Rabu, 18 Desember 2013

Keunggulan Singleshoot

Oleh: Bungben 

Kemarin pada saat berburu saya mencoba menggunakan sistem pengisian mimis dengan mekanisme loading manual. Magazine pcp air arm saya yang berisi 9 butir peluru tetap saya bawa namun sama sekali tidak saya gunakan.
Ternyata ada keasyikan tersendiri berburu menggunakan sistem loading manual. Selain dapat dengan cepat mengganti jenis mimis pada saat akan membidik, penggunaan loading manual memberikan dampak psikologis khusus yang memaksa kita agar semakin cermat dalam membidik target.
Kecermatan akan semakin meningkat karena jika sampai target lolos akan banyak waktu terbuang untuk memasukan mimis kembali. Dengan demikian sikap gopoh, terburu-buru, dan gugup akan bisa diminimalisir. Jika telah terbiasa menggunakan sistem singleshoot, kemungkinan akan terbentuk keyakinan dibawah sadar kita untuk menerapkan prinsip one shoot one kill. Inilah yang mungkin dijadikan alasan para penembak senior lebih memilih sistim singleshoot dibandingkan multishoot/ magazine pada saat berburu.
Kemudahan dan kecepatan pengisian mimis ke lubang laras pada senapan pcp yang dilengkapi oleh magazine seringkali membuat kita tidak cermat dalam membidik sasaran.
Belum lagi jika sistem perputaran magazine yang sering macet akibat pembuatan magazine yang kurang presisif pada senapan pcp lokal. Ada perasaan mangkel karena mimis tak bisa masuk ke lubang laras, ada perasaan tertekan karena takut kehilangan momentum bidik. Serta akan muncul rasa ragu apakah mimis yang masuk pada lubang laras masih normal atau mengalami kerusakan, sehingga akan mengganggu akurasi tembakan, karena tekanan kokang yang dipaksakan.
Kelebihan lain jika menggunakan mekanisme singleshoot adalah kita dapat memilih jenis mimis yang akan digunakan. Hal ini sulit dilakukan jika kita menggunakan magazin. Bahkan kita bisa membawa lebih dari 2 jenis peluru dan menggunakannya berdasarkan sikon yang ada.
Jika Anda telah terbiasa menggunakan magazine, sekali-kali bolehlah mencoba berburu menggunakan loading peluru manual/ singleshoot. Terlebih bagi
Anda yang sering mengalami situasi one magazine one kill seperti yang sering saya alami juga hehee.

Berburu Tupai VII: Posisi Bidik

Oleh: Bungben

Judek dengan deadline kerjaan akhir tahun di swadesiprinting, saya pun memutuskan untuk berburu tupai diperkebunan kelapa kawasan jalan ampera pontianak. biasanya setelah aktivitas berburu fikiran saya menjadi lebih fresh, menulis kebih lancar dan masalah2 bisnis dapat dipecahkan dengan lebih mudah. Tak apalah dikutuk konsumen satu hari, hihii.
Saya turun pagi tadi untuk mempelajari posisi bidik dan shooting moment.
Yang saya maksud dengan posisi bidik adalah posisi kita saat mengunci target. Bagaimanakah posisi yang pas? Duduk, berdiri atau tiarap kayak perang vietnam? 
Lalu berapa jarak yang ideal antara kita dengan target dan berapa derajat kita harus mengangkat moncong senapan? Apa hubungan antara posisi bidik dengan moment untuk menarik pelatuk? Dan bagaimana caranya supaya target yang telah terluka tidak nyangkut?
Wah mau cari fresh, kok jadi mumet mikir neh....hihii tentu mikirnya sebelum dan sesudah berburu.berburu ya berburu ga usah mikir. Saat berburu kita sudah harus yakin bahwa pengetahuan telah menjadi insting. Gayenye! hehee.
Malam ini lagi malas menjawab aneka pertanyaan tersebut. Yang jelas tadi pagi dari jam 05.30 sampai jam 08.00 saya berhasil shoot 6 ekor. Sialnya 3 ekor nyangkut di pohon, 2 dipohon bambu, satu dipohon langsat.  Jam 08.00 - 09.00 hasilnya nihil, gagal mengunci sasaran. Tupainya sudah jadi sprinter olimpiade.
Jam 09.00 pulang kerumah, karena tupai sudah tak terlihat. Katanya sih lagi pada sibuk gosok gigi dan bersiap bobo..
Jam 10 sampai dirumah lalu terima telpon, dengerin 3 konsumen ngomel via hp karena kerjaan belum selesai, desain belum dikirim, dan kwitansi salah ketik.
Gantian jadi sasaran tembak!


Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini:

Keterampilan Berburu

Berburu itu hobby yang gampang-gampang susah. Tampak gampang, tapi dalam pelaksanannya ternyata susah. Sehingga tak heran jika banyak hunter mengatakan berburu itu sifatnya untung-untungan.

Ada benarnya juga.

Terkadang kita sudah sangat siap dengan senjata berburu kita. Power,akurasi, peluru dan triger senapan sudah kita yakini berada dalam kondisi yang prima. Kitapun sangat yakin. Pokoknya kalau masuk dalam lubang bidikan tak mungkin target dapat belenggang pergi.

Namun, saat di lapangan ehhh binatang buruan tak satupun yang lewat. jangankan lewat, suaranyapun tak kedengaran. Walhasil balon kekecewaanpun menggelembung di dada.

Setelah berdiskusi panjang dengan rekan-rekan pemburu, sambil membaca aneka referensi dan mempraktekannya dilapangan, dengan berat hati harus saya simpulkan bahwa aktivitas berburu itu bukanlah untung-untungan. Akan tetapi berburu itu adalah sebuah keterampilan. Oleh karena itu bisa dipelajari dan diasah dilapangan.

Setidaknya terdapat 5 keterampilan yang menentukan keberhasilan dalam berburu. Keterampilan mencari lokasi, keterampilan menemukan target buruan, keterampilan memahami kharakter hewan buruan, keterampilan mengunci target, dan keterampilan membidik target.

lima keterampilan itu tentu didasarkan pada satu syarat utama:  senapan yang kita gunakan sebagai alat berburu berada dalam kondisi yang ideal.

Di lain waktu akan saya tuliskan diskripsi masing-masing keterampilan tersebut.

Namun, tidak berarti bahwa setelah Anda membaca artikel ini Anda akan sukses berburu. 5 keterampilan yang saya sharekan diatas hanyalah  folder-folder tempat menampung aneka informasi dan keahlian yang kita miliki. sehingga ketika kita mendapatkan masukan tentang kharakter musang misalnya, maka informasi itu tinggal dimasukan ke dalam folder 'kharakter hewan buruan'.

Semakin banyak isi folder tersebut semakin kaya informasi yang kita miliki.semakin banyak kita praktekan, maka akan semakin meningkatlah keterampilan kita. Semakin meningkat keterampilan kita semakin kecillah ketidak beruntungan kita untuk mendapatkan hewan buruan.

Lalu apakah saya yang memposting tulisan ini adalah seorang pemburu yang sudah terampil?

Jawabannya tidak! Saya hanya lebih terampil sedikit saja dibandingkan dengan rekan-rekan hunter lainnya dalam membuat pola pembelajaran dan menuliskan gagasan. Kalau masalah sukses berburu saya masih berada dalam situasi tidak beruntung terus, karena selalu kalah banyak menenteng hewan buruan dibanding rekan-rekan lainnya.hehee.

Yang penting sehat lah! Hihii.

Pengcab Perbakin Kalbar

Oleh: Bungben

Aneh juga jika hingg saat ini Kalimantan Barat tidak memiliki pengurus cabang Perbakin. Padahal komunitas senapan angin yang bisa menjadi kantong tempat berkembangnya bibit atlet petembak di Kalbar cukup banyak. Belum termasuk para penghobby airsoft gun.
Mungkin banyak pihak meresahkan hal yang sama, termasuk saya. Namun, ya sekedar resah saja karena tak tau mau berbuat atau bisa berbuat apa.
Ada sedikit jalan untuk berbuat sesuatu saat membaca sms beruntut dari Pak Bambang, penghobby air rifle hunting yang juga sekwan di DPRD Prov.Kalbar.
Dengan bersemangat ia mengajak saya untuk terlibat pertemuan dengan pejabat di Polda Kalbar. Temanya terkait dengan rencana menghidupkan kembali Pengcab Perbakin.
Sudah barang tentu berita dan ajakan itu mencerahkan semangat saya.  Saya begitu bersemangat mendapat ajakan Pak Bambang.
Kamis tanggal 19 Desember saya diminta standby dan segera meluncur jika dikontak untuk mendiskusikan hal rencana itu. Melalui sms sy hanya membalas ajakan standby dengan dua kata penyemangat; zsssiap, pak!