Sabtu, 14 November 2015

Berburu Punai

pcp borneo E 60
Berburu burung punai bagi saya sangatlah sulit. Kharakter hewan ini jauh berbeda dengan hama tupai.
Hama tupai memiliki kharakter yang dinamis sehingga mudah dipantau pergerakannya. Sedangkan punai, cenderung lebih pasif sehingga lebih sulit dipantau.
Hari kamis yang lalu saya belajar secara khusus cara berburu punai dengan mbah ipin. Dari ahli otak atik senapan pcp ini saya jadi paham trik berburu punai. Walaupun hanya berhasil shoot 3 ekor, namun saya merasa cukup puas.
Dari mbah ipin saya memahami beberapa trick berburu punai.
1. Kita harus mengetahui spot. Burung punai adalah hewan yang sangat sensitif dengan pergerakan manusia. Kita harus mengetahui dimana hewan ini biasa hinggap untuk makan, tidur, atau hinggap sementara. Dengan mengetahui spot tersebut, maka kita bisa mengatur gerakan agar si target tidak menyadari kehadiran kita. Jika kita tidak memahami spot ini, seringkali gerombolan punai akan berhamburan pergi sesaat setelah melihat kehadiran kita. Pohon leban adalah pohon favorit punai. Karena buah leban adalah makanan utama burung yang molek ini. Selain itu pohon jambu, pohon mahang serta pohon kelapa seringkali jadi tempat persinggahan punai untuk mengamati pohon leban sebelum mereka turun untuk menikmati buahnya. Yang perlu diingat tak semua lokasi pohon leban akan dihinggapi punai. Mereka punya kriteria khusus untuk menentukan pohon leban yang seperti apa yang akan dijadikan tempat makan. Untuk mengetahuinya kita perlu menanyakan hal ini kepada punai melalui sms, wa atau bbm. Hahaaa...
2. Jeli mengamati. Burung punai adalah binatang berkostum camo yang nyaris sempurna. Jika ia telah hinggap di pohon leban, mahang atau jambu, kita akan sangat sulit menemukan hewan ini karena warna tubuh yang nyaris sama dengan dedaunan. Menariknya hewan ini sesekali melakukan pergerakan, berpindah pada ranting lain, atau bergeser. Nah, saat ia melakukan pergerakan itulah kita baru memiliki peluang menemukan target. Oleh karena itu, jika kita menemukan pohon leban dari kejauhan, jangan langsung mendekati akan tetapi amati dulu apakah ada punai diantara dedaunannya menggunakan mata telanjang, atau teleskop senapan. Jika ada silahkan mendekat perlahan. Dan jika sudah memasuki jarak tembak segeralah temukan si target melalui bantuan teleskop. Selain pergerakan, punai juga bisa diakati dari warna kakinya yang berbeda dengan warna daun dan ranting. Tapi mata tua saya tetap saja sangat sulit membedakannya dari kejauhan.
3. Ronda keliling. Sebuah pohon leban yang berbuah lebat biasanya akan didatangi kembali oleh gerombolan punai lainnya. Satu gerombolan punai bisa berjumlah antara 4 hingga belasan ekor. Setelah kita shoot sekali burung ini akan terbang berhamburan tak peduli sesenyap apapun senapan kita. Dan setelah beberapa waktu gerombolan punai lain akan mendatangi kembali pohon tersebut. Oleh karena itu mbah ipin bilang untuk agar sukses menembak punai kita harus rajin-rajin ronda. Karena kalau ga ronda nanti dimarahin pak RT.
4. Killing point. Killijg point burung punai sama seperti binatang lain, di kepala, leher, dan dada. Namun saya cenderung memilih bagian dada. Karena ukuran kepala punai di teleskop hanya sebesar satu dot saja jadi sangat besar kemungkinan loss target. Kalau shoot pada bagian tubuh, biasanya punai tidak langsung tewas, makanya masih punya kesempatan untuk disembelih dengan menghaturkan ijin kepada Allah SWT.

Gitu deh beberapa tips berburu punai yang saya pelajari dari mbah ipin. Saya beruntung bisa belajar langsung master hunter senior yang skill huntingnya tak perlu diragukan lagi ini.
Oya saat turun berburu saya membawa senapan pcp Borneo E60 buatan mbah bedjo dengan mimis JSB exact. Senapan ini yang sudah dioprek 3 kali oleh mbah ipin. Oprekan terakhir adalah mengganti laras borneo saya menjadi laras LW made in Germany. Hasilnya semakin meyakinkan.

Sabtu, 26 September 2015

Borneo E60 Mbah Bedjo

Sejak tibanya Borneo E60 dipangkuan ibu pertiwi sekitar bulan Juli lalu, senapan berlaras 41 cm ini sudah 4 kali saya bawa turun ke lapangan. Berburu hama tupai di pelosok kebun kelapa dan tepian hutan perdu.
Turun pertama tqk membawa hasil. Target tak banyak kelihatan, shoot 3 kali tapi mimis melenceng entah kemana. Teleskop 3x28, saya vonis bersalah. Lalu ganti teleskop yang lebih besar ukuran 3-12 x 40. Turun lagi. Hasilnya juga nihil, walaupun hewan buruan sepi saya masih shoot 2-3 kali dan mimis tak nyerempet sasaran sedikitpun.
Lalu saya minta tolong Mbah ipin setting senapan besutan Mbah Bedjo itu. Setelah dibongkar sana sini oleh mbah Ipin dan dipasangi teleskop vortex 3-12 x 40 yang jernih punya saya merasa mantap. Borneo Cebol saya bawa turun lagi. Hewan buruan lebih banyak, shot 6-7 kali, hanya satu yang tewas. Teleskop oke  hanya masih ada masalah. Posisi tele terlalu ke belakang sehingga mengakibatkan sulit membidik target dengan cepat. Peluru juga masih kocar kacir saat membidik daun pisang. Tapi lumayan ada progress. Walaupun kurang memuaskan.
Setelah itu Borneo dengan tabung 300cc ini saya isi lagi dengan tekanan 2100. Namun karena kabut asap, si Borneo hanya tersimpan rapi.
Sehari setelah hujan turun dan kabut asap mulai menipis, saya angkat lagi Borneo dengan popot thumbhole ini. Sayangnya tekanan berkurang di posisi 200 psi. Saya memvonis tabung bocor.
Malam hari saya bawa borneo ke markas Reddot di Suwignyo, mbah Ipin telah menunggu untuk mengoprek senapan. Karena telah malam, dokter ipin memutuskan si Borneo harus rawat inap. Mbah Ipin juga memutuskan untuk meningkatkan stabilitas tekanan.
Dua hari berlalu Borneo sudah sehat kembali. Sebelum di bawa turun saya memperbaiki posisi teleskop agar pas dimata dan mantab dihati. Karena bergeser, malam itu pula borneo harus menjalani setting tele. Setelah habis satu magazine yang berisi 16 peluru, senapanpun saya isi gas dengan tekanan 2300. Lalu paginya saya bawa jalan-jalan ke kebun kelapa terdekat.
Kabut asap lumayan pekat. Tapi rasa penasaran, pekatnya asap tak membunuh tekad. 05.30 saya meluncur ke lokasi. Baru masuk nampak hama tupai berkeliaran. Beberapa burung punai juga melintas di atas kepala. Pagi yang indah.
Di pagi yang riuh itu, akhirnya Borneo menunjukan kesaktiannya. Saya shoot 10 kali. 7 kena, 3 meleset. Hasilnya lumayan. Pada sela-sela ranting yang rapat saya berhasil shoot 5 ekor hama tupai dan 2 punai. Sayangnya karena lantai kebun penuh ranting dan daun kering 2 ekor hama tupai dan 1 ekor punai tak ditemukan.
Nah begitu. Kesimpulannya sekarang saya puas menyandang Borneo E60 besutan Mbah Bedjo. Untuk mencapai hasil yang diinginkan kita memang harus bersabar. Sehebat apapun sebuah senapan, kita perlu melakukan oprak-oprek si senapan agar lebih mantap saat digunakan. Kita juga perlu penyesuaian dengan aneka faktor seperti tele, triger, kenyamanan senapan saat membidik, agar semakin pede dalam berburu.
Masih mending Borneo E 60, senapan saya yang chonta jenis air arm memerlukan waktu lebih dari 6 bulan untuk setting dan kenyamanan. Yah begitulah seninya punya senapan baru. Senapan angin tidak seperti motor baru, begitu beli langsung bisa ditunggangi tanpa perlu setting sana-sini.
Terakhir, saya bisa simpulkan senapan besutan Mbah Bedjo yang dioprek Mbah Ipin ini sangat bisa diandalkan. Bravo Mbah Bedjo dan Mbah Ipin.

 ********
 senapan ini mau saya lepas, bagi yang minat silahkankontak whatsapp 085245186277
********

Minggu, 23 Agustus 2015

Penembak Bunga

Bung yayuk adalah penembak rimba. Pengalamannya berburu di tengah rimba kalimantan yang wonderful itu, tak tertandingi oleh jagad perburuan di Kalimantan Barat. Mbah Ipin adalah ahli penembak rawa dan tambak. Karena kehandalannya menjatuhkan belasan belibis di arena berburu yang tak mudah, ia lalu bergelar Raja Belibis. Sedangkam saya?
Saya hanyalah penembak bunga. Target hewan yang disasar seringkali tak dijumpai karena kurangnya pengalaman berburu. Karena sering tak berjumpa target,  jadilah bunga pinang, bunga kelapa atau bunga pohon mangga jadi sasaran. Hahaa.
Dan untuk mewakili kehandalan saya dalam menembak bunga, saya abadikan senapan Borneo E 300 besutan mbah bedjo yang sudah dioprek dengan mbah ipin ini di pojok ruangan rumah yang penuh dengan bunga.
Inilah senapan borneo e60 yang molek setelah dipasangi teleskop vortex rekomendasi Tok Qois yang jernih dengan frame tele tipis yang maknyus di mata. 
Aku menyebutnya BUNGA BORNEO E60

Jumat, 14 Agustus 2015

Tupai Besar di Hutan Kalimantan

Di hutan Bengkayang masih banyak binatang yang aneh aneh dengan ukiran yang besar. Salah satunya adalah kerabak, begitu masyarakat setempat menyebutnya. Kerabak adalah sejenis tupai yang besarnya hampir 4 kali lipat tupai kelapa. Bentuk dan rupanya sama persis dengan tupai kelapa. Bagitu penjelasan Bang Yayuk.
Kerabak ini hidup di pepohonan yang tinggi, antara 50-80 meter. Pohon-pohon itupun sangat besar. Rata-rata tak bisa dipeluk oleh pelukan 2 orang dewasa. Tak heran jika tupai sebesar itu menjadi binatang kecil di hutan.
Ia tak tahu apakah binatang ini dilindungi atau tidak. Namun biasanya hewan ini adalah salah satu hewan buruan masyarakat lokal untuk keperluan konsumsi. Menurutnya daging kerabak ini sangat disukai penduduk di sekitar hutan. Isinya banyak. Isi daging bersih tanpa kulit dan kepala bisa mencapai hampir satu kilo.
Namun, karena posisi target sangat jauh kerabak ini tak bisa dijangkau oleh sumpit dan senapan angin lokal. Yayuk mengaku pernah menemani masyarakat lokal berburu kerabak menggunakan senapan PCP. Dan binatang besar itu berhasil dijatuhkan.
Berikut foto kerabak hasil buruan masyarakat di sekitar hutan beberapa tahun yang lalu. Saya pribadi sebenarnya enggan memposting binatang ini. Saya ga tahu apakah binatang ini dilindungi atau tidak. Kalaupun tidak dilindungi saya akan mengambil sikap untuk tidak menembaknya, kasian juga hihii.
Tapi demi kepentingan pengetahuan saya pikir perlulah foto ini diposting. Saya khawatir binatang 5-10 tahun lagi akan punah. Lalu kitapun tak dapat lagi mengetahui seperti apa rupa hewan ini. Punah bukan karena perburuan yang tak seberapa, tapi karena invasi sawit yang sudah begitu keterlaluan.
Oya invasi perusahaan sawit ini memang sudah sangat gila. Pengusaha tanaman monokultur ini membolduser semua pohon yang menjadi makanan binatang. Seluruh binatang dari yang kecil hingga yang besar yang jenisnya bisa ribuan, akan punah semua. Dan area yang diludeskan itu bisa ratusan hingga ribuan kilo meter persegi luasnya. Area jelajah para pemburu senapan angin paling banter 5 km2. Itupun sdh menghabiskan waktu setengah hari dan mwmeras keringat yang lumayan banyak.hihii.


Selasa, 11 Agustus 2015

Peluru JSB Exact

Jenis peluru senapan angin sangat mempengaruhi akurasi sebuah senapan angin. Oleh karena itu para bediler di pontianak biasanya lebih senang menggunakan sistem singleshoot dari pada menggunakan magazine. Alasannya agar lebih efektif untuk mengganti peluru sesuai dengan kondisi di lapangan.
Faktor yang dipertimbangkan dalam memilih peluru selain beratnya adalah juga impact atau dampak tembakan terhadap hewan buruan.
Berat peluru mempengaruhi jarak jangkau efektif sebuah senapan. Makin berat makin pendek jarak jangkau efektif namun makin besar impactnya terhadap hewan buruan.
Namun settingan power senapan dan kondisi laras senapan juga harus dipertimbangkan. Kalau keluaran angin terlalu kecil tentu kurang tepat menggunakan peluru yang berat. Demikian pula dengan laras, kondisi laras yang baru biasanya belum maksimal digunakan untuk peluru yang berat. Dalam konteks ini sesuai dengan pendapat mbah ipin, para bediler perlu melakukan percobaan dengan aneka jenis berat peluru.
Hal lain yang juga mempengaruhi adalah bentuk peluru. Beberapa peluru didesain agar dapat memecah hambatan angin sehingga dapat menjangkau target secara stabil dalam jarak jauh. Beberapa peluru yang lain lebih unggul dalam hal impact terhadap hewan buruan.
Nah, pada saat diskusi dengan mbah ipin saya menanyakan jenis peluru yang pas untuk berburu sasaran yang agak besar seperti belibis. Ia mengatakan peluru seperti JSB Exact dapat diandalkan. Ia mengaku menggunakan peluru dengan jenis rok yang agak panjang ini untuk menjatuhkan belasan ekor belibis. Impact JSB exact sangat bagus dan dapat menempuh jarak efektif dengan stabil dalam jarak yang jauh. Target seperti belibis itu jarang dibawah 60 meter katanya. Dia sudah pernah mencoba aneka jenis peluru untuk melumpuhkan belibis, JSB Exact sementara ini yang paling ideal.
Peluru ini juga dapat digunakan untuk jarak menengah. Untuk berburu tupai misalnya. Menurut pengakuan Yayuk, bediler rimba pontianak, hama tupai pasti jatuh dengan JSB exact. "Pelurunya unik, kalau kena hama tupai tubuhnya akan sobek" kata Yayuk.
Di tokonya, mbah ipin juga memajang peluru ini. Ada tiga jenis, JSB Heavy dengan berat 10.34 gr  JSB monster 13.43 gr sedangkan JSB BEAST beratnya 16.20 gr.
Saat berburu tupai atau belibis mbah ipin selalu menggunakan yang medium yaitu JSB Monster. Harganya standar aja.
Kalau pesan silahkan langsung aja kontak hp nya 081257134188. Bisa dikirim keseluruh indonesia.

Berburu di Rimba

Setelah ngobrol dengan bang Yayuk saya jadi berani menyimpulkan bahwa tantangan berburu di rimba itu ternyata berbeda dengan apabila kita menembak di kebun, di rawa, atau di tambak. Saya pribadi hanya punya pengalaman berburu di kebun dan di tambak saja. Di hutan rawa saya pernah sekali, tapi hanya sebentar saja, karena tak punya nyali yang cukup untuk berlama-lama berada di rawa-rawa. Keberanian saya belum cukup jika harus berhadapan dengan binatang-binatang reptil yang menakutkan seperti ular, biawak, atau bahkan buaya yang jamak ditemui di rawa Kalimantan, hihiii.  Sedangkan berburu di rimba saya sama sekali tak pernah punya pengalaman.
Jadi setelah mendengar cerita bung Yayuk saya jadi ngiler untuk berburu di hutan tropis.
Menurut cerita bang Yayuk jika kita ingin berburu di hutan, kita bisa berburu di malam hari atau siang hari. Hewan-hewan yang dapat ditemukan dengan mudah pada saat malam hari adalah pelanduk, musang, dan babi hutan. Sedangkan pada saat siang hari kita dapat menemukan puluhan satwa yang unik yang tentu saja tak semua boleh di tembak. Hewan-hewan yang sering dijumpai seperti tupai, kerabak (tupai besar), kubung (tupai terbang), lutung, beruk, monyet, rusa, kijang, trenggiling, landak, dan aneka burung seperti punai besar, enggang, ruai (sejenis enggang), cucak rowo, murai, kacer dan belasan jenis burung aneh yang menurut pengakuan bang Yayuk tak ia ketahui namanya.
Tak semua hewan yang ia temui itu ia tembak, karena sebagian besar dilindungi. Namun, menurutnya orang-orang kampung biasa menangkap beberapa satwa yang sebenarnya dilindungi untuk konsumsi. Misalnya rusa atau kijang.
Untuk berburu binatang sepertu rusa dan kijang, orang-orang kampung biasanya menggunakan senapan rakitan. Mereka menyebutnya senapan lantak. Senapan lantak  tergolong senapan api. Bubuk mesiunya terpisah dengan peluru. Cara menggunakannya adalah dengan memasukan bubuk mesiu ke dalam chamber senapan lalu didorong menggunakan besi dari atas laras agar padat.  Peluru yang digunakan terbuat dari timah biasanya berbentuk bulat.
Untuk berburu rusa atau kijang orang-orang kampung turun secara bergerombol antara 6 hingga belasan orang. Mereka membawa anjing kampung untuk melacak jejak binatang tersebut dan menggiringnya ke sebuah area yang memungkinkan para pemburu membidikkan senapannya.
Ada tradisi yang menarik jika aktivitas berburu itu membawa hasil, yaitu tentang cara pembagian. Menurut Bang Yayuk masyakat lokal sudah punya aturan sendiri. Mereka yang menembak pertama kali tepat pada sasaran akan mendapatkan bagian kepala hewan buruan. Hal itu tetap berlaku walaupun hewan buruan tidak langsung tewas saat ditembak. Lalu pemilik senapan akan mendapatkan bagian paha. Hal ini juga berlaku jika pemilik senapan tidak ikut serta berburu. Yang menarik adalah ternyata anjing yang ikut serta berburu juga mendapatkan jatah. Tentu yang memakannya bukan anjingnya, tapi pemiliknya. Setelah selesai barulah sisa daging dibagi rata dengan orang yang turut serta dalam perburuan itu. Wah unik sekali.
Beraambung....

Minggu, 09 Agustus 2015

Yayuk, Bediler Rimba Kalimantan

Panggilan populernya Yayuk. Nama lengkapnya Yayuk Sayuti. Awalnya saya hanya mengenal bedilers ini via group whatups Reddot Bikers Hunter. Namun, setelah hunting bareng minggu tadi (10/8/2015) saya menjadi lebih akrab dengannya.
Sebelumnya saya pernah membuat video tentang hunting belibis atas prakarsa dari mbah ipin. Video itu menampilkan dua bedilers pontianak yang salah satunya adalah Yayuk ini.
Pada saat rehat berburu minggu pagi itu kami ngobrol panjang lebar tentang dunia rimba dan perburuan. Obrolan ngalor ngidul itu juga dilakukan bersama bung Ryan yang juga bedilers cukup populer di pontianak. Populer  sebagai penembak luput yang sangat sayang pada binatang, hihii.

Dari obrolan panjang itu saya mengetahui bahwa bung Yayuk ini adalah seorang air rifle hunter yang sarat dengan pengalaman. Kepada saya ia bertutur betapa luar biasa kayanya hutan Kalimantan.
Aneka hewan buruan yang menurut saya sangat aneh pernah ia lumpuhkan. Dari beraneka jenis tupai, landak,trenggiling, pelanduk dan aneka burung besar. Ia juga bercerita sering mengikuti masyarakat lokal dalam berburu binatang besar untuk konsumsi, seperti rusa, kijang, bahkan beruk. Binatang-binatang besar itu memang dilindungi, namun berburu binatang besar itu sudah menjadi tradisi masyarakat setempat. Mungkin bagi pecinta lingkungan tradisi itu dianggap mengganggu habitat binatang langka itu. Namun saya menganggap mereka punya hak untuk menikmati sisa-sisa kekayaan hutan kalimantan yang sudah luluh lantak, hancur oleh jarahan pengusaha sawit yang rakus. Jika hari ini banyak binatang menjadi langka, itu bukanlah ulah masyarakat lokal, tapi ulah para pengusaha sawit yang berkolaborasi dengan pejabat pemerintah berakal bulus. Aduh jadi menyimpang tulisannya nih, hihii. Sorry, saya itu jadi sentimentil kalau ngomongin hutan kalimantan. Kacau dah. Kembali ke laptop!
Nah kembali ke cerita bung Yayuk. Ia bercerita bahwa di daerah kabupaten bengkayang masih terdapat hutan yang kaya dengan aneka hewan aneh. "Tupai saja ada banyak jenisnya bang. Ada tupai kelapa yang hanya sebesar telapak tangan, ada tupai yang berwarna merah bahkan ungu, ada tupai yang sebesar paha orang dewasa dengan berat hampir 2 kilogram (kayak apa besarnya ya?), ada juga tupai yang bisa terbang dengan bentangan sayap yang besar. Menemukannyapun tak terlalu sulit di lawasan hutan dekat rumah  saya bang", demikian kata bang yayuk. Saya yang hanya mendengar menelan ludah karena ingin sekali bertandang ke sana.
Bersambung.....

Pcp Borneo E60

Senapan PCP Borneo E60 adalah senapan PCP besutan Mbah Bedjo yang cukup populer di kalangan bediler. Sesuai dengan serinya, ciri khas senapan ini menggunakan tabung kecap 300 cc sehingga tampak lebih gemuk dibandingkan senapan pcp dengan tabung standard dan lebih ramping dibandingkan dengan senapan PCP yang menggunakan tabung 500 cc.
Spesifikasi lainnya senapan ini menggunakan laras baja lokal dengan diameter luar (OD) 14 mm, panjang 50 cm ulir 12. Popor yang digunakan model tumbhole dengan setelan pipi. Tabung gas dilengkapi dengan regulator. Chamber monobox dilengkapi dengan tatakan singleshoot. Magazine jenis maurauder isi 16 saya beli di toko reddot.
Saya memesan senapan ini melalui Mbah Ripin, pemilik toko senapan angin Reddot Pontianak pada bulan Mei 2015 dan baru tiba pada tanggal 14 Juni 2015. Harganya sktr Rp 5,5 juta, tidak termasuk biaya modifikasi dan aksesoris.
Senapan ini lalu dioprek oleh mbah ipin untuk meningkatkan power dan akurasi. Sekitar seminggu senapan Borneo300/itu sdh siap digunakan. Setelah memasang teleskop BSA seharga Rp 700ribu, senapan terpaksa dianggurkan selama hampir satu bulan. Kebetulan saat itu masuk bulan suci Ramadhan 1436 H jadi sangat beresiko saat memandang buah kelapa muda bergelantungan. Hihii. Namun, karena penasaran, sekitar seminggu menjelang Hari Raya sayapun membawa senapan cebol ini untuk berburu tupai di Kebun Kelapa di kawasan Kalimas, Kab. Kubu Raya.

Hasilnya tidak memuaskan. Beberapa kali, tembakan saya meleset. Setelah dicheck ternyata groupingnya masalah. Pada jarak 30 m, groupingya sebesar buah jeruk. Saat itu  Peluru yang digunakan adalah JSB exact.  Sedangkan untuk power sudah lumayan. Lalubswnapan ini masih tergolong boros angin karena hanya bisa shoot 50 kali. Bandingkan dengan senapan dengan tabung ukuran OD 32. Yang dengan keluaran angin sekitar 40psi per shoot, dari tekanan 2500-1000, bisa shoot stabil sebanyak 30-38 kali shoot.
Malamnya saya minta tolong mbah Ipin untuk menyetting kembali dan rampung menjelang hari Raya Idul Fitri. Karena memasuki Hari Raya senapan tak sempat saya bawa 'jalan-jalan'.
Pada saat modifikasi ke dua Mbah Ipin merekomendasikan untuk ganti peluru. Peluru yang direkomendasikan adalah Baracuda Hunter. Dengan peluru tersebut, menurut Mbah Ipin 30  peluru jatuh pada target yang sama pada jarak 25 meter.
Nah, karena moment lebaran saya tak sempat untuk mencobanya. senapan itu baru saya bawa turun hari ini (minggu 10/8).  Hasilnya?

2 kali shoot di pagi hari yang masih gelap meleset. Setelah dicheck crosshair bergeser. Pantas saja!
Penyebabnya mungkin tele bergeser pada saat dalam.perjalanan. Saya memang cwroboh karena tidak melakukan pengecheck-an sebelum memasuki lokasi hunting. Hihiii.
Lalu saya habiskan sekitar 6 peluru untuk setting teleskop. Tampaknya sudah oke. Setelah itu dapatlah korban pertama. 


Sayangnya target kedua meleset lagi. saya melakukan pengecheckan lagi siapa tahu grouping bermasalah lagi. Ternyata crosshairnya bergeser lagi. Haduh ini kemungkinan besar ada masalah dengan teleskop. Setting lagi teleskop, senapan akurat kembali, 3 peluru masuk mepet dalam satu titik pada jarak 30an meter.
Setelah itu tak ketemu target baru lagi. Sialan!


Saat menembak saya turun bersama 2 orang teman yang menggunakan senapan jenis FR besutan.Mbah Bejo juga, yaitu Bang Yayuk yang berhasil shoot sekitar 8 ekor, 6 jatuh, 2 hilang. Dan bang Ryan yang ga shoot-shoot tapi dapat dua ekor. Kemungkinan besar tupai nya adalah hasil shoot-an nya Bang Yayuk yang hilang itu, wkwkwk.

Kesimpulan:
Saya belum puas melakukan uji coba lapangan dengan senapan baru saya ini. Kemungkinan saya masih kagok menggunakan senapan baru ini. Oleh karena itu tentulah perlu penyesuaian karena selama ini pake senapan PCP tabung 32 dengan oanjang laras 60cm yang lebih panjang. Jadi kurang PD saat berburu. 

Lalu ada juga sedikit persoalan di triger. Triger yang digunakan terbuat dari teflon, berbeda dengan triger senapan chonta saya yang terbuat dari aluminium. Saya ga paham juga kenapa Mbah Bedjo tidak menggunakan triger aluminium sebagaimana senapan2 sebelumnya. Triger ini juga belum disetel sehingga agak keras dan tak ada jeda alias one step shoot. Tapi masalah ini bukaflah persoalan besar. Karena mudah nyettingnya.

Lalu teleskop BSA saya memang kurang enak ngintipnya. Jenis teleskopnya ada laser di nagian depan  yang dilindungi oleh kaca plastik. Kaca ini sering berembun saat pagi hari lalu benjolan tempat laser yang menggantung di bagian atas ujung teleskop sangat mengganggu keluasan pandangan. Sayapun kurang cermat memasang posisi teleskop yang kurang maju, sehingga mengurangi kenyamanan saat moment bidik cepat.
Walaupun kurang puas dengan hasil berburu hari ini, tapi setidaknya senapan PCP Borneo300 sudah menunjukan kemajuan. Memang lumrahnya sebuah senapan baru, akan mantap digunakan setelah melalui 4-5 kali penyettingan dan 5-6 kali uji coba di lapangan.

Setelah ini saya berencana akan memperbaiki teleskop atau bahkan menggantinya, menyetel ulang setelan pipi dan posisi teleskop, memperbaiki triger dan melihat hasil grouping sendiri sebelum dibawa turun berburu. Hasil perkembangan Borneo e 60 ini insyaAllah akan saya sampaikan terus. Sering-sering aja berkunjung ke blog ini. Hihii.

Jumat, 07 Agustus 2015

Berburu Musang

Saat kita mecari seekor musang yang tak tampak, kita bisa meyakini keberadannya lewat tanda-tanda yang ia tinggalkan. Dari jejak kaki, sisa-sisa makanan, dahan dan ranting yang patah, bahkan dari bau. Dari tanda-tanda itu kita dapat memastikan 100% bahwa 'sesuatu' yang tak tampak itu adalah seekor musang. Bukan seekor sapi apalagi semut. Bahwa nanti kita akan bertemu atau tidak itu urusan lain.
Mungkin ga ada bedanya bagi kita yang sedang mencari atau sedang berproses meyakini Keberadaan Sang Pencipta.

Rabu, 05 Agustus 2015

Hunting Belibis dengan Borneo500 Made in Mbah Bejo

Baru nyoba buat video kata mbah ipin, Makanya ya mhon maaf kalau kurang bagus. Lanjutnya.
Nah saya bantu buat ngeditin, biar lebih nyaman di tonton. SIlahkan dinikmati yah...
Berburu Belibis

Senin, 08 Juni 2015

Peredam Senapan PCP

Teman-teman bilang peredam ini peredam bisu. Hasil modifikasi Tok Qois dan Mbah ipin.
Disebut peredam bisu karena peredam modifikasi ini mampu meredam suara senapan hingga 50% lebih senyap daripada peredam yang biasa dijual di pasaran. Tak heran jika peredam ini sangat pas jika digunakan di moncong senapan pcp. Beberapa kawan mengatakan peredam ini adalah peredam khusus senapan pcp.
Hasil eksperimentasi duet tok qois & mbah ipin ini kini sudah bisa dipesan dan dapat dikirim keseluruh Indonesia. Untuk casing  peredam ini menggunakan casing dengan merk bushnell. Yang membedakan adalah jeroannya yang sudah dioprek sedemikian rupa sehingga dapat membuat suara senapan pcp menjadi sunyi senyap.
Harganya juga masih relevan dengan kebisuannya antara Rp 150rb dan Rp 250.000. Tidak termasuk ongkir. Rentang harga itu tergantung jenis peredam yang dimodifikasi.
Mau pesan langsung saja ke mbah ipin yak: hp  di nomor ini nih:
081257134188 atau wa nya di nomor: 087818011231

Rabu, 22 April 2015

Akurasi Senapan: Faktor Eksternal

Oke pada postingan yang lalu saya menulis pengalaman temen-temen terkait faktror intrinsik yang mempengaruhi akurasi senapan. Kali ini saya akan memposting tulisan faktor eksternal yang mempengaruhi akurasi senapan. Faktor eksternal itu adalah:
1. Teleskop. Teleskop sangat mempengaruhi keakuratan senapan saat membidik target. Untuk memastikan teleskop kita dapat digunakan dengan baik saat membidik pastikan posisi teleskop sudah sejajar dengan senapan. Jika kurang yakin gunakan waterpass. Pastikan pula mounting atau dudukan teleskop dalam posisi yang kuat, tak goyang sedikitpun. Karena mounting harus mencengkram chamber dengan kuat maka sebaiknya gunakan mounting double baut. Pada mounting double baut biasanya dilengkapi pula dengan sekrup vertikal yang mengunci mounting sehingga tak mudah bergeser. Pastikan sekrup ini terpasang dengan baik. Cengkraman mounting pada tele harus dipastikan pula cukup kuat. Pasa kasus tertentu teleskop dapat penyet karena kita terlalu kuat memutar mounting bada body teleskop. Untuk meyakinkan bahwa body tele melekat kuat dengan mounting rekan-rekan bediler biasanya menambahkan double tip pada bodi teleskop. Unsur lajn yang perlu diperhatikan pula adalah sekrup settingan teleskop baik untuk sekrup vertikal maupun horizontal. Beberapa teleskop yang kurang baik putaran sekrup tak berpengaruh kuat terhadap perubahan perubahan posisi jatuhnya peluru. Seringpula dijumpai sekrup pada tele terlalu keras sehingga tak bisa lagi diputar. Jika kita menemukan kasus seperti solusinya ada dua.pertama dengan memutar baut yang berada pada bagian atas baut teleskop. Jika hal ini tak memecahkan masalah, maka carabyang kedua adalah memberi isolasi atau sticker pada mounting yang mencengkram teleskop pada bagian belakang ataupun depan. Masalah lain pada teleskop adalah kualitas lensa. Pastikan lensa jernih bersih bebas dari debu atau jamur. Teleskop yang baik di bagian dalamnya terdapat gas freon. Gas ini yang membuat teleskop dapat tetap jernih tak berembun walaupun cuaca di sekitar sejuk karena hujan atau rendahnya suhu lingkungan. Ada juga unsur lain di teleskop yang mempengaruhi akurasi seperti penggunaan zoom. Teleskop ukuran 32 atau 40 biasanya dilengkapi dengan pembesaran hingga belasan kali. Zoom yang terlalu beaar akan membuat peluang jatuhnya peluru pada satu titik menjadi lebih kecil. Karena makin besar zoom yang kita gunakan makin sensitif pula teleskop dengan gerakan tangan kita.
2. Peluru/ Mimis. Pada postingan lama saya pernah membahas tentang hubungan antara power, laras dan jenis peluru yang digunakan. Untuk senaoan yang menggunakan laras lokal, kita harus mencoba beberpa tipe dan merek peluru. Daktor bentuk dan berat peluru sangat meentukan akuras senapan kita. Seringkali sebuah tipe peluru dan merk peluru yang sama memiliki perbedaan hasil akurasi jika digunakan pada senapan yang berbeda. Untuk mendapatkan peluru yang cocok dengan senapan kita, perlu serangkaian uji coba. Lakukan uji coba dari peluru yang paling ringan hingga yang berat. Selanjutnya dapat dibaca di artikel terdahulu. Klik di sini.
3. Angin. Kondisi anhin tentu berpengaruh pada akurasi senapan kita. Settingan senapan diarea tertutup akan berbeda dengan hasil nyata akurasi senapan pada saat kita berburu di alam terbuka. Semakin jauh peluru semakin sensitif ia dengan dinamika angin.
Demikian dulu beberapa faktor yang berkaitan dengan cara meningkatkan akurasi senapan pcp. Semoga bermanfaat. Kalau kurang bermanfaat nanti pak manfaat yang kita beri. Salam bediler!

Minggu, 19 April 2015

Hasil Chonta nya Spektakuler

Senapan Chonta Kang Eky
Tadi pagi turun bareng temen-temen RBH di daerah Kalimas, Kabupaten Kubu Raya. Sekitar 20 menit dari pusat Kota Pontianak. Sayangnya hasil buruan hama tupai kurang memuaskan. Dari 5 orang yagn turun hasil buruan kami hanya 7 ekor. Saya menjatuhkan 3 ekor, Kang Eky 2 ekor, Bang Rusdy dan Tommy  masing-masing 1 ekor. Yang lain, termasuk kompetitor bebuyutan saya, Bang Andre tak mendapatkan hasil alias nihil. Hahaaa..

Padahal saya cukup bersemangat turun berburu pagi tadi. Karena senapan Chonta saya yang ngacak minggu yang lalu berhasil diperbaiki sama mbah Ipin. Ada persoalan di magazine yang membuat mimis rusak. Kondisi inilah ternyata membuat hasil buruan saya kurang maksimal beberapa bulan belakangan ini. 

Tadi pagi walaupun buruan sepi, senapan saya berhasil mendapatkan hasil terbanyak. Padahal sehari sebelumnya Kang Eky berhasil menjatuhkan 17 ekor hama tupai dengan senapan Chonta barunya. Mungkin karena sudah disapu bersih oleh Kang Eky, hama tupai pun agak sulit dijumpai pagi tadi.


17 Ekor Hama Tupai yang Spektakuler

17 ekor tupai hasil buruan Kang Eky adalah hasil yang spektakuler. Selain faktor senapan chonta hasil modifikasi Mbah Ipin, bediler yang satu ini dikenal sebagai penembak jitu yang sangat sabar. Selama 1 tahun ini belakangan ini sangat jarang rekan-rekan bediler Pontianak yang mampu menembak jatuh hama tupai di atas 8 ekor dalam satu sesi aktivitas berburu antara pukul 05.00 - 12.00. Terlebih di lokasi yang sering didatangi bediler seperti di Kalimas. Nah ini 17 ekor! Sebuah hasil yang sangat mengagumkan.Mantap Kang!

Banyak Faktor Untuk Akurasi Senapan


Sebelumnya banyak tulisan dalam blog ini yang telah membahas masalah akurasi senapan. Tulisan-tulisan itu hasil pemecahan masalah case by case. Nah kali ini saya akan mencoba lebih mesistematikan aneka faktor yang mempengaruhi akurasi senapan.

Secara umum terdapat dua bagian yang mempengaruhi akurasi senapan. Bagian intrinsik senapan dan bagian eksternal. 

Bagian intrinsik senapan terdiri dari beberapa faktor:

1. Faktor laras. Laras yang baik memiliki alir yang rapi dan tak ada cacat. Jika asa cacat sedikit saja pada alir laras jangan harap senapan kita dapat akurat. Perhatikan pula kondisi laras pasa bagian pangkal laras yang bersambung dengan chamber. Pastikan pangkal laras dan lubang masuknya peluru benar-benar pas dan tak ada selisih. Selisih tersebut dapat menyebabkan cacatnya mimis yang masuk ke dalam lubang laras saat didorong. Beberapa laras dilengkapi dengan choke pada bagian ujung laras. Konon choke atau area yang menyimpit ini dapat meningkatkan akurasi senapan. Sehingga produsen laras kondang LW juga memproduksi laras yang dilengkapi dengan choke pada ujung larasnya.

2. Tempat masuk mimis dan magazin. Kita mungkin jarang memperhatikan ruang tempat masuk mimis ini. Ternyata bagian ini sangat penting. Suatu saat groping senapan saya ngacak gak karuan. Saya curiga laras saya rusak. Untunglah ada mbah Ipin. Berkat ketelitiannya ia menemukan bahwa magazine saya tidak normal. Antara lubang magazine dan lubang laras ada selisih yang membuat mimis rusak. Akhirnya ia membuat lubang magazine menjadi lebih besar sehingga dapat memperlancar masuknya peluru dari magazine ke lubang laras. Bagi senapan yang tak menggunakan magazine mimis dapat juga rusak jika terdapat selisih antara laras dengan ruang untuk memasukan peluru.

3. Triger. Triger adalah bagian senapan yang berfungsi melepaskan angin sehingga peluru dapat terlontar keluar. Triger yang baik adalah triger yang tak keras saat ditekan. Jika triger keras, senapan kita akan bergeser tanpa kita sadari. Pergeseran beberapa mili saja akan mengakibatkan mimis kita melenceng dari titik sasaran.

4. Recoil. Recoil atau hentakan pada senapan saat melepaskan tembakan sangat berpengaruh pada akurasi senapan hentakan tersebut berasal dari per hammer yang memukul katup tekanan angin. Jika kita tak sadar seakan-akan hentakan dan keluarnya peluru berbarengan. Padahal tentu saja tak mungkin berbarengan. Per hammer akan memukul katup tekanan angin terlebih dahulu barulah peluru terlontar. Nah recoil yang besar dapat mengakibatkan pergeseran pada saat kita membidik target. Banyak cara untuk memperkecil recoil salah satunya adalah menggunakan per yang berkualitas. Bagi senapan yang dilengkapi oleh cancel cooke, recoil juga dapat disebabkan oleh gesekan antar gagang cancel cooke dengan chamber. Gesekan ini dapat membuat bodi senapan bergoyang sehingga membuat peluru yang melesat selisih.

5. Tekanan Angin. Tekanan angin ada dua, tekanan angin di tabung dan tekanan angin pelepasan. Tekanan angin pelepasan pada senapan biasanya diatur lewat per hammer. Dari per hammer inilah kita dapat mengatur power senapan. Setelan per yang kencang membuat tekanan menjadi lebih besar dan peluru menjadi lebih jauh terlontar. Dan itu berlaku sebaliknya. Jika target bidik tak terlalu jauh maka power senapan dapat kita kecilkan. Seekor tupai pada jarak 25 meter dapat tumbang dengan damai dengan keluaran gas sebesar 20an psi sekali tembak. Tapi apabila kita menggunakan tekanan sebesar itu untuk menembak belibis di jarak 50-60 merlter jangan harap mimis senapan dapat menyentuh badan belibis. Bisa jadi sebelum sampai peluru susah jatuh dan kalaupun sampai dititik sasaran mimis senapan kita tak bakalan mampu merobek bulunya.

6. Stabilitas keluaran angin.salah satu kelemahan senapan pcp lokal adalah pada stabilitas keluaran anginnya. Apabila kita mengisi gas pada tabung senapan sebesar 2500 psi, lalu kita menyetel per hammer hingga dapat melepaskan angin sebesar 50psi sekali tembak dan dapat mengenai sasaran sebanyak 20 kali tembakan, maka biasanya pada tembakan selanjutnya peluru kita akan turun, atau bahakn ngacak pada saat tembakan selanjutnya. Hal ini terjadi karena sisa tekanan gas yang ada ditabung semakin lemah. Biasanya senapan akan semakin tak akurat seiring dengan menurunnya volume gas pada tabung senapan. Para bediler dapat memecahkan masalah ini dengan mengencangkan per hammer untuk menambah pukulan pada katub angin. Namun pada banyak senapan pcp cara ini tak dapat banyak membantu.

7. popor senapan. popor sangat berpengaruh pada akurasi senapan. pastikan popor senapan kita melekat dengan kuat pada chamber dan tabung senapan. popor tak boleh bergerak. dan harus mampu betul-betul rapat saat tabung atau bagian senapan diletakkan pada popor.


Selasa, 07 April 2015

Senapan PCP Lokal



Saya memesan senapan ini dari mbah ipin. Besutan Mbah Bejo type borneo. Dengan spek laras 40 cm dengan alur 8. 

Kata mbah Ipin sebulan baru selesai. Ga sabar juga menanti waktu satu bulan. Kata Mbah Ipin  kalau memesan senapan dengan mbah bejo memang kudu sabar. Senapannya jarang ready stock. Ga tau juga apakah saking  banyaknya yang pesen atau terbatasnya kemampuan produksi.

Tapi ya gapapa bersabar barang sebulan demi mendapatkan senapan pcp lokal yang berkualitas.

Senapan yang saya pesan ini memang lebih pendek dari senapan biasanya. Lebih panjang 13 cm dari yang di gambar. Yang digambar itu pake laras 27.  
Dengan laras 40 ditambah peredam sekitar 20cm maka panjang laras hanya 60 cm. Kayaknya lebih taktis jika dibawa blusukan buat nembak hama tupai atau punai. 

Senapan Mbah Bejo memang paling banyak digunakan oleh bediler di Pontianak. Ada 3 pemasok utama senapan besutan mbah bejo ini. Bang Baim adalah pemasok paling pertama senapan besutan mbah bejo. Lalu ada Rawi kemudian Mbah Ipin. Sewaktu bermain ke tempat bang Rawi saya melihat ia sedang memperbaiki senapan Mbah Bejo. Dia bilang senapan yang diperbaiki ini adalah senapan mbah bejo generasi pertama di Pontianak yang di pasok oleh bang baim. Tahun pembuatannya sekitar tahun 2010. pada tahun 2010 kata bang rawi bang baim memasok 4 unit senapan dari mbah bejo. termasuklah yang sedang diperbaiki itu.

Setelah hampir lima tahun baru satu itu yang bermasalah. Saya ga sempat nanya masalahnya dimana. Tapi sepertinya hanya masalah ringan saja pada bagian chamber. 

Dari informasi bang rawi itu bisa saya simpulkan bahwa senapan besutan mbah bejo memang sudah sangat teruji daya tahannya. 5 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk.menguji kualitas sebuah senapan pcp lokal. padahal saya sering mendengarkan keluhan dari sesama bediler bahwa senapannya sudah bermasalah bahkan dalam hitungan hanya beberapa minggu setelah keluar dari toko.

Mudah-mudahan senapan yang saya pesan ini sama tangguhnya dengan senapan mbah bejo yang dipake temen-temen.

Minggu, 29 Maret 2015

Mbah Ipin Menikah

Mbah Ipin
Mbah Ipin atau Arifin Firdaus, bediller pemilik toko senapan angin di pontianak, sekaligus fungsionaris RBHClub Pontianak hari ini melangsungkan pernikahan. Ia menyunting Mery Anggraeni, asal Telok Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Pernikahan  dilaksanakan hari Ahad (29/4/2015), yang berlangsung khidmat.

Andre Chaniago, salah seorang pengurus RBHClub yang menghadiri pernikahan tersebut mengucapkan selamat kepada Mbah Ipin sehingga dapat melaksanakan pernikahan dengan lancar. Ia berharap agar penikahan ini memberikan kebahagiaan bagi kedua mempelai.
"Semoga dengan pernikahan ini mbah ipin dapat menggunakan larasnya dengan baik", ujar Andre sambil terkekeh.

Acara pernikahan uni berlangsung dengan asat melayu. Diiringi dengan pantun-pantun khas Melayu.

Oke Mbah, segenap bediler Kalimantan Barat mengucapkan selamat menempuh hidup baru semoga menjadi keluarga sakinah mawardah warahmah.
Maju terus "bedil" nya mbah, heheee.

Safety Harga Mati

Dalam artikel-artikel sebelumnya telah kita bahas tentang pentingnya faktor keamanan sebuah senapan PCP. Salah satunya dapat di baca disini

Bagi senapan-senapan PCP impor yang branded seperti HW, BSA, Benjamin, Daystate, dsb faktor safety sudah tak perlu diragukan lagi. Senapan-senapan impor itu diproduksi dalam sekala besar oleh pabrik-pabrik yang besar pula yang memiliki sistem quality control yang baik. Setiap senapan yang diproduksi tentu telah melalui proses pengujian yang panjang. Lagi pula pemerintah di negeri-negeri asal senjata tersebut tentu memberlakukan pengawasan ketat terhadap senapan-senapan yang diproduksi oleh pabrik-pabrik senapan tersebut. 

3 pucuk Senapan PCP Besutan Mbah Bejo
baru tiba di markas, siap di oprek
Berbeda halnya dengan di negeri kita. Senapan PCP karya anak negeri sebagian besar diproduksi oleh industri rumah tangga yang belum memiliki sistem quality control yang baik. Pemerintah juga belum memiliki sistem pengawasan khusus untuk turut serta mengawasi kualitas senapan yang diproduksi oleh pengrajin senapan itu.

Namun demikian tidak berarti senapan PCP lokal karya anak negeri tak memenuhi faktor safety. Tentu saja ada banyak pengrajin yang mengutamakan faktor safety tersebut. Namun, karena belum ada aturan pemerintah yang jelas, maka setiap pengrajin memiliki standar yang berbeda dalam mempertimbangkan faktor keamanan pada senapan yang mereka produksi. Standar yang berbeda itulah yang membuat para pengguna senapan menjadi sedikit bingung untuk mempertimbangkan faktor safety .

Sebagai penghobbi senapan, sebagian besar kita juga belum memiliki pengetahuan yang memadai untuk menilai keamanan dari sebuah senapan PCP lokal. Yang bisa kita lakukan adalah mengamati dedikasi seorang pengrajin, kemudian meminta pendapat dari sesama pengguna senapan terdahulu tentang kualitas senapan, serta membuktikan sendiri bahwa senapan itu memang tidak bermasalah selama bertahun-tahun lamanya.

Dengan metode tersebutlah maka rekan-rekan komunitas penembak yang tergabung dalam RBH Club telah sepakat untuk membeli senapan melalui satu pintu yaitu Mbah Ipin dan Tok Qois. Lalu secara bersama-sama anggota komunitas menentukan para pengrajin senapan nusantara yang dinilai memiliki produk-produk yang telah terbukti keamanannya selama bertahun-tahun. Kini hasil pengamatan itu telah berlangsung lebih dari 5 tahun. 

Hanya 2 pengrajin saja yang direkomendasikan yaitu Mbah Bejo yang memproduksi senapan FR, serta SGJ yang memproduksi senapan Chonta.

Senapan-senapan yang didatangi tersebut tidak langsung dipergunakan. Tapi dibongkar terlebih dahulu oleh Tok Qois dan Mbah Ripin, diteliti keamanan tabung hingga ke bagian dalam, termasuk drat-drat pada bagian tabung,dsb. Setelah memastikan tabung bagian dalam kondisi baik, barulah senapan dimodifikasi untuk mengatur power dan meningkatkan akurasi. Setelah itu senapan baru diserahkan kepada pemesan. Dengan cara seperti ini berarti dilakukan dua kali kontrol. Kontrol pertama tentu saja dari sang pengrajin. Sedangkan Kontrol kedua oleh Tok Qois.

Secara tekhnis Tok Qois dan Mbah Ipin memiliki kriteria sendiri terhadap ketebalan tabung. Kriteria tersebut untuk memastikan tabung telah memenuhi standar safety. Kriteria itu mereka sampaikan kepada pengrajin.

Nah dengan cara seperti inilah maka di Pontianak, khususnya di kalangan para bediler di RBH klub tak pernah dijumpai kasus-kasus yang mengerikan seperti  pecah tabung.

Walaupun demikian tak ada jaminan keamanan 100% terhadap senapan PCP itu. Yang bisa kita lakukan adalah menekan resiko. Kalaupun setelah itu terjadi hal-hal yang tidak dinginkan, setidaknya kita telah berusaha melakukan yang terbaik demi keamanan para pengguna senapan.

Untuk mempertimbangkan faktor safety, setting power dan akurasi, di Kalimantan Barat agak sulit menemukan tekhnisi yang memiliki dedikasi dan keahlian sekelas Tok Qois dan Mbah Ipin.Bagi para bediler, memang penting mengutamakan akurasi, tapi faktor safety adalah harga mati!

Nah bagi para bediller Indonesia yang ingin berkonsultasi atau ingin membeli senapan pcp lokal terbaik telah memenuhi faktor keamanan sekaligus ingin memodifikasinya agar lebh bertenaga dan akurat, Silahkan menghubungi langsung Mbah Ipin. Kini Mbah Ipin siap melayani order dan pengiriman senapan pcp berkualitas dari seluruh Indonesia. Tentang harga, silahkan negosiasi langsung.

MBAH IPIN: 0812 571 34 188




Minggu, 22 Maret 2015

Grouping

Grouping adalah sebuah istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan kerapatan jatuhnya peluru dikertas target dalam jumlah tembakan tertentu, misalnya 5-10 peluru. Groping biasanya diiringi penjelasan tentang jarak antara kertas target. 


Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa grouping senapan sebesar uang logam Rp 500, berarti jatuhnya peluru tak ada yang meleset di luar lingkaran uang sebesar koin 500 perak. Semakin rapat grouping semkin baik akurasi sebuah senapan.


Senapan Nitik
Seringkali kita juga mendengar istilah nitik. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan senapan yang bisa mengenai satu lubang walau ditembak berulang-ulang dalam jarak tertentu. Tapi rasa-rasanya sangat jarang ada senapan pcp yang benar-benar nitik. Karena sisa tekanan gas di tabung sangat mempengaruhi kecepatan peluru.jadi dalam istilah akurasi grouping adalah sebuah istilah yang paljng logis. 
Besarnya grouping yang dianggap baik untuk senapan PCP maksimal sebesar koin 500 perak atau kira sebesar sebuah lingkaran berdiameter 2,5 cm. Jika setelah dilakukan test tembak grouping senapan kita lebih besar daribitu, maka senapan harus disetting lagi. 


Grouping ini berpengaruh besar  saat kita membidik hewan-hewan kecil yang berjarak jauh, seperti tupai. Hama tupai pada jarak 30 meter tampak hanya sebesar uang koin di teleskop kita. Jika tembakan kita gropingnya tidak baik maka jangan harap kita bisa menjatuhkannya dengan tepat. Terlebih jika kita membidik posisi-posisi killing point yang jauh lebih kecil dari tubuh tupai, seperti kepala atau tangan, maka kemungkinan meleset akan menjadi lebih besar.

Baca juga: http://jb-adventure.blogspot.com/2015/04/banyak-faktor-untuk-akurasi-senapan.html

Baca juga: 
http://jb-adventure.blogspot.co.id/2014/10/laras-lw-asli.html?m=1


Kamis, 19 Maret 2015

Buku Senapan PCP

Jika saya ke boko buku saya selalu bertanya tentang buku-buku yang berkaitan dengan senapan angin atau buku tentang air riffle hunting. Sayangnya, tak pernah ada buku yang saya maksud. Entahlah kalau di toko buku kota besar di jakarta atau surabaya. Yang jelas toko buku gramedia di pontianak pun tak asa satupun memajang buku yh membahas masalah hobby kita ini.
Saya itu renca mau menulis buku tentang senapan pcp isinya ya macam-macam, tentang panduan membeli, memilih, setting dan perawatan.
Kira-kira ada yang mau gak yah? Trus apakah sebaiknya salam versi digital atau e book atau buku biasa? Yang paling mudah sih ya e book. Harganyapin gak bakalan semahal buku kertas. Paling 5-10 ribu aja.
Untuk teknis penherjaan buku, Tok Qois sudah bersedia untuk menjelaskan rahasia sepitar senapan PCP kepada kita semua. Jika ada saran koment atau konrak yah. Kamsya perimach.


Senin, 16 Maret 2015

Senapan HW 100 Original

HW100S Cal. 177 FAC

Ini senapan adalah senapan HW 100 original, milik Pak Cip, penghobby air riffle yang berdomisili di Surabaya. Ia mendatangkan khusu dari Jerman untuk para penghobby air rifle di Surabaya dan di seluruh Indonesia yang mementingakan akurasi dan stabilitas senapan.

Reputasi HW100 memang telah sangat terkenal sebagai senapan small hunting. Tak ada yang meragukannya. Pak Cip sendiri mengkoleksi 2 pucuk senapan HW100. Dan menurutnya tak pernah mengecewakan.

Yang ada di foto ini type HW100S Cal .177 FAC, dilengkapi dengan magasin ori - 2 unit dan peredam ori - 1 unit. Beliau mendatangkan beberapa pucuk dengan dua jenis popor, klasik dan thumbhule serta bertype sport dan FSB. Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung Pak Cip bisa invite PIN BBM nya: 276B9AC3
Atau kontak langsung via HP di nomor 081331165757. Masalah harga, tanya langsung aja.

Kamis, 05 Maret 2015

Kaos Hunting

Sebenarnya saya itu lebih banyak nyablon dibandingkan berburu. Namun aktivitas berburu seringkali menghilangkan ingatan saya sama periuk nasi ini. Sehingga sekian lama jb adventure telah online di jagat maya, baru kali ini punya dorongan untuk promosi kecil-kecilan, hahaa.


Aktivitas berburu rezeki itu saya promosikan via website  www.juragankaos.net. Nah, ini saya mau bantu temen-temen hunter yang punya komunitas atau group yang ingin buat seragam hunting. Sebenarnya banyak bahan dan model yang bisa dibuat untuk kaos hunting. hanya saja saya ingin menawarkan model dan bahan yang sesuai dengan iklim tropis yang panas dipenuhi nyamuk berjarum hidung panjang tapi juga dapat terjangkau secara finansial.

Modelnya ada dua pilihan yang saya rekomendasikan, model jumper dan model leher full neck. Kelebihan model jumper bisa menutupi seluruh kepala, termasuk kuping yang sering dijadikan tempat pendaratan nyamuk. Kelemahannya, kadang bergerak jadi kurang bebas karena ada hambatan saat menggerakan leher. Beda dengan model full neck, kita lebih leluasa bergerak, karena hanya leher yang terlindung full. Kelemahannya, ga ada penutup kuping dan kepala.
Untuk bahan saya merekomendasikan bahan katun carded 20 S. Bahan ini tebal tapi tidak panas. Ada sih yang lebih tebal dari katun carded 20 S, seperti bahan Fleece yang biasa dipake buat bikin sweeter. Bahan fleece ini panas banget kalau di bawa berburu. Tapi kalau pas hujan atau nembak di saat malam, tentu yang flecce lebih unggul.

Untuk warna silahkan diotak atik seindiri, kombinasinya. Khusus yang bercorak loreng, saya sedang check di toko bahan kaos, mana corak yang ready stoc. Contoh di gambar ini hanya sekedar contoh aja. bukan corak loreng sesungguhnya.

Untuk masalah harga jangan khawatir, bisa nego deh. Sesama pemburu dilarang saling menekan, hihiii. Tapi buat perkiraan harganya antara 80 - 90 ribu untuk bahan katun, dan 120.000 - 150 rb untuk bahan flece. Tergantung jumlah. Minimal order 2 lusin. kalau lebih harga bisa nego. Sudah termasuk sablon. Kalau mau dibordir bisa juga, kalau hanya depan saja tambah 5 ribu aja gan.

oya workshop saya ada di Jogja. Sehingga kualitas dijamin istimewa dan pengiriman ke lokasi agan bisa lebih efisien. Kami melayani untuk pemesanan dari seluruh nusantara. Jadi silahkan order yah.

Oke moga bisa membantu yah...kalau mau tanya-tanya dulu juga ga papa.

Rabu, 04 Maret 2015

REDDOT BIKERS HUNTER


Reddot Bikers Hunter

Reddot Bikers Hunter (RBH) didirikan 10 bulan yang lalu, 15 Juni 2014, tanpa aturan-aturan yang membuat pusing. Kami membentuk dan membangunnya hanya dengan 2 prinsip, persaudaraan dan solidaritas.
RBH didirikan oleh para penghobby bikers, travelling serta air rifle di Kota Pontianak. Saat ini memiliki anggota aktif lebih dari 60 orang serta memiliki pengetahuan dalam bidang hunting dan modifikasi air riffle produksi nusantara yang telah menjadi referensi bagi air riffle hunting dalam skup nasional melalui aneka gagasan yang terpublish melalui www.jb-adventure.blogspot.com. Indahnya hidup di tanah Nusantara

Senin, 02 Maret 2015

PCP Chonta Kang Eki

Kang Eki dengan PCP Chonta baru nya
Senapan PCP lokal besutan Chonta yang telah dimodifikasi oleh Tok Qois dan Mbah Ripin terbukti unggul dilapangan. Senapan Chonta yang dipegang oleh Kang Eki ini adalah senapan Chonta pertama yang dimodifikasi oleh temen-temen RBH. Reddot mendatangkan senapan ini sebanyak 2 pucuk.

Miinggu tanggal 1 Maret lalu, senapan ini dibawa turun oleh Kang Eki. Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Power oke, nitik dalam jarak antara 15-25 meter. 4 ekor hama tupai kelapa berhasil ia jatuhkan dalam waktu yang tak terlalu lama.

Sebelumnya Kang Eki menyandang senapan pompa Sharp Innova yang telah ia modif. Namun karena jarak buruan yang semakin jauh, kang Eki menambah lagi koleksi senapannya dengan senapan PCP.

Tok Qois dan Mbah Ipin yang ngoprek senapan Chonta ini menyatakan bahwa pada dasarnya senapan ini memang berkualitas. Dalamannya bagus, rapi dan memenuhi standar keamanan. Popornya juga sangat halus. Kami hanya memodifikasi beberapa bagian saja untuk meningkatkan akurasi dan stabilitas power. Senapan Chonta adalah senapan PCP lokal yang berkualitas dan tak kalah dengan senapan import.

Masih ada satu pucuk lagi senapan PCP Chonta yang telah ia modifikasi. Bagi yang berminat langsung aja datang ke markaz RBH Club yang beralamat di Toko Senapan Angin Reddot di Jl. Soewignyo Pontianak.Bagi yang di luar Kalimantan silahkan kontak langsung sama Tok Qois atau Mbah Ipin yah.
Tok Qois 0812 5715 411
BanRipin:  0896 9016 5568

Sabtu, 28 Februari 2015

MBAH IPIN, SANG RAJA BELIBIS

mbah ipin, Raja Belibis
Arifin atau yang biasa disapa sama temen-temen dengan panggilan mbah ipin, tak berlebihan jika diberi predikat Raja Belibis. Betapa tidak, pemilik toko Reddot di Jl Soewignyo ini mampu menjatuhkan 14 ekor burung belibis dalam waktu yang sangat singat, hanya 4 jam! Jumlah buruan itu adalah hasil buruan terbesar yang mungkin sangat sulit ditandingi oleh penghobby senapan angin di Kalbar.

Padahal berburu hewan yang renyah dagingnya ini bukanlah perkara mudah. Kita harus merangkak dari jarak 100-200 meter untuk mencapai sasaran sehingga terjangkau dengan jarak tembak senapan. Senapan yang ditentengpun haruslah memenuhi kualifikasi khusus. Selain harus akurat, power senapan juga harus betul-betul kuat, karena selain jarak tembak yang sangat jauh, angin yang kencang pun menjadi persoalan di area yang terbuka seperti di tambak.

Namun, bagi mbah ipin sepertinya semua faktor telah diperhitungkan dengan matang. Tak heran hasilnyapun sungguh spektakuler.

Berkisah mbah Ipin kepada teman-teman di Markas RBH Pontianak, bahwa ia memang senagaja ke Tanjungputus, Kabupaten Kubu Raya untuk berburu belibis. Ia berangkat bersama Daeng Tab, Raja Peregam yang juga memiliki keterampilan berburu sekelas Jenderal, pada Hari Sabtu sore tanggal 21 Februari 2015. Turun dari Markas jam 15.30 dan sampai di spot berburu menjelang Maghrib. Pagi jam 6 ia berdua baru memulai aksi berburu Belibis di area tambak milik Bang Amir.

"Sekitar pukul 8 pagi kami telah berhasil menjatuhkan belasan ekor", kata Mbah Ipin yang menenteng senapan PCP besutan Mbah Bejo yang telah ia modifikasi ini.

Sekitar pukul 10, mereka berdua kembali ke kamp, lalu mengumpulkan hasil buruan. Jumlahnya sungguh spektakuler. Dua Puluh ekor! Sebuah jumlah yang sangat luar biasa. Betapa tidak, RBH pernah 2 kali melakukan aktivitas berburu belibis secara kolektif. Pesertanya sekitar 10 orang. Jumlah Belibis yang berhasil dijatuhkan pada saat itu hanya 13 ekor saja. Itupun perburuan dilakukan selama seharian penuh, start jam 5 subuh, kembali ke basecamp pukul 3 sor. Nah ini hanya berdua, jumlah belibis yang berhasil dijatuhkan 20 ekor! Luar biasa!

Sebagai pemburu, Mbah Ipin memang salah satu penembak senior di Kota Pontianak. Konon ia telah memegang senjata sejak masih berada dalam kandungan. Hihiii...
Iya tapi beneran lho, menurut cerita sejak SD ia sudah terbiasa berburu di kebun dan hutan. Tak heran keterampilannya dalam membidik, mencari dan menjatuhkan target buruan sudah demikian fasihnya.

Daeng Tab Raja Peregam, Berhasil Soot 6 ekor Belibis
Demikian pula dengan Daeng Tab. Daeng Tab dikenal sebagai Raja Peregam
karena kehebatanya dalam berburu dan menjatuhkan burung Peregam. Saya pernah melihat foto burung peregam, hasil buruan Daeng Tab. Saking banyaknya, saya kesulitan menghitung jumlahnya. Tapi kemungkinan besar tak lebih sedikit dari 20 ekor. Padahal banyak pemburu yang hanya mampu menjatuhkan 3 ekor burung peregam, itupun setelah menunggu seharian. Saya tak mendapatkan ijin untuk meng-upload-nya di blog ini karena salah seorang rekan mengingatkan bahwa ada beberapa jenis peregam yang dilindungi. Khawatirnya burung yang di jatuhkan Daeng Tab beberapa tahun yang lalu itu adalah salah satu yang dilindungi. Dan tentu saja hal itu akan memancing polemik.

Kembali ke cerita kehebatan Mbah Ipin. Dengan merendah ia bilang bahwa berburu belibis memang memerlukan keterampilan khusus. Senapanpun perlu disetting secara khusus sehingga dapat tetap menjangkau target dalam jarak antara 35-45 meter.
"Untuk mendapatkan power itu, saya telah membongkar senapan saya 8 kali!", kata Mbah Ipin.

"Larasnya laras apa Mbah?", tanya saya.

Laras LW, bung. Lokalan Wae", ujarnya!

Ternyata hanya dengan laras lokala, senapan mbah ipin mampu menjatuhkan target buruan kelas atas seperti burung belibis ini.

Mbah Ipin memang The Best lah!


Minggu, 04 Januari 2015

Tomi Heryanto Rebut The Best Hunter on January

Peserta Kompetisi Bulanan RBH Januari 2015
Tomi Haryanto alias Tomi Bullpup akhirnya meraih predikat The Best Hunter of January untuk kategori pest cotroll hama tupai dalam perhelatan kompetisi hunting bulan Januari 2015 yang diselenggarakan oleh Reddot Bikers Hunter club Pontianak hari Minggu tanggal 4 Januari 2015. Ia berhasil memenangkan kompetisi bulanan itu setelah berhasil menggulingkan 8 peserta lainnya.  Pada kompetisi itu Tomi berhasil mengumpulkan 3 point dalam waktu 4 jam dengan spot hunting di perkebunan kelapa desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Yang menarik Tomi Bullpup mampu mengungguli kesaktian  beberapa hunter senior yang telah malang melintang dalam dunia squirell hunting. Termasuk juga mengungguli Mbah Ipin yang notabene adalah gurunya dalam hal tembak menembak serta modifikasi senapan.
"Saya sangat bersyukur dapat meraih predikat ini. Hal ini menandakan bahwa potensi para penembak muda tak dapat dipandang sebelah mata. Tapi Harus dengan 3 mata. 1 mata kiri, 1 mata kanan, dan 1 teleskop", ujar tomi.
Mbah Ipin saat dimintai komentarnya mengakui keunggulan tomi atas dirinya. Ia mengatakan  bahwa spot di jeruruju besar ini memang berat. Saya pribadi berhasil shoot 8 hama tupai tadi pagi. Tapi tak satupun bisa diambil karena parit yang lebar serta semak belukar yang tinggi", ujar Mbah Ipin yang menenteng senapan PCP merk FR besutan Mbah Bejo.
Kondisi spot hunting memang tergolong berat. Petak kebun kelapa dikelilingi oleh parit-parit selebar 2 merer yang sulit dilompati oleh para hunter. Tak heran hanya 2 peserta yang berhasil membukukan point saat kompetisi usai.
Dalam kondisi spot yang berat seperti itu diperlukan perhitungan dan strategi yang tepat oleh para peserta.
Andre Chaniago ketua tim kompetisi mengatakan spot yang berat ini memberikan pelajaran bahwa skill menembak berbeda dengan skill hunting. Dalam kegiatan hunting, Kita tak bisa asal tembak saja, tapi harus menghitung pula apakah target dapat diambil atau tidak. "Faktor ini termasuk salah satu yang penting dalam kegiatan berburu", ujar Andre yang pasa hari itu tak dapat melumpuhkan satu ekorpun hama tupai. :-))).
Tomi yang memenangi kompetisi tersebut selain berhak menyandang january best hunter juga mendapatkan hadiah berupa piagam dan 8 bungkus sigaret. Sedangkan Mbah Ipin, Guru Tomi berencana akan menutup markas RBH selama 7hari 7 malam sebagai bentuk bekabung atas kekalahannya.  :-)).
Tomi dan Mbah Ipin, hasil Editan Bang Andre. Ancore
Ini juga hasil editan Bang Andre, tak kalah ancornye


Sang Juara menunjukan sigaret
perolehan kompetisi