lebih kokoh. Hal ini karena sistem pengunci yang dipasang diantara sambungan stick yang sangat kuat sehingga dapat mencegah stick melorot ketika ditindih senapan angin. Dan terakhir, monopod JB adventure lebih ringan namun kokoh serta kuat.

Nah, yang menarik monopod ini adalah hasil kreasi temen-temen hunter di Kota Pontianak. Walaupun produksi lokalan, menurut Pak Cip, anggota perbakin Surabaya yang juga pengguna monopod Jb Adventure, kualitas monopodnya setara dengan monopod impor. Silahkan liat penampakannya.

KABAR GEMBIRA...KINI KITA SUDAH BISA PRODUKSI LAGI MONOPOD SENAPAN ANGIN. HARGA TETAP...KUALITAS LEBIH ASSSOY

 KLIK DISINI UNTUK LIHAT SPESIFIKASI


Selasa, 23 September 2014

Trail Hunters

Menarik juga melihat penampilan seorang penunggang motor trail yang berpakaian camo sambil membopong senapan angin di punggungnya. Tampak sangar dan garang. Dan bertambah sangar ketika raungan motor trail mengaum sepanjang jalan.
Beberapa bulan belakangan ini memang muncul olah raga baru yang semakin digemari anak-anak muda di kota pontianak. Mereka menyebutnya extreme trail.  Ada pula yang menyebutnya trail adventure. Para penggemar olah raga ini biasanya menyusuri track off road yang extreme. Bisa tanah bergelombang, parit kecil, gundukan tanah berbatu, dsb. Mereka menyusuri track secara berkelompok.
Bisa belasan bahkan puluhan orang dalam satu kelompok. Olah raga ini belum pernah diperlombakan. Sepertinya memang bagian dari penyaluran hobby yang memproduksi hormon adrenalin saja.
Nah di Reddot Bikers Hunter ada 3 orang penggemar extreme trail, bang salim, bang andre, dan vito. Minggu pagi kemarin mereka turun berburu dengan mengendarai motor trailnya. Ada dua orang penghoby extreme trail yang turut serta berburu pagi itu. Hanya saya tak tau namanya.
Minggu pagi itu tak banyak hewan buruan yang kami lumpuhkan. Hanya 14 ekor tupai kelapa yang jatuh oleh 8 orang penembak.
Spot menembak ada didaerah Sungai Kupah.
Tepatnya di areal kawan pemukiman milik keluarga besar
Bang salim. Sebenarnya cukup banyak hama tupai didaerah ini. Namun, karena merupakan spot baru sebagian penembak masih gagap dalam menyusuri areal perkebunan yang rindang.
Walaupun tak banyak hama tupai yang berhasil dijatuhkan, kebersamaan dan keakraban menjadi hal yang paling penting. Untuk itu Bang Salim pun menjamu kami dengan hidang kuliner istimewa. Semangkuk besar cumi, udang dan ikan asam pedas telah tersaji sesaat kami pulang dari spot berburu. sungguh maknyus.

Keren tracknya keren juga menunya...makaseh we salim..

Minggu, 24 Agustus 2014

Kelemahan senapan bullpup

Senapan pcp dengan type bullpup sedang trendy dikalangan bediler di tanah air. Bentuknya modern, nampak lebih taktis, enak dijinjing dan terkesan lebih mudah dibawa hunting mbulusukan di dalam rerimbunan pohon/ semak.
Saya pernah sangat ingin memiliki senapan pcp bullpup seperti itu. Namun, setelah mencobanya keinginan saya pupus. Ternyata saat digunakan senapan bullpup tak semenarik penampilannya. Mungkin pendapat saya sangat subyektif karena telah terbiasa menggunakan senapan berpopor klasik. Namun beberapa temen setuju dengan pendapat subyektif saya itu.
Pertama senapan bullpup kurang nyaman saat membidik.penyebabnya karena senapan bullpup tak punya dudukan pipi. Ada beberapa type bullpup yang telah memodif popornya sehingga memiliki dudukan pipi di chamber dengan menempelkan kayu.tapi tetap saja tak memberikan rasa nyaman. Belakangan ada bullpup yang telah dilengkapi setelan pipi dinamis dibelakang popor. Tapi saya belum pernah mencobanya.
Kedua senapan jenis bullpup memiliki triger yang kurang nyaman saat ditekan. Hal ini bisa jadi karena mekanisme triger bullpup beda dengan senapan tipe klasik. Bagian dalam triger senapan bullpup biasanya ditambahi semacam kawat yang berfungsi untuk menarik pelatuk di bagian belakang senapan. Namun, beberapa senapan bullpup lokal telah memiliki teknologi yang memungkinkan tarikan triger lebih lembut mendekati lembut nya triger senapan klasik.
Disamping ketidaknyamanan, senapan bullpup juga menberikan kenyamanan yang lebih unggul dibanding senapan tipe klasik. Senapan bullpup lebih nyaman digunakan saat menembak dengn tekhnik standing. Senapan bullpup lebih mudah dibawa dan lebih unggul saat dibawa pergi berburu serta unggul dalam bebera kasus untuk menembak jarak pendek dan menengah.


Minggu, 17 Agustus 2014

Setting telescope saat berburu

Bebera teman banyak yang membuang peluru dan gas untuk setting teleskop atau melakukan zeroing sesaat sebelum masuk ke areal berburu. Tak mengapa jika hanya sekedar untuk membuat kita PD dengan posisi zero teleskop kita.
Namun terkadang kebiasaan setting tele hingga zero dilapangan saat akan berburu bukan tidak memunculkan persoalan seperti  boros gas dan hilangnya moment berburu. Lalu apa yang mesti dilakukan?
Cara yang biasa dilakukan oleh para hunter di pontianak adalah dengan menerapkan taktik tembak bangsi. Tembak bangsi adalah menembakan satu peluru sesaat sebelum masuk ke areal berburu, mengingat posisi jatuhnya peluru antara cross hair dan target. Praksisnya kita menembak sebuah titik di pelepah pisang atau daun. Jika jatuhnya peluru di bawah crosshair pada kuadran I, maka saat kita menembak target pada sebuah titik bunuh /killing point, angkat senapan kita lalu geser kekananan sehingga killing point tidak berada di tengah tengah crosshair tapi berada pada titik tele di posisi yang sesuai dengan jatuhnya peluru pada saat menembak pertama tadi. Jadi tidak perlu memutar skrup setelan tele.
Dengan demikian kita akan menghemat gas dan menghemat waktu. Namun sebelum mempraktekan tips ini, pastikan dulu laras senapan anda dalam kondisi baik sehingga jatuhnya peluru konsisten. Dan kita memahami perubahan jatuhnya peluru seiring dengan penurunan tekanan gas.
Selamat mencoba!

Sabtu, 02 Agustus 2014

Shooting Stick

Shooting Stick atau monopod untuk menyangga senapan saat membidik ternya banyak juga yang memerlukan. Sayangnya harganya mahal. Namun, dengan sedikit kreativitas kami telah mampu membuat shooting stick dengan harga yang lebih murah. Walau lebih murah shooting stick ini lebih kuat karena menggunakan alumuminium yang lebih tebal. Shooting stick kami juga lebih taktis sehingga lebih mudah dibawa saat berburu. Panjang normalnya hny 43 cm dan dapat ditarik hingga 120 cm. Shooting stick yang ada dipasaran terlalu panjang antara 83-185 cm sehingga kurang taktis saat dibawa berburu.
Sejak dipajang di blog ini, kami telah mengirim shooting shoot seharga hanya Rp 220rb ini ke para bediler dari berbagai daerah, seperti bogor, jakarta, ntt, jambi, surabaya,dsb.
Nah ini foto pak cip, anggota perbakin surabaya yang menggunakan monopod buatan jb adventure. Menurut kolektor senapan impor dan senjata api ini, monopod besutan kami kualitasnya setara dengan shooting stick import. Wah makasih deh apresiasinya Pak Cip.
Silahkan kontak hp sy 085245186277 yah kalau perlu shooting sticknya.



KABAR GEMBIRA...KINI KITA SUDAH BISA PRODUKSI LAGI MONOPOD SENAPAN ANGIN. HARGA TETAP...KUALITAS LEBIH ASSSOY

 KLIK DISINI UNTUK LIHAT SPESIFIKASI

Rabu, 25 Juni 2014

Toko Senapan Angin di Pontianak

Jika anda ingin membeli senapan angin gas atau senapan pcp di pontianak saya sarankan untuk datang ke Reddot, jl. Hm soewignyo samping bengkel united oil. Toko senapan ini memiliki koleksi senapan gas atau senapan pcp yang berasal dari pengrajin ternama di jakarta dan bandung, seperti senapan besutan mbah bejo atau besutan abel.
Anda memang bisa membeli secara online, namun membeli online beresiko tinggi terhadap penipuan, kerusakan saat pengiriman, ketidaksesuaian antara foto dengan bentuk asli, serta sulitnya pelayanan after sales seperti setting power, setting akurasi dan penggntian onderdil.
Harga senapan di Reddot tak beda jauh dengan harga senapan di toko2 online. Dan yang tak tergantikan adalah layanan after salesnya yang prima. Jadi tak perlu khawatir senapan anda bermasalah. Karena tok qois, salah satu owner Reddot adalah ahli otak atik senapan gas yang mumpuni dan terbaik dikalbar. Bahkan parat pecinta air rifle dari luar kalbar sering berkonsultasi dengan tok qois.

Berhubung banyak yang tanya ini saya kasihkan nomor kontak Tok Qois sama Bang Ripin yak. Yang anonim itu adalah bang ripin.
Tok Qois 0812 5715 411
BanRipin:  0896 9016 5568

Minggu, 01 Juni 2014

Membersihkan laras senapan

Ternyata membersihkan laras senapan tak boleh menggunakan minyak. Sisa minyak yang menempel pada laras akan mempengaruhi akurasi senapan kita. Jatuhnya peluru jadi acak, gropingnya jadi kacau. Mungkin karena laras menjadi terlalu licin sehingga ulir laras yang berfungsi menjaga akurasi menjadi kurang kuat mencengkeram mimis. Akhirnya akurasi laras jadi kacau. Begitu pengalaman saya.
Lalu bagaimana membersihkannya?
Cukup bersihkan dengan kain halus yang diikat tali, tarik dari pangkal menuju ujung laras secara perlahan.lakukan 2 sampai tiga kali.nah bagian luar laras baru boleh dibersihkan menggunakan minyak pelumas untuk menghindari karat.

Sabtu, 31 Mei 2014

Senapan PCP Hunting Siap Turun

Senapan PCP FR E60

Bagi penggemar hunting, ini ada senapan pcp yang sangat berkualitas. Senapan PCP FR E60 besutan Mbah Bedjo. Senapan ini koleksi saya. Tapi jarang saya gunakan. Tak ada kendala sama sekali. Isi gas langsung bisa turun.

Spesifikasi
Laras LW, tabung bocap 500 cc, dijual bersama magazine, telescope vortex yang jernih tujuh keliling, peredam, selempang dan sarung.


Berapa harganya?
Harganya murah aja... Rp 6,5 juta, nego tipis. Dulu beli senapan dan membangunnya (modif, setting dan aksesoris) habis 7,5 jutaan larasnya masih standar. Dengan laras, habis 10 jutaan. Larasnya laras LW. Dijamin nitik.

Kontak WA saya:
085245186277

Mempersiapkan Senapan PCP


Beberapa orang merasa kecewa dengan senapan pcp lokal yang baru dibeli. Permasalahannya tak jauh dari persoalan akurasi dan stabilitas power. 

Pak Rudy yang tinggal di Bali misalnya bercerita kepada saya via handphone tentang persoalan akurasi senapan PCP barunya. Ia mengeluhkan bahwa senapan yang baru dibelinya tak bisa nitik walaupun telah menyetting teleskop berkali-kali. Bahkan ia rela mengeluarkan dana yang besar untuk membeli laras import saking kehabisan akal menyelesaian persoalan tak kunjung akuratnya senapan yang ia beli. 

Hal yang sama dialami juga oleh salah seorang rekan saya di Reddot Bukers Hunter saat pertama kali memiliki senapan PCP lokal. Ratusan mimis telah ia muntahkan dari laras senapan barunya, tapi tetap saja senapan baru itu tak kunjjng bisa nitik.

Hal yang sama juga saya alami saat pertama kali memiliki senapan PCP. Saking kesalnya karena senapan tak kunjung akurat, senapan yang baru saya beli beberapa bulan pada saat itu, saya lego dengan harga yang murah.

Syukurnya saya bertemu dengan rekan-rekan penghobby senapan angin yang berkenan membagi ilmunya kepada saya. Sebut saja Tok Qois dan Bang Ripin pemilik dan pemilik toko senapan di Pontianak yang juga penghobby air refle hunting, serta beberapa rekan lain seperti Bang Agus yang anggota kepolisian dan Bang Amir master of belibis hunting . Dari merekalah akhirnya saya menjadi paham bahwa sebuah senapan PCP lokal yang masih baru tak bisa begitu saja dibawa turun berburu tanpa persiapan yang baik dan benar. 

Diperlukan proses yang cukup panjang untuk membuat senapan yang baru kita miliki itu menjadi senapan yang memiliki akurasi yang baik serta power yang memadai untuk hewan buruan.


Nah, jika Anda mengalami masalah yang sama dengan apa yang sering dihadapi oleh pengguna senapan pcp lokal, sebaiknya jangan buru-buru mengatakan bahwa senapan PCP yang Anda beli adalah senapan abal-abal. Karena tak mampu merobohkan satupun hewan buruan. Padahal sebenarnya bisa jadi persoalan utamanya bukan karena senapan itu tak berkualitas tapi karena kita tidak mengetahui cara menyiapkan sebuah senapan PCP hingga benar-benar siap dibawa berburu. Lalu bagaimana caranya menyiapkan senapan PCP kita agar senapan benar-benar siap hntuk dinawa turun berburu?

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan ketika kita mempersiapkan sebuah senapan baru untuk tujuan hunting, yaitu laras, power, mimis dan teleskop. Namun sebelum mempersiapkan sebuah senapan PCP, kita harus bisa memastikan dulu bahwa laras dan teleskop dalam keadaa baik, tidak cacat dan tidak rusak.


Oleh karena itu sebelum membeli senapan, pastikanlah senapan yang dibeli memiliki laras yang baik dan dibuat dengan bahan-bahan yang berkualitas. Jika memungkinkan lakukanlah tes tembak beberapa kali untuk memastikan arah tembak senapan kita konsisten. Periksa pula apakah bagian dalam laras memiliki ulir yang bebas dari cacat atau karat. Caranya dengan mengintip lubang laras. 

Untuk memeriksa laras lewat tekhnik mengintip dapat mengikuti tips dari Bang Ripin yang menyarankan agar mengintip laras dari pangkal laras, bukan dari ujung. "Tembakan satu peluru dulu, lalu lihat  isi dalam laras dari pangkalnyanya. Jika masih mengkilat dan memiliki alur yang bersih tanpa cacat, maka besar kemungkinan laras senapan kita dalam keadaan baik", begitu kata bang Ripin. 

Besar kemungkinan? Berarti ada kemungkinan laras dalam keadaan tak baik walaupun secara fisik tampak baik?  

Iya masih ada kemungkinan karena kita hanya mengandalkan mata telanjang saat mengamati dan meneliti laras, oleh karena itu walaupun sebuah laras secara fisik tampak bagus, ia harus diuji tembak terlebih dahulu. Oleh karena itu saya selalu menyarankan untuk tidak membeli senapan PCP di toko olahraga yang tidak memperbolehkan calon pembeli melakukan tes tembak di tokonya, atau membeli secara online dari pemilik toko senapan yang tak kredible dan tau mau atau tak bisa menyebutkan pengrajin yang membuat senapan tersebut. 

Jika sudah yakin laras dalam keadaan baik, langkah selanjutnya adalah membeli teleskop. Tak perlu yang terlalu mahal, yang medium saja. Tips memilih teleskop adalah dengan memperhatikan kekokohan, kejernihan, dan rekomendasi dari orang yang pernah menggunakan teleskop dengan merk tertentu. Jangan lupa pula untuk membeli mounting baru. Jangan gunakan mounting bawaan tele yang biasanya hanya memiliki satu baut pencengkram. Naut ini kurang baik. 

Belilah mounting yang punya setidaknya 2 baut dan memiliki sekrup vertikal agar lebih kokoh dalam mencengkram chamber/box senapan. Ingat sedikit saja teleskop Anda bergeser, katakanlah 0,25 mm, itu berarti akan ada penyimpangan peluru yang semakin lebar pada target yang semakin jauh.


Langkah selanjutnya adalah memasang teleskop pada senapan. Pastikan teleskop dipasang denagan posisi yang sejajar dengan laras senapan pada  laras senapan, jika tak takin gynakan waterpass. Atur juga jarak teleskop dengan mata kita. Atur jaraknya agar saat kita membidik tak perlu lagi kita mengatur pandangan mata. "Begitu intip pastikan kita langsung bisa mendapatkan pandangan yang jernih dan jelas", begitu kata Bang Agus rekan hunting kami.

Langkah selanjutnya siapkan beberapa jenis mimis dengan berat yang berbeda. Untuk masalah mimis, silahkan baca artikel saya tentang tips memilih mimis untuk senapan pcp. Nah jika mimis sudah siap, isikan gas pada senapan Anda pada tekanan maksimal 2000. Jangan mengisi senapan yang baru dibeli dengan tekanan 2500 apalagi 3000. Kita belum tahu kekuatan tabung dari senapan baru kita. Nah kokanglah senapan tanpa mengisi peluru lalu tembakan ke udara. Settinglah per hammer Anda hingga sekali tembakan minimal 40 psi maksimal 60 psi sekali pelepasan angin. Caranya dengan melihat sisa tekanan pada manometer.
salah satu jenis kertas target untuk setting akurasi
bulatannya berujuran 2 cm dan ada titik di tengahnya

Nah ini adalah hasil tes akurasi  senapan saya
pada jarak 15 M yang disetting oleh Tok Qois
beberapa waktu yang lalu

Setelah itu buatlah target pada jarak 10 meter. Zeroing teleskop Anda pada jarak 10 meter itu. Setelah zero, cobalah menembakan satu titik target sebanyak 5 kali untuk setiap jenis mimis. Lalu tandai mimis yang memiliki kerapatan paling baik. Lalu atur jarak target 20 meter, lakukan lagi uji tembak dengan 2-4 jenis mimis yang berbeda. Saat melakukan uji tembak pastikan tekanan gas Anda antara 1200-2000. Jika kurang dari itu, isi kembali. Nah, setelah melakukan tembak target perhatikan apakah jatuhnya peluru menyimpang dari tiik crosshair.jika masih menyimpang, zeroing teleskop Anda dengan memutar pengaturan atas-bawah dan kanan-kiri. Setelah itu cobalah untuk menembak target dengan menggunakan beberapa jenis mimis. Supaya tidak capek gunakan kertas target khusus yang memiliki titik target yang terpisah. Nanti saya upload contoh kertas targetnya. Tembaklah satu titik target sebanyak 5 kali dengan jenis mimis yang berbeda. Lihat hasil groupingnya, tandai mimis yang paling rapat groupingnya. Setelah itu test lagi senapan Anda pada jarak tembak yang lebih jauh antara 30-40 meter dengan cara tang sama.

Nah tiba saatnya melakukan evaluasi. Lakukanlah analisis mimis mana yang paling rapat gropingnya. Lalu evaluasi pula apakah perbedaan jarak target berpengaruh pada settingan zero pada senapan Anda dan berpengaruh pula pada jenis mimis yang digunakan.
Saat melakukan pengujian kita bisa mengujinya dengan memasang peredam, tapi pastikan dulu bahwa peredam yang kita pasang berkualitas baik dan dapat dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bakalan tersentuh mimis saat peluru ditembakan. Sedikit saja mimis tersentuh peredam maka jangan harap senapan Anda akurat.

Setelah yakin dengan pilihan mimis. Tiba saatnya menganalisis konsistensi akurasi senaoan Anda dengan mjmis pilihan dan dengan berbagai jarak tembak. Tanpa merubah zeroing terakhir tembaklah tititik target 4-5 kali pada jarak 35 meter. Laku lakukan tembakan pada jarak 25 meter dengan jumlah shoot yang sama dan terakhir pada jarak 15 meter. Evaluasilah jatuhnya mimis dari titik target, apakah perbedaan jarak berpengaruh pada besarnya groping. Lalau apakah perbedaan jarak membuat perbedaan tinggi rendah jatuhnya mimis.

Nah dengan cara yang sistematik itu, mudah-mudahakan kita memiliki hasil oenilaian yang obyektif terhadap senapan kita. Kalaupun ada masalah, maka setidaknya kita mampu menjelaskan apa saja masalah senapan kita sehingga busa mencari solusinya dengan berkonsultasi atau mencari referensi dari berbagai sumber. Kitapun akan semakin memahami kharakter senapan kita. Sahabat terdekat seorang hunter adalah senapannya.oleh karena itu anda harus mengenal betul siapa sahabat Anda. Begitu tips menyetting akurasi senapan kali ini. Salam buat Pak Rudy di Bali yang telah mendorong saya membuat tulisan ini.

Baca juga:http://jb-adventure.blogspot.co.id/2014/10/laras-lw-asli.html?m=1

Sabtu, 24 Mei 2014

Akurasi senapan pcp

Ada berapa pengertian seputar akurasi senapan pcp lokal. Hal ini perlu kita bahas karena ada beberapa pengunjung blog yang bertanya tentang persoalan tersebut kepada saya via sms.

Daya jangkau VS akurasi

Daya jangkau senapan pcp tidak identik dengan akurasi. Sebuah senapan pcp yang disetting dengan setelan per hammer yang keras akan membuat daya jangkau peluru semakin jauh. Akan tetapi daya jangkau tersebut tidak identik dengan keakuratan jatuhnya peluru pada titik sasaran yang dikehendaki. Lalu berapa daya jangkau senapan pcp lokal? Menurut prediksi saya dengan setelan keluaran hingga 50psi sekali tembakan, mimis dapat menjangkau hingga jarak 80 meter. Berarti dengan keluaran sekitar 70-100 psi sekali tembakan, tidak mustahil mimis dapat sampai hingga jarak 100-150 meter.
Tapi apakah pada jarak yang demikian jauh itu mimis peluru dapat konsisten pada titik yang sama? Sepertinya mustahil. Kalau pertanyaannya apakah pada jarak 100-150 meter senapab masih mematikan, atau masih bisa menembus target buruan, jawabannya bisa iya bisa juga tidak. Karena memang belum pernah dicoba.

Yang pernah diujicoba oleh rekan rekan reddot bikers hunter adalah pada jarak 40 meter. Pada jarak segitu sebuat papan mal setebal 3 cm masih mampu ditembus oleh peluru baracuda hunter.

Sayannya saya tidak terlalu yakin senapan pcp lokal dapat menjatuhkan mimis secara konsisten pada satu tutik, karena target sebesar uang coin 500 rupiah sudah hampir tak terlihat walau dengan teleskop 40mm dan pembesaran 4x. Namun pada jarak 40 meter, sebuah target sebesar gelas air mineral dapat ditembak secara tepat dan konsisten oleh senapan pcp lokal.

Jadi saya akan merasa sangat aneh jika ada sebuah senapan pcp apalagi senapan lokal yang mengklaim mampu nitik secara konsisten pada jarak 40 meter. 

Hal itu menandakan bahwa senapan pcp lokal masih sangat efektif untuk dibawa hunting pada jarak 40-50 meter dengan tekanan per medium dan untuk sasaran minimal sebesar gelas air mineral.

Dan senapan pcp lokal kemungkinan besar masih busa mematikan pula pada jarak 100meter dengan settingan per yang lebih keras atau keluaran tekanan gas yang lebih besar. Tentang apakah pada jarak tersebut jatuhnya peluru masih akurat pada satu titik masih perlu diteliti lebih lanjut.

Senapan PCP Lokal pas buat small Hunting

Jarak target untuk hunting hewan-hewan kecil seperti hama tupai, punai, musang atau belibis, biasanya paling jauh 50 meter. Sehingga senapan pcp lokal masih sangat bisa diandalkan. Jadi untuk keperluan small hunting saran saya tak perlulah kita membeli senapan impor yang harganya selangit.  Beli saja senapan pcp lokal buatan pengrajin yang kredible. Karena telah terbukti kehandalannya.

Kalaupun untuk hunting dengan jarak target seratusan meter, rasanya hewan-hewan kecil itu tak mampu kita amati pergerakannya. Mau nembak apa, lha wong pergerakannya saja tak kelihatan?
Jadi menurut saya tak ada gunanya mencari senapan pcp lokal yang bisa akurat dan mematikan pada jarak diatas 100 meter. Hal ini perlu saya tekankan karena banyak hunter yang membanggain senapan impor nya yang mampu menembak target dengan tepat pada jarak 100 meter, sembari mengejek kehandalan senapan pcp lokal.

Kalaupun ada hewan buruan yang teramati pada jarak 100 meter, tentu hewan tersebut bukan hewan-hewan kecil seukuran air mineral gelas, tapi hewan berukuran besar seperti babi hutan. Kalau hewan buruan yang besar tentu yang lebih tepat itu berburu menggunakan senjata api bukan senapan angin.

Hidup senapan PCP Lokal! Maju terus pengrajin senapan tanah air!

Rabu, 21 Mei 2014

Berburu Tupai: Jurus Gerilya

Dua kali turun berburu ini saya sedang mempraktekan jurus baru dalam berburu hama tupai. Sebuah jurus yang saya duga menjadi kunci keberhasilan para pemburu tupai hebat yang pernah saya kenal di Pontianak, seperti pak lung, bang amat, dll.
Saya belum pernah ikut mereka dalam berburu tupai. Saya hanya menduga-duga saja bahwa kunci kehebatan mereka dalam berburu tupai adalah jurus gerilya yang mereka terapkan.
Jurus ini memang agak ekstrem yaitu dengan memasuki spot yang dipenuhi semak dan pepohonan lebat. Spot seperti ini memang bukan spot yang menarik bagi pemburu seperti saya.
Spot yang dipenuhi semak dan pohon rindang sangat menakutkan dan penuh resiko. Bertemu dengan hewan reptelia berbisa, terperosok dilubang atau parit, terinjak ranting runcing atau tergores daun daun berdahan tajam, hingga bertemu dengan sarang lebah yang agresif dan tak kenal kompromi. Sehingga tak heran jika kharakter spot seperti itu enggan dimasuki oleh hunter pendatang baru.
Kita biasanya lebih memilih berjalan di jalan setapak yang bersih sambil jeling kiri dan kanan, kalau target terlihat barulah mengambil posisi tembak. Mau memasuki spot yang seram seperti itu mikir 3 kali.
Dengan gaya penembak yang 'bersih' itu tak heran hasilnyapun bersih juga alias kurang memuaskan. Jangankan dispot yang sedikit tupai, di spot yang banyak tupai saja penembak 'bersuh' kadang hanya mampu shoot 2-3 ekor.
Nah, saya mencoba jurus gerilya untuk mendapatkan kesempatan yang lebih banyak bertemu target buruan. Yaitu dengan masuk ke dalam spot yang rindang dan dipenuhi oleh semak belukar, lalu berjalan diantara semak belukar tersebut sambil mengamati keberadaan target.
Hasilnya lumayan, dua kali mencoba jurus tersebut,  saya berhasil shoot antara 6-8 ekor.
Namun resiko menembak dengan jurus gerilya seperti itu tentu banyak juga. Resiko yang sering terjadi adalah kehilangan target yang telah tertembak. Saat target jatuh kita bingung jatuh dari ranting pohon yang mana akibat rindangnya pepohonan. Kalaupun kita yakin jatuh disebuah pohon tertentu, seringkali target gagal kita temukan karena rimbunnya semak belukar dan tebalnya tumpukan daun atau ranting kering. 2 kali menerapkan jurus gerilya tersebut hasil yang bisa saya temukan hanya setengah, bahkan sepertiganya saja. Yang lain hilang tak ditemukan bangkainya. Tapi frekuensi berjumpa hewan buruan dan kesempatan shoot jauh lebih banyak dibanding spot yang bersih. Hukumnya memang gitu, high risk high return kata orang bursa saham.
Selain resiko kehilangan hewan buruan, resiko tersesat juga cukup tinggi. Seringkali kita bingung dengan alur menuju pulang. Saking asiknya berputar blusukan memasuki area yang tak tampak langit dan tanah kitapun bingung dengan alur jalan masuk. Walaupun tak mungkin tersesat, namun seringkali kita putus asa karena tak menemukan jalan lapang menuju pulang sehingga harus berputar-putar mencari jalan yang tak ada rintangan. Pengalaman pahit tersebut saya alami selama 2 kali mencoba jurus itu. Yang terakhir lebih parah lagi, air habis, obat nyamuk bakar juga habis. Waduh betul-betul penuh dengan tekanan dan perjuangan. Lelah, haus, putus asa tak berjumpa alur jalan pulang, dan jadi bulan2an puluhan nyamuk hutan selama 2 jam lebih. Therlalu!
Tapi itulah hidup...penuh tekanan, penuh cobaan, penuh dengan tantangan dan resiko.
Mau coba jurus ini? Sile! Sangat menantang.

Selasa, 06 Mei 2014

Derita Bujang Yadi

Bujang adalah panggilan pemuda bagi orang ketapang. Bang Yadi adalah peserta kegiatan hunting belibis bareng di areal tambak bang amir 3-4 mei yang lalu.

Sayangnya penenteng senapan FR besutan mbah bejo ini tertimpa aneka kesialan yang menjadi bahan ledekan rekan-rekan peserta hunting.

Saat berangkat bujang yadi sudah tertimpa masalah. Ia tak bisa berangkat bersama rombongan karena istrinya sakit. Walhasil ia harus berangkat malam hari menyusuri jalan berbatu, menyebrangi sungai menggunakan ferry serta menyusuri hutan nipah yang gelap pekat menggunakan perahu motor kecil selebar hanya 50 cm. Namun, karena kegigihannya akhirnya bujang yadi bersama daeng tab sampai juga di camp bang Amir. sekitar pukul 10 malam!

Sungguh hanya orang yang nekad saja berani menyusuri hutan nipah dimalam yang pekat itu.

Saat ia datang kami menyambutnya dengan gembira. Tapi wajahnya tak segembira wajah kami. Setelah rehat sejenak iapun bercerita bahwa ia bertemu dengan buaya di muara sungai saat menyusuri sungai itu menggunakan perahu motor. Dengan logat melayu yang kental ia bercerita bahwa ia melihat sepasang mata merah di permukaan air. Ia hanya bisa meringkuk diam dengan perasaan tak karuan.

Namun, sepasang mata milik buaya muara yang ganas itu hanya diam saja tak begerak. Begitu verita bujang yadi.

Setelah melewati buaya itu, ia bertemu lagi dengan cahaya yang lebih terang tepat didepan perahunya. Cahaya yang lebih terang pastilah milik buaya yang lebih besar lagi. Ia begitu ketakutan, namun hanya bisa diam membisu.

"Aku tak berani begerak ngeliat barang tu wak, lemah rase lutotku", katanya dengan logat melayunya yang khas.

"Maken dekat aku maken ketakutan. Tapi sial, rupenye cahaye tu bukan buaya, tapi lampu perahu motor punye orang. Sial jak!", sambungya sambil tertawa.

Kamipun yang semula serius mendengarkan ceritanya, akhirnya turut serta tertawa pecah.

Kesialannya tak hanya tak bisa berangkat bareng dan bertemu buaya. Pagi hari saat sesi pertama perburuan dilakukan iapun tertimpa sial lagi. Tak satupun belibis berhasil ia shoot.padahal sudah berjalan berkilo kilo jauhnya, menyusuri areal tambak yang sangat luas.
Lalu ia bercerita tentang kesialannya yang gagal shoot burung kambing. Burung kambing adalah burung bangau yang sangat besar dengan tinggi sekitar satu meter. Ia bercerita mendekati burung itu dengan gaya kamuflase ala filem-filem kartun. Ia memotong dua buah pelepah pohon nipah lalu mengikatkannya ketubuh bagian depannya. Dengan tubuh berdaun nipah itu ia berjalan pelan menuju burung itu. Sesekali ia berhenti untuk mengelabui sang burung persis gaya mickey di film kartun mickeymous yang ingin mendekati tikus. Setelah berjuang cukup lama, iapun bersiap untuk shoot. Namun sial, belum lagi moncong senapan terangkat, burung itu telah melesat pergi meninggalkannya seorang diri.

"Pu****knye jak, baru gak nak nembak dah lari barang tu!" Makinya.

Kamipun tertawa terbahak bahak membayangkan tubuhnya yang masih berselimut pelepah nipah seorang diri berdiri melongok ditengah tambak.

Ia melanjutkan cerita...

"Akhernye aku jumpe biawak, wak. Besaaaak. Hmm tadak agik akhirnye buak ngilangkan kesal kuberi budak tu bekali kali. Kesal aku karena tak bise nembak borong kambeng tu. Kenak kepalanye. Limak belas kali aku nembaknye. Mampus kau!", ceritanya. Kami mendengarkan dengan serius ceritanya itu.

"Biawak tu tekapar wak. Tros aku dekati. Baru gak nak kudatangek, ehhh die begerak agik, tros mandang aku sambel bedeses. Hmm tadak agiklah akupon bedebu lari, wak!" Lanjutnya.

Tawa kami pecah lagi. Kami.membayangkan gaya nya berlari dengan muka yang ketakutan.

Ia melanjutkan cerita,

"Akhirnye kuberi agik barang tu beberape kali. Sampai abes dah gas ku!" Katanya. Lalu bujang yadi berhenti sejenak.

Saya tak sabar mendengarkan ending ceritanya lalu bertanya, "jadi dapat dak biawaknye, bang?" Tanya saya tak sabaran.

"Tadak!" Katanya singkat dan tegas sambil memasang muka bengong.

Kamipun kembali tertawa terbahak bahak. Sial benar naseb bujang yadi.

Sialnya ternyata belum selesai. Saat pulang menuju camp, ia terhenti cukup lama. Ternyata di depannya ada ular sendok warna hitam melintang menghalangi jalannya. Ia tak berani lewat.

"Ngape tadak tak kau rembak jak?", tanya bang amir serius.

"Mane nak nembaknye, mandangye jak aku dah takot!", jawabnya singkat dengan wajah yang selembe.

Pecah lagi tertawa kami. Baru kali ini kami berjumpa seorang pemburu yang biasa keluar masuk hutan, tapi takut dengan seekor ular.

Selesaikah kesialannya? Belum!

Sekitar jam 2 setelah istirahat dan makan siang di kamp milik bang amir, kami turun berburu lagi. Berburu sesi kedua.

Pada perburuan sesi kedua bang amir berhasil melumpuhkan 2 ekor belibis, mbah ripin nambah 3 ekor, bang tab nambah satu ekor. Semua sudah pulang dan tidur-tiduran di kamp bang amir. Tinggalah bujang yadi yang belum kembali. Kami menunggunya dengan sedikit was-was. Menjelang pukul 3 sore dari arah utara bujang yadi muncul. Ia berjalan tertatih-tatih seperti membawa beban berat. Seluruh kawan yang sudah berada di kamp memperkirakan bujang yadi mendapatkan buruan. Kalau melihat berat langkah kakinya kemungkinan dipinggaangnya ada 2 - 3 ekor belibis. Saya menatapnya tak begerak. Ada sesuatu yang agak berat di pinggang kanannya sehingga ia berjalan tertatitatih. Setelah sampai di camp, kamipun menyambutnya. Saya yang dari tadi mengawasinya langsung memandang bagian pinggangnya. Sayangnya dugaan saya meleset. Memang betul ada sesuatu yang berat dipinggang bujang yadi. Tapi itu bukan hasil buruan. Akan tetapi tabung air radiator mobil yang dimodifnya menjadi tempat air minum yang sangat besar. Hahaaa, therlaluuu.

Kamipun bertanya setengah basa-basi saat ia merebahkan tubuhnya dilantai kayu kamp "cemane dapat wak?"

"Dapat ape, leteh jak badan ni. Sebutikpun tadak!", jawabnya singkat.

"Dimane kau nembak tu? Jauh benar nampaknye?" Tanya salah satu rekan kami.

"Jaoh wak!", jawabnya singkat sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan kelelahan.

Seorang rekan yang masih penasaran bertanya kembali ke bujang yadi yang masih tampak kelelahan, "jadi dimane awak, nembak sampai lama benar kembali ke posko tu?"

Bujang yadi menatap rekan yang bertanya itu dengan pandangan agak kesal.

"Jaoh wak...rase nak mampos aku. Sanak tua sebelah sanak ANJING agik!", jawabnya serius setengah kesal.

Rekan-rekan saya tertawa terbahak-bahak.

Saya masih belum nyambung kenapa mereka tertawa. Setelah meminta penjelasan ternyata ada lokasi tambak yang sangat jauh disebelah utara tambak bang amir. Tambak itu dijaga oleh pemiliknya ditemani oleh sekitar 5 ekor anjing galak. Anjing-anjing itu sering menggongong dan menakuti orang-orang asing. Termasuk juga menakuti seluruh rekan yang turut serta berburu pada hari itu. Pantas saja rekan-rekan saya tertawa terbahak-bahak karena ia menyebutkan lokasi tempatnya menembak dengan istilah yang aneh, 'sebelah sanak ANJING', kwkwk.

Nasib sial ternyata menjadi teman akrab bukang yadi disepanjang waktu perburuan. Hahaa ancore.

Berburu Belibis VI: Perlengkapan Berburu

Areal berburu yang luas dan teknik mendekati sasaran yang ekstrem memerlukan perlakuan khusus dalam mempersiapkan perlengkapan berburu. Perlengkapan berburu harus diusahakan seringkas dan seminimalis mungkin agar mudah bergerak. Berikut beberapa tips perlengkapan berburu belibis ala RBH.

1. Baju. Usahakan menggunakan baju dengan warna senada dengan areal berburu atau senada dengan warna tetumbuhan tempat kita menyelinap. Kaos lengan panjang akan lebih baik karena akan melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari. Celana sebaiknya celana panjang untuk melindungi kulit dari tumbuhan berduri yang banyak tumbuh ditepian rawa serta melindungi kulik lutut saat merayap. Topi dan sarung tangan akan sangat membantu. Ikat pinggang besar untuk menggantungkan air minum 500cc dan pisau kecil untuk menyembelih dapat dibawa. Hindarkan membawa pisau yang panjang selain tak ada gunanya, pisau yang panjang akan menghambat kelincahan gerak.

2. Perlengkapan pendukung senapan. Untuk melindungi senapan dari goresan saat merayap ada baiknya senapan ditempel kain camo. Membawa tabung pengisian gas mutlak diperlukan untuk menjaga tekanan gas agar optimal. Teleskop sebaiknya gunakan yang agak besar, minimal 32 mm dengan pembesaran minimal 4 x. Tempat mimis dan gantungan hewan buruan juga wajib dibawa. Dan terakhir minyak laras dan kain lap halus juga sangat penting agar senapan dapat langsung dibersihkan dari air dan lumpur seusai berburu.

3. Sepatu. Sepatu bot plastik setinggi betis adalah sepatu standar para pemburu di pontianak. Namun, untuk berburu belibis sepatu tinggi ini tidak disarankan karena akan menyulitkan bergerak diareal tambak yang seringkali tergenang air setinggi lutut. Sepatu bot plastik akan terisi air bercampur lumpur yang menghambat gerakan kita. Sepatu yang disarankan adalah sepatu karet yang biasa dipake oleh nelayan atau buruh bangunan pengaduk semen. Sangat disarankan yang bertali sehingga tak mudah lepas saat kaki kita terbenam ke salam lumpur yang pekat dan lengket.

Perlengkapan lain yang perlu juga diperhatikan adalah minyak gosok untuk mengobati gigitan serangga rawa yang ganas. Serta kantong plastik untuk melindungi rokok, korek api, atau hp dari air.

Berburu Belibis V: 3 Jurus Hunting Belibis

Terdapat berbagai cara menembak belibis. Berdasarkan cara mendekati target berburu belibis dibagi menjadi 3 jurus.

1. Jurus PBB/Pasukan 
Berangberang
Jurus ini dipopulerkan oleh Mbah RIpin, pemilik toko reddot. Jurus Pasukan Berang-berang.
ini adalah tekhnik mendekati sasaran dengan cara yang ekstrem. Mulai dari mengendap, merangkak, tiarap sambil berjalan, berenang, bahkan menyelam. Jika menggunakan jurus ini tidak disarankan membawa perlengkapan yang berat. Tinggalkan peralatan elektronik, rokok atau makanan. Gunakan alas kaki yang tidak mudah putus.
Jurus PBB ini telah terbukti kemanjurannya. Karena hingga hari ini tak ada yang mampu menggeser kesaktian Mbah Ripin yang selalu memegang predikat top scorer setiap kali hunting bersama.

2. Jurus Tanggul Sakti

Jurus Tanggul sakti adalah mendekati sasaran dengan cara menyusuri tepian tanggul dengan cara mengendap sehingga tinggi tubuh tidak melebihi tungginya tanggul. dengan jurus ini hanya bagian tumit dan betis sja yang bakalan terbenam di lumpur. Jurus Tanggul Sakti ini dipopulerkan oleh Bang Amir, seorang master hunting belibis yang dalam 15 menit mampu melumpuhkan 2 ekor belibis.

3. Jurus Nyanggong

Jurus ini adalah jurus yang paling populer. caranya adalah dengan menunggu datangnya kawanan belibis di tempat yang tersembunyi. Bisa dibalik pohon, atau dibalik semak.Dan saat belibis menghampiri lokasi tambak, kita pun harus langsung membidik dan melepaskan tembakan.

Berburu Belibis IV: Power dan Jenis Mimis

Dengan jarak tembak antara 50 -70 meter dan dengan kondisi angin yang besar, power senapan angin kita harus disetel dengan baik. Menurut Bang Amir seorang master of belibis hunting kota pontianak, settingan minimal adalah 40 psi sekali tembak. Sedangkan Mbah Ripin menyarankan antara 60 - 70 psi sekali keluar. Keluaran angin terlalu besar juga kurang menguntungkan karena angin akan sangat boros. 

Laras yang digunakan minimal 40 cm. Namun rata-rata master hunter belibis menggunakan laras antara 55 - 65 cm. Menurut teori, semakin panjang laras semakin jauh lontaran peluru. Alur laras tidak terlalu berpengaruh, walaupun menurut pengalaman mbah ripin daya rusak laras beralur 6-8 lebih hebat dibandingkan laras beralur 12.

Berdasarkan pengalaman saya yang baru sekali berburu belibis, senapan dengan tabung besar lebih menguntungkan untuk berburu belibis. Misalnya senapan botol kecap. Dengan senapan ini volume gas lebih banyak sehingga kita tidak perlu khawatir kehabisan tekanan gas. Berkurangnya tekanan gas akan menggangu akurasi senapan. Namun, dengan volume tabung yang besar berkurangnya tekanan gas akan dapat sedikit diminimalisir. 

Saya mengalami masalah kehabisan tekanan gas saat berburu belibis kemarin. Pada saat saya melihat kawanan belibis pada jarak 100 meter, sayapun berjalan mengendap, merangkak, bahkan merayap. Saya memerlukan waktu lebih dari 15 menit untuk mendekati kawanan belibis itu. Dan karena menerapkan juru berang-berangnya Mbah ripin, saya dapat mendekati sasaran hingga pada jarak yang sangat dekat, sekitar 30 meter. Dengan jarak seperti ini Belibis pastilah akan tersungkur. Namun, sayangnya saat membidik dan menekan triger senapan saya gembos, peluru jatuh beberapa kilan didepan belibis itu. Setelah melihat manometer, ternyata tekanan gas yang tersisa hanya 500 psi. Masalah!

Untuk mimis, menurut saran beberapa kawan gunakanlah yang tidak terlalu berat. Para master hunting kota pontianak biasanya menggunakan baracuda hunter. Mimis ini digunakan karena tidak terlalu berat sehingga mampu lari dalam jarak yang jauh, serta memiliki dayak rusak yang lumayan besar karena bentuk kepalanya yang tajam pada bagian tepi.  

Berburu Belibis III: Killing Point

Burung belibis bukanlah burung dengan daging dan kulit yang keras. Namun, burung ini adalah binatang yang cukup kuat jika kita tak bisa menembak pada titik yang pas. killing point burung belibis tentu saja ada di kepala. Namun shoot di daerah kepala bukan perkara yang mudah dengan jarak target antara 60 - 70 meter. Kepala burung itu hanya berukuran kuku jari kelingking saja dengan teleskop 40 mm dan dengan pembesaran 4 x. Menjadikannya sebagai titik target memiliki resiko meleset yang sangat besar. BElum lagi lokasi tambak yang selalu diwarnai tiupan angin yang kencang.

Berdasarkan hasil diskusi dengan Bang Amir dan Bang Ripin, hunter senior yang sangat piawai berburu belibis, saya menyimpulkan bahwa pada saat kita membidik target arahkan crosshair teleskp kita pada bagian sayap. Selain wilayah ini lebih besar jika diintip dari teleskop, resiko melesetpun lebih kecil. Dengan membidik area ini maka kemungkinan yang terjadi ada dua, pertama target akan lumpuh karena peluru terkena sayap, sehingga tak bisa berlari. Dan yang kedua, jika peluru tidak mengenai tulang maka peluru akan menembus tulang rusuk dan menusuk organ bagian dalam target buruan. Jika yang terjadi mimis mengenai sayap, maka tindakan pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penembakan ulang. Kalau istilah bang ripin "tembak bilas".

Selain daerah sayap, daerah tembolok juga merupakan killing point yang bagus. Mimis yang mengenai tembolok akan tembus hingga ke organ bagian dalam. Dan jikamengenai dada, hewan tersebut akan mengalami shock dan terdiam karena terjangan mimis mengguncang jantungnya.

Berburu Belibis II: Kharakter Buruan

Burung Belibis adalah burung yang hidup di areal berair. Habitat aslinya adalah di rawa-rawa. Namun, hewan yang dagingnya lezat ini juga dapat ditemukan di areal persawahan serta areal tambak. 
Di Kalimantan, burung belibis dapat kita temui di areal pertambakan. Areal pertambakan yang berada di tepian laut adalah areal yang paling disenangi. Areal pertambakan juga haruslah luas. Jangan harap burung belibis akan mampir diareal tambak yang hanya beberapa hektar saja.

Saya mencoba untuk merekam kharakter burung belibis pada saat hunting bareng burung belibis bersama rekan-rekan RBH (Reddot Bikers Hunter). Berdasarkan pengamatan saya burung ini memiliki beberapa kharakter sbb:
1. Hidup Berkelompok. Setiap kelompok ada pemimpinnya. Satu kelompok memilinh anggota antara 10 - 20 ekor. setiap kelompok dapat saja bergabung dengan kelompok lain dengan jumlah yang sangat besar bisa 100 - 150 ekor. Dengan jumlah yang besar tersebut mereka membentuk berbagai formasi terbang yang unik. Namun, formasi tersebut selalu berbentul lancip di depan. Kemungkinan burung terdepan adalah korlapnya, atau pemandu atau bisa juga pemimpinnya. Kelompok yang sangat besar itu dapat berpisah diangkasa lalu mendarat de areal yang berjauhan dengan jumlah antara 10 -20 ekor.

2. Hidup berpasangan. Saya tidak tahu apakah belibis menganut paham monogami atau poligami. Tapi burung ini selalu berjalan berpasangan. 

3. Memiliki sensitivitas sangat tinggi. Berdasarkan pengamatan kemarin, sepertinya burung belibis dapat memandang hingga jarak ratusan meter di siang hari. Sehingga jangan harap kita dapat mendekatinya tanpa jurus mengendap untuk mendapatkan jarak tembak efektif.

4. Makan lumut dan kerang. Burung ini sangat gemar makan lumut, cacing dan kerang kecil.

5. Waktu aktif. Burung ini mulai aktif ketika matahari sudah terlihat di ufuk timur. sekitar pukul 5.30, biasanya belibis sudah mendarat dan bermain di areal tambak/ perairan rawa. Sekitar pukul 7-11 burung belibis akan wira-wiri terbang diangkasa. Pukul 11.00 - 14.00 burung ini mulai tidak aktif, biasanya mereka tidak terlalu aktif terbang lagi. Mereka hinggap diareal perairan yang lebih teduh. Sekitar pukul 15 - 17.30 burung ini aktif berseliweran lagi.

6. Besar burung. Burung belibis dewasa memiliki berat sekitar 500 - 700 gram. Saya tidak pernah menimbangnya. Namun saat menyiangi 2 ekor belibis, burung yang telah bersih itu memenuhi wadah baskom yang saya siapkan.





Senin, 05 Mei 2014

Berburu Belibis I: Pasukan Berang-Berang

Pada akhirnya saya dapat merasakan pula sensasi berburu belibis seperti rekan-rekan yang lain setelah bergabung dengan kegiatan berburu belibis bersama 4 orang rekan dari Reddot Bikers Hunting (RBH) hari sabtu-minggu, tgl 3-4 mei yang lalu.

Saya juga merasa sangat beruntung karena ditemani oleh rekan-rekan yang sudah sangat mahir berburu belibis. Khususnya Bang Amir, Mbah Ripin juga Bang Tabrani. Mereka tak pelit berbagi ilmu tentang perbelibisan. Bahkan mbah ripin berkenan memandu saya berburu belibis langsung di lapangan.
Dua orang rekan yang turut serta pada hari itu, bro tomy dan bro yadi, predikatnya sama dengan saya yaitu pendatang baru dalam bidang berburu belibis.


Belibis Memang Beda
Hunting burung belibis sangat berbeda dibandingkan dengan hunting tupai atau punai. Areal berburu yang sangat luas, kharakter target yang sangat sensitif menuntut ketahanan fisik yang prima dan keahlian berburu yang spesifik. Namun, syukurlah karena dipandu langsung oleh Mbah Ripin, juragan reddot, akhirnya saya mampu juga shoot hingga 5 ekor. Namun, karena kurangnya pengalaman, 3 ekor gagal saya bawa pulang karena telat memungut atau telat shoot ulang.



Lokasi Berburu
Tidak seperti tupai dan punai, lokasi berburu belibis sangat jauh dari kawasan perkotaan. Pada saat itu kami berburu di tambak milik bang Amir yang terletak di kec. Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Lokasi ini memang menjadi tempat favorit kehidupan burung belibis. Selain karena berada di tepian laut, lokasi ini juga mengandung makanan favorit burung belibis, yaitu kerang kecil dan lumut-lumutan.

Ribuan belibis hidup di kawasan ini. Terbang berseliweran secara berkelompok antara 10-100 ekor. Kadang mereka terbang dalam formasi-formasi yang unik. Seperti membentuk busur, bumerang atau pesawat tempur. Tak jarang mereka terbang dalam jumlah sangat banyak lalu memecah di udara. Kemudian masing-masing pecahan kelompok itu mendarat di atas air kolam tambak di areal yang berjauhan.
Sering pula burung yang mirip dengan bebek ini terbang sangat rendah di atas kepala kita dengan suara kicauan dan kepakan sayap yang khas. Sungguh menakjubkan.
Spot berburu dengan populasi belibis yang sangat banyak seperti di lokasi ini sangat sulit dijumpai di Kalbar.  Sehingga saya sangat beruntung sekali bisa sampai dilokasi ini, walau harus menempuh jalan darat sekitar 45 KM, melewati sekitar 50an jembatan kecil,  menyeberangi sungai besar menggunakan kapal ferry kayu, hingga melewati hutan rawa menggunakan perahu motor kecil selama 1 jam.
Waktu tempuh perjalanan yang lebih dari 3 jam tak ada apa-apanya jika dibanding dengan pengalaman spektakuler yang saya dapatkan. Luar biasa!
Belibis adalah burung liar yang sangat sensitif dengan manusia. Menjatuhkannya bukan perkara yang gampang. Oleh karena itu beberapa hari sebelumnya saya selalu bertanya kepada Mbah Ripin dan Bang Amir tentang masalah perbelibisan untuk menambah pengetahuan saya tentang bebek mini itu.
Saya juga sangat sadar bahwa pengetahuan saja tentu tak cukup untuk menjamin keberhasilan dalam berburu. Oleh karena itu secara khusus saya request dengan mbah Ripin agar bisa menembak bareng dengannya. Request saya ia terima. Saya merasa semakin yakin dapat menumbangkan belibis.


PBB, PASUKAN BERANG-BERANG
Bagi penghobi kendaraan bermotor di kota pontianak, PBB adalah komunitas bermotor yang sangat populer. PBB adalah singkatan dari Pontianak Big Bikers, sebuah klub motor besar dengan anggota sangat banyak yang solid serta sangat aktif dalam berbagai kegiatan touring dan kegiatan sosial.

Sebagian pentolan PBB yang menyenangi air rife hunting lalu membentuk kumunitas yang diberi nama Reddot Bikers Hunter, demikian Andre Chaniago, salah satu pentolan PBB memberi nama komunitas baru ini. Saya dan mbah ripin adalah anggota dari komunitas ini.
Sebulan yang lalu 9 orang anggota RBH melakukan aktivitas hunting di lokasi yang sama dengan yang saya datangi saat ini. Pasukan besar ini dipandu oleh Mbah Ripin.

Bro Tommy dan Mbah RIpin, Kumendan PBB

Perburuan itu menghasilkan belibis 13 ekor, enam ekor diantaranya tersungkur diujung peluru senapan mbah ripin, 5 ekor oleh Bang Amir, sedangkan Bang Yadi dan Bang Eko masing-masing shoot satu ekor.

Bang Eko ternyata mengamati teknik menembak mbah ripin yang memegang predikat top scorer saat itu. Yaitu dengan jurus mengendap, merangkak, merayap, hingga berenang menyebrangi kolam tambak yang menyerupai rawa liar. Tekhnik berburu yang ekstream itu, dan performance costum berburu mbah ripin yang full camo ditambah colouring kulit tubuh berwarna pekat (hehee), menjadikan ia tak ubahnya seperti seekor berang-berang. Nah, dari situlah mungkin muncul ide nakal dari bang eko dengan membuat kepanjangan baru dari PBB, yang semula kepanjangan dari ponti big bikers menjadi Pasukan Berang-Berang! Sebuah plesetan yang membuat forom group RBH ngakak sepanjang malam.hahaa..

Tekhnik menembak ala berang-berang sebagaimana yang dilakukan oleh mbah Ripin memang sangat efektif. Dengan tekhnik ini pula kami berdua berhasil shoot 4 ekor belibis di pagi buta, sekitar 5 menit setelah turun dari posko.

Padahal sangat sulit menembak belibis lebih dari satu ekor dalam satu kelompok belibis. Jika kita berhasil shoot satu ekor, maka anggota kelompok yang akan melesat terbang ke angkasa sebelum stang kokang senapan kita tarik kembali. Tapi pagi itu betul betul spektakuler, 4 ekor belibis berhasil kami shoot dalam satu kelompok.

Adalah Mbah Ripin yang menjadi sutradara keberhasilan itu. Saat langit belum terlalu terang, dari jarak sekitar 100 meter matanya yang tajam telah menangkap keberadaan kelompok belibis di tengah kolam tambak. Padahal saya tak melihat apapun walaupun sudah berupaya mengernyitkan kelopak mata. 


Ia pun memberikan beberapa instruksi. Sebagai calon anggota pasukan berang-berang yang baik, saya mengikuti saja instruksinya. Ia memberikan aba-aba untuk berjalan merunduk. Saya mengikutinya. Ia menyuruh berjalan pelan, saya sami'na wa atokna.


Kamipun jalan merunduk dengan langkah yang sangat pelan hingga sampai di tepian tanggul. Dari tepian tanggul kami berjalan mengendap hingga tinggi tubuh kami sama dengan tanggul. Untuk mencapai tinggi yang sama maka kaki kamipun harus berada di tepian kolam dengan lumpur setinggi mata kaki. Tujuan kami adalah mengambil sudut 90 derajat antar garis tanggul dengan posisi target.

Posisi ini diambil oleh mbah ripin, kemungkinan, setelah memperhitungkan jarak tembak. Ia mungkin telah menghitung bahwa dengan lebar tambak 200 meter dan  posisi target tidak terlalu di ketengah maka jarak target sekitar 60an meter dari tepian tanggul. Jadi kalau posisinya menyerong jaraknya akan lebih dari 60 meter, sehingga akan melebihi jarak tembak efektif.

Jarak tembak terdekat adalah sejajar dengan target. Dengan posisi ini estimasi jarak tembak sekitar 6Oan meter, sebuah jarak yang sesuai dengan settingan power senapan dan teleskop yang telah kami lakukan sehari sebelumnya.

Setelah berada di posisi lurus dengan target, mbah ripinpun memberikan isyarat kepada saya untuk mengendap dengan merebahkan tubuh ke badan tanggul, lalu merayap perlahan mendekati target dan bersembunyi disela-sela pelepah pohon kelapa hibrida yang tumbuh ditepian tanggul. Dengan jarak sekitar 60an meter itu saya baru bisa melihat bentuk burung belibis dengan agak jelas. Jantung saya berdegup. Saya memprediksi ada sekitar 20 ekor belibis yang ada di hadapan saya saat itu. 10 ekor dalam posisi tegak lurus, atau pada posisi jam 12 jika menggunakan analogi jam.Sedangkan 10 ekor lagi pada posisi jam 10. Mbah ripinpun lalu memberi isyarat untuk shoot target yang berada pada posisi jam 12 dulu.

Dengan berbisik ia menginstruksikan untuk shoot 2 ekor belibis terdekat yang berdampingan. Saya shoot yang disebelah kanan karena lebih tampak, sedangkan mbah ripin akan shoot yang sebelah kiri.

Sayapun mengambil posisi. Setelah siap, mbah ripin memberikan aba-aba dengan tiga hitungan. Jantung saya berdegup makin kencang.

Ia mulai menghitung, "satu...dua..".


Popor senapan saya genggam semakin keras dan saya dorong semakin kencang diantara tulang dada dan pangkal tangan agar tak bergerak. Telunjuk tangan kanan saya meraba triger, lalu mulai menekan dengan lembut.

"Tiga!", kata mbah ripin.

Senapan kamipun meletus berbarengan. Pesss! Pesss! Ketepuk! Ketepuk! Sepertinya dua ekor belibis terkena sasaran.

Karena jarak yang jauh, saya tak dapat melihat dengan jelas apakah target yang saya bidik mengenai sasaran. Namun, mbah ripin memberi isyarat bahwa tembakan saya mengenai sasaran. Sambil memberikan jempol ia mengatakan dengan suar perlahan, "sip, kena!". Saya percaya aja, walau diliputi ragu.
8 ekor belibis yang selamat dari maut terbang melesat ke angkasa.Namun, kelompok belibis yang berada pada posisi jam 10 tak hirau, sehingga tak ikut-ilutan terbang. Kemungkinan karena pandangan mereka belum jelas benar, karena langit pagi yang masih kelabu.
L
alu mbah ripin pun mengintruksikan untuk shoot kelompok belibis pada posisi jam 10.  Posisinya agak jauh kebelakang Kamipun mengarahkan moncong senapan pada kelompok belibis kedua itu. Mbah ripin memberikan aba-aba yang sama. Satu, dua....tiga! Pesss! Pesss! Ketepuk, ketepuk!

Sepertinya tembakan mengenai sasaran. 8 ekor belibis yang selamat dari tembakan melesat terbang ke udara, lalu hilang dari pandangan mata. Kolam tambak menjadi sunyi senyap. Kamipun muncul dari persembunyian kami. Saya berusaha melihat posisi-posisi target yang saya tembak, namun saya tak berhasil melihat target yang menurut mbah ripin kena itu. Kami berdiri di atas tanggul setinggi setengah meter. Mbah ripin tertawa girang. 'Mantap! Kena 4 ekor!", katanya bersemangat. Saya masih bengong nyaris tak percaya karena memang tak bisa melihat dengan jelas belibis yang terkena tembakan. 


Kondisinya jauh berbeda saat kita berhasil shoot seekor tupai. Ada bunyi 'ketepuk', disusul bunyi benda yang jatuh dari atas, "bub!". Sedangkan saat shoot belibis tak ada bunyi bub. Karena target tidak jatuh.

Mbah ripin lalu turun dari tanggul, kemudian berjalan ke arah target yang berada pada bagian tengah tambak. 

Tepian tanggul berair setinggi mata kakinya. Semakin ketengah semakin dalam. Mbah ripin terus berjalan menuju tengah tambak. Kali ini setengah lututnya berada di dalam air, makin ketengah tampaknya makin dalam. Kini tubuhnya hingga leher sudah berada di dalam air. Yang nampak hanya kepalanya, sementara dua belah tangannya memegang senapan ke atas. Senapan itu ia angkat tinggi-tinggi ke atas, melebihi kepalanya.
Setelah menyaksikan aksi mbah ripin itulah saya menjadi paham mengapa bang eko menyebut mbah ripin dengan istilah PBB, pasukan berang-berang. Karena gayanya betul-betuk mirio seekor berang-berang. hahaa.

Tak lama setelah ia berjalan setengah berenang, tubuhnya mulai tampak, menandakan bahwa semakin ketengah semakin dangkal.saya sempat merasa aneh. Perkiraan saya makin ketengah seharusnya makin dalam, namun ternyata makin ketengah makin dangkal.
Namun, saya ingat dengan penjelasan mbah ripin tentang struktur tambak sehari sebelumnya. Yaitu dibawah struktur tanggul terdapat sungai kecil. Di sungai itulah petani menebar bibit ikan atau udang.  Sungai dengan lebar sekitar 4 meter  dan salam 150 cm itu mengelilingi areal tambak. Nah pada bagian tengah sebenarnya adalah daratan kering, namun sering tergenang air setinggi mata kaki. Sehingga jika kita memandang dari jauh seluruh tambak itu seakan akan merupakan kolam dengan air yang dalam. Padahal yang dalam hanya sungai selebar 4 meter itu saja.

Bang ripin meminta saya untuk turun dari tanggul. Saya agak ragu. Saya belum yakin bahwa kolam besar itu adalah tambak buatan manusia. Saya masih meyakini bahwa kolam itu adalah rawa-rawa. Karena rawa-rawa, tentulah kolam itu dipenuhi binatang-binatang liar, buaya atau ular phiton.
Bagaimana jika ular phiton itu membelit kaki dan tubuh saya lalu menarik saya ke bawah. Gimana kalau tiba-tiba ada buaya ditepian mengejar saya, lalu menerkam kaki saya dengan taringnya yang tajam. Saya bergidik. Wuih sungguh sangat mengerikan!

Lamunan saya hilang setelah mendengar teriakan mbah ripin. "Woi!", katanya sambil menunjukan seekor belibis ke arah saya. Sayapun menjadi bersemangat. Saya hilangkan bayangan buaya dan ular phiton dari kepala saya, lalu sayapun turun dari tanggul dan berjalan menyebrangi sungai.
Jantung saya sempat berdegup kencang saat seluruh tubuh saya kecuali kepala terendam kedalam sungai. 

Namun saya berusaha berjalan tenang. Makin ketengah makin sulit saya berjalan. Telapak kaki saya terbenam didasar sungai berlumpur sehingga tak bisa jalan dalam keadaan normal. Sementara saya harus menjaga agar tubuh saya tak tumbang. Kalau tumbang, maka senapan saya akan terendam ke dalam air.kalau itu terjadi bisa kacau semua kegiatan berburu hari ini. Walau sangat kepayahan, namum akhirnya saya berhasil menjejakan kaki di tepian sungai dengan kedalam air hanya tinggal selutut. Saya berjalan berlutut setengag merangkak. Nafas saya ngos-ngosan. Wuih...gila!

Karena air dan lumpur dibagian tengah tambak tak terlalu dalam lagi, sayapun mempercepat langkah kaki menuju posisi mbah ripin. Wah ternyata ditangannya sekarang ada dua ekor belibis. Berarti dua ekor belibis yang kami tembak serempak pada posisi jam 10 itu mengenai sasaran. Mantap!
Mbah ripin berjalan menuju posisi jam 12. Lalu memungut dua ekor belibis lagi. Ternyata target pada posisi jam 12 benar-benar kena sasaran sebagaimana yang dikatakan mbah ripin. Saya memegang belibis yang masih berada ditangan mbah ripin itu, lalu mengelus bulunya dengan perasaan yang tak karuan. Gagap situasi, takut, lelah juga, hingga tak percaya bahwa tembakan saya ternyata mengenai sasaran dengan telak.

Matahari mulai tinggi. Pandangan semakin terang. Kini saya dapat memandang dengan jelas lingkungan disekitar saya. Termasuk memandang bahwa tubuh kami berdua saat ini basah dan dipenuhi lumpur dan lumut berwana hitam dan hijau. Kami berdua saling berpandangan lalu tertawa lepas.
Mbah ripin tertawa karena berhasil menenteng 4 ekor belibis, sementara saya tertawa karena teringat istilah telah PBB yang dikatakan pak eko. Pasukan berang berang! karena sekujur tubuh kami sekarang benar-benar seperti berang-berang.Penuh lumpur dan lumut berwarna hitam pekat! Hehe.

Bersambung...

Kamis, 17 April 2014

Berburu punai

Punai adalah salah satu hewan buruan favorit para bediler di kota pontianak. Selain daging yang enak, berburu punai memiliki sensasi yang unik dan berbeda dibanding hewan buruan lain.
Karakter burung punai tak sedinamis hama tupai. Burung yang populasinya sangat banyak di tepian Kota Pontianak ini, sangat handal berkamuflase diantara dedaunan. Tak mudah menemukan burung ini saat ia telah hinggap dipohon. Warna bulu yang menyatu dengan warna daun dan ranting serta karakter yang cenderung pendiam membuat burung ini sangat sulit untuk dibidik.
Saya pribadi belajar dengan bang Ripin, pemilik toko senapan reddot pontianak, untuk berburu hewan yang unik ini. Walaupun telah telah diajari tentang karakter dan seluk beluk berburu punai oleh Bang Ripin, tetap saja saya belum pacak menumbangkan hewan yang dagingnya sangat renyah ini.
Bang Ripin adalah salah satu penembak jitu burung punai. Dalam 3-4 jam ia mampu shoot belasan ekor punai. Sebuah keterampilan yang luar biasa.
Rencana besok cekgu ripin akan membawa beberapa orang untuk kuliah kerja nyata di lapangan. Lokasinya didaerah Kalimas, sekitar 15 menit dari pusat kota pontianak.
Mau ikutan? Silahkan ke toko red dot jalan hm soewignyo.
Cek Gu Ripin nampang dengan hewan buruannya

Senin, 07 April 2014

Monopod senapan angin


Monopod senapan ini kami rancang dan produksi untuk membantu para bediler agar bisa mendapatkan monopod senapan angin dengan harga yang lebih murah. 

Monopod ini dibuat dengan dengan bahan alumium yang kuat tapi ringan sehingga mudah dibawa saat hunting. 

monopod senapan angin murah namun kokoh dan berkualitas
tinggi antara 49 - 120 Cm
Fungsi monopod ini adalah untuk menyangga senapan agar tidak goyang saat melakukan medium dan long range shoot. Tanpa penyangga resiko bergeraknya senapan saat membidik sangat tinggi. Padahal setengah mili saja croshair bergerak, maka tembakan dipastikan akan meleset. 

Monopod senapan ini juga dapat mengurangi hingga 90
% pergerakan senapan yang diakibatkan oleh getaran jantung atau tarikan nafas saat kita membidik sasaran. 

Selain itu monopod senapan ini juga dapat membantu kita untuk menentukan sudut bidik yang ideal sesuka hati kita tanpa tergantung dengan keberadaan pohon atau dahan yang biasanya seringkali tak kita temui saat berjumpa dengan target buruan. Dengan monopod senapan ini, kita tak perlu lagi mencari pohon atau dahan untuk menyangga senapan saat membidik.

Kelebihan dari monopod ini selain lebih murah juga lebih kokoh, karena menggunakan aluminium bulat dengan diameter yang lebih besar dari monopod yang kebanyakan dijual di toko-toko senapan. Walaupun diameter lebih besar berat monopod ini relatif sama dengan monopod buatan pabrik. Kelebihan lain, tiang monopod dilengkapi dengan penjepit anti melorot. Sehingga dapat menyangga senapan tanpa khawatir tinggi stick melorot.
hasil hewan buruan menggunakan monopod
dengan senapan chonta koleksi pribadi

Tinggi monopod rancangan kawan-kawan JB Adventure pontianak.ini bisa disesuaikan antara 49 cm hingga maksimal 120 cm. sehingga lebih mudah dibawa dari pada monopod yang ada dipasaran dengan tinggi antara 83-185cm. Monopod ini dijual dengan harga yang lebih murah dari monopod sejenis yaitu hanya Rp 220.000 (tidak termasuk ongkir). Monopod ini dilengkapi packaging dalam berbahan parasut dan packaging luar kotak karton dengan berat paket keseluruhan 1kg. Karena membuat sendiri maka monopod ini hanya akan diproduksi sesuai pesanan dengan waktu pembuatan 2 hari. Jika memesan dalam jumlah banyak harganya bisa kita goyang. Jika berminat silahkan kontak call/sms atau wa di nomor 085245186277.

Atau bagi bediler kota pontianak dapat memesan monopod ini di toko senapan Reddot di jl. HM Soewignyo pontianak.

Monopod ini dapat kami kirim ke seluruh Indonesia.

KABAR GEMBIRA...KINI KITA SUDAH BISA PRODUKSI LAGI MONOPOD SENAPAN ANGIN. HARGA TETAP...KUALITAS LEBIH ASSSOY
SEGERA ORDER KLIK DI SINI

 KLIK DISINI UNTUK LIHAT SPESIFIKASI

Sabtu, 05 April 2014

Zeroing Habis Satu Kaleng

Bang Andre adalah salah satu rekan baru kami dalam hal nembak-menembak senapan angin.
Penggila hunting yang juga anggota
Pontianak
Big
Bikers ini,  menceritakan pengalaman buruknya membeli senapan pcp disebuah toko olahraga yang terletak dibilangan Jalan Tanjungpura Pontianak.
Senaoan yang dibelinya dengan cukuo mahal itu gagal nitik walau sudah menghabiskan satu kaleng peluru dan menghabiskan biaya pengisian gas ribuan kali (lebay! hehee).
Namun, syukurlah setelah ditangani oleh Tok Qois, pemilik toko senapan RedDot -jl. Soewignyo Pontianak yang juga salah satu pendiri Pontianak Shooting and Hunting Club (PSHC),  barulah senapan Pcp jenis air arm popor lipatnya bisa nitik dan mampu menjatuhkan target buruan (lihat photo bang Andre  dengan beberapa hasi buruannya. Bang Andre ini juga seorang big bikers mania yang kesohor di Pontianak).

Iya, bagi pendatang baru (newbie) membeli senapan di toko olah raga memang beresiko, selain senapan tak bisa diuji akurasinya, pelayan dan pemilik toko tersebut sama sekali tak memahami cara setting senapan dengan baik. Akhirnya habis waktu, habis biaya, kesal dan kecewa. Belum lagi resiko keamanan karena sebagian besar senapan yang dijual tak jelas asal usulnya (siapa gunsmithnya).
Oleh karena itu bagi rekan-rekan yang ingin membeli senapan pcp, datanglah ke toko senapan yang dikelola oleh mereka yang memilki hobbi menembak dan mengerti otak-atik senapan. Toko senapan seperti ini biasanya menyediakan kesempatan bagi konsumennya untuk uji akurasi senapan sebel membayar. Senapan yang dijualpun adalah senapan-senapan berkualitas yang telah teruji keamanan dan akurasinya.
Merekapun biasanya memberikan layanan after sales yang memuaskan dan dapat membantu kita hingga senapan yang kita beli hingga benar-benar siap tempur.
Bahkan kalau seringkali kita diajak hunting bareng untuk berbagi pengetahuan tentang spot menembak aneka hewan buruan yang menjadi rahasia besar bagi para hunter.

Untuk jenis toko senapan seperti itu tak ada yang bisa saya rekomendasikan selain toko senapan RedDot yang dikelola oleh Tok Qois dan Bang Ripin yang beralamat di jl. Soewignyo.

Tadi malam saat bertandang di toko itu sepertinya ada beberapa pucuk senapan PCP baru yang dipajang. Kalau mau berkunjung silahkan ke Jl. Soewignyo. Tokonya di samping Bengkel mobil United Oil. Kalau dari perempatan jl.jawa atau perempatan alianyang/ natakusuma masuk aja ke jl. Soewignyo. Tokonya di sebelah kiri, kira-kira 800 meter dari perempatan. Kalau dari sungai jawi masuk ke jl. Soewignyo sekitar 1 Km, lihat sebelah kanan. Ada plangnnya kok. Masalah harga kayaknya standar-standar aja. Yang ga standar pelayanan purna jualnya, dua jempol. Kalau mau diantar silahkan kontak aja...kalau ada waktu dengan senang hati akan saya temani