Sabtu, 01 Februari 2014

4:3

Oleh: Bungben

Ternyata memang lebih asik pake teleskop 40 mm saat berburu hama tupai. Membidik sasaran dengan jarak lebih kurang 1 - 1,5 x jarak antar tiang listrik (50-75 meter) menjadi lebih cermat. Sebelum menggunakan teleskop ukuran 40mm dengan zoom 3-12 x, saya menggunakan teleskop ukuran 28 dengan pembesaran 2-4 x. Dengan teleakop 28, saya harus mengatur jarak hingga kurang lebih 30an meter agar dapat membidik sasaran dengan jelas. Pada jarak segitu, hanya hama tupai yang sedang kasmaran aja yang bisa dibidik, karena kalau sedang dalam psikis normal, pada jarak segitu hama tupai pasti sudah lari terbirit-birit. Walhasil seringkali bidikan meleset karena menembak dalam jarak jauh dalam jangkauan penglihatan teleakop.
Nah berbeda saat menggunakan teleskop yang lebih besar, dalam jarak 50-75 meter, kita bisa melihat hewan tersebut dengan jelas, bahkan hingga mata, kaki dan kumisnya.
Hasil uji coba saat berburu hari Sabtu tadi pagi, skor shooting saya lebih baik. 4:3. Artinya 4 kali tembak, dan hanya satu yang meleset. Saat menggunakan teleskop 2-4x28, akornya payah. Seringkali skornya 5:1, lima kali shoot hanya satu yang  kena.
Merk teleskop 3-12x40 yang saya gunakan adalah merk marcool dengan kharakter croashair berbentuk palang dan ada titik tipis ditengahnya. Sedangkan yang 2-4x28 merk yg saya pakai adalah Leapers dengan model crosshair berupa multidoot. Keduanya teleskop kualitas medium, dengan harga yang jauh dibawah teleskop kelas atas seperti bunshnell elite (3jt-an) atau bushnell banner xlt (2jt-an).
Teleskop yang sy pakai ini untuk sementara sangat ideal, harganya tidak terlalu mahal (hnya 800ribu) namun kualitasnya telah memenuhi kriteria yang saya inginkan seperti tak mudah berubah (antishock), ringan, jernih, serta mudah disetting.
Satu lagi kelebihan teleskop marcool ini adalah lampu croshair yang unik.jika dinyalakan, lampu teleskop hanya nyalanoada bagian croshairnya saja. ada 2 jenis croshair yang bisa dinyalakan lampunya, yaitu pada satu dot di tengah crosshair serta pada crosshairnya itu sendiri. keduanya busa dinyalakan secara bersamaan dan terpisah. Jika ingin mencobanya bisa pesan lewat hp saya di nomor 085750308999. Sms aja, ntar saya bantu pembelian dan pengirimannya.
Harganya sama dengan harga ditoki. kalau ntas sms, mohon maaf jika balas smsnya kurang cepat khususnya saat siang hari, soalnya siang hari biasanya kerjaan di swadesiprinting lagi padat-padatnya dan dering hp biasanya sy silent-kan. Oya jika ingin menggunakan teleskop marcool ini sebaiknya gunakan mounting doubel baut dengan merk yang sama dengan harga 90ribu sepasang. Dijamin puas!
dua dari tiga hama tumai yang tumbang. ngintipnya
pake teleskop marcool

Senapan Baru Siap Hunting, hanya satu pucuk, Buruan!

Selasa, 28 Januari 2014

Power dan akurasi senapan PCP


Oleh: Bungben


Ternyata ada hubungan yang erat antara power dan akurasi senapan PCP. Dimana power yang dihasilkan oleh pelepasan angin akibat pukulan hammer dalam boks senapan tidak bersifat linier, maksudnya akurasi tidak semakin bertambah dengan bertambahnya power atau pelepasan angin pada senapan. Misalnya apabila satu kali tembakan power angin yang dilepaskan 50 psi lalu jatuhnya peluru melenceng, maka menaikan power menjadi 60 psi dengan mengencangkan per hammer tidak menjamin peningkatan akurasi tembakan. 
Hubungan keduanya lebih bersifat adjustable yang unik. Dimana antara satu senapan dengan senapan lain memiliki karakter yang berbeda, sehingga perlu di adjuast (disesuaikan). Misalnya sebuah senapan A yang menggunakan jenis peluru yang sama dapat akurat secara konsisten pada tingkat pelepasan angin 50psi sekali tembakan, maka bisa jadi senapan B dapat akurat secara konsisten pada tingkat pelepasan angin 40 psi per sekali tembakan. Oleh karena itu setiap senapan perlu dipelajari kharakternya dengan melakukan tes akurasi.
Namun, tentu saja hipotesis ini hanya untuk senapan PCP lokal saja. Untuk senapan PCP import saya tak tahu, karena saya tak pernah memegang senapan angin impor buat para londo yang selangit harganya itu. 
Dugaan teraebut adalah hasil kesimpulan diakusi saya dengan TokQois ahli otakatik senapan PCP asli budak Pontianak yang juga pemilik toko senapan RedDot yang berlokasi di Jl. Suwignyo.
Berdasarkan pengalaman TokQois yang telah menyetting ratusan pucuk senapan itu, setiap senapan PCP memiliki settingan power yang berbeda untuk mencapai akurasi yang konsisten. Ia juga mengatakan bahwa setiap senapan juga memilikin karakter penurunan akurasi yang berbeda saat terjadi penurunan volume gas di tabung senapan. Namun, adapula senapan pcp lokal yang memiliki akurasi yang konsisten walaupun terjadi penurunan volume gas ditabung. Hal ini bisa terjadi karena secara teoritis pelepasan volume angin bertekanan itu diatur oleh per pemukul. Makin kencang pernya, makin kuat tendangan hammer dan makin besar angin yang masuk dan dilepaskan. Namun, ia juga sering menemukan senapan pcp yang memiliki karakter yang berbeda yaitu terjadinya penurunan akurasi seiring dengan berkurangnya tekanan angin yang tersisa di tabung senapan. Walaupun hal ini baru bersifat dugaan yang memerlukan banyak percobaan dan pembuktian, namun dugaan ini dapat membesarkan semangat kita yang mencintai produk anak bangsa sendiri. Hikmahnya adalah jangan buru-buru mengganti, menjual, atau mencemooh senapan pcp lokal kita yang mengalami masalah pada akurasi. Karena bisa jadi penyebabnya bukan pada kualitas onderdil senapan pcp lokal, akan tetapi dapat pula disebabkan oleh settingan pelepasan angin yang belum disesuaikan.

Senapan Baru Siap Hunting, hanya satu pucuk, Buruan!


HOMEMADE MURAH!

KUMPULAN TULISAN TIPS BERBURU BELIBIS

 

LAGI NYARI LARAS YANG AKURAT? KLIK DISINI


BELI SENAPAN PCP MODIF:
Tok Qois 0812 5715 411
BanRipin:  0896 9016 5568

 

Pilah Pilih Teleskop

Oleh: Bungben


Minggu yang lalu turun berburu hama tupai di daerah Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya. Hasilnya? Pak nasir yang turun bareng dengan saya berhasil shoot 2 ekor dengan sharp tiger standard nya. Sedangkan saya tak berhasil melumpuhkan satupun. Padahal hama tupai lumayan banyak namun lebih liar dari biasanya. Mungkin karena sering didatangi pemburu. Bayangin masih jarak 80 meter target sudah lari kocar kacir. 
Sehingga tak ada yang bisa saya lakukan dengan teleskop leapers 1-4 x 28 yang terpasang di senapan PCP saya. Makhluk dengan ukuran riil sekitar 15cm x 5 cm meter itu terlihat begitu kecil dan sulit dibidik pada jarak 50-70 meter. Dan karena saya selalu berusaha mendekat hingga jarak jangkauan teleskop (20-30m) agar dapat lebih jelas terlihat, lalu target yang lebih sensitif dari biasanya itupun langsung sadar dengan kehadiran saya lalu lari terbirit-birit melesat seperti halilintar. Targetpun hilang entah kemana.
Kacaunya lagi senapan saya sedang dalam situasi yang tak konsisten. Pada jarak 15 meter, grouping peluru silang seliwer pada jarak 2-3 cm. Kalau target bidikan besar, mungkin itu tak jadi masalah. Namun untuk target bidikan sebesar hanya 1 cm-an di teleskop pada jarak 40 meteran, hal itu tentu jadi masalah besar. Dan sebagai seorang pemburu amartir, sayapun menggerutu sepanjang hari karena tak mampu melumpuhkan satu ekorpun target. 
Sepanjang jalan menuju pulang saya menghimpun dendam. Dan demi menjamin suksesnya penyaluran dendam itu sayapun membuat 2 rencana. Pertama adalah mengganti teleskop yang lebih besar dengan kualitas medium. Dan kedua meminta bantuan Tok Qois memperbaiki groping peluru yang ngawuran.
Singkat cerita sayapun mendapatkan uang pinjaman untuk membeli teleskop dari seorang staf dikantor saya. Tak usah heran jika di jaman edan ini, pemilik bisnis bisa lebih miskin dibanding stafnya.hihiii.
Setelah dapat duit, sayapun langsung bolak balik ke toko senapan. Pusing juga mencari teleskop yang pas dengan syarat yang telah saya gariskan, yaitu harganya antara 700-800rb. Zoomnya harus bisa hingga 9x, dengan lensa 40 mm, tanpa paralax. Karena paralax bisa mengganggu proses bidik cepat, dan relatif lebih berat. Selain itu ia harus anti getar, anti air, memiliki pandangan jernih saat cahaya kurang karena hama tupai lebih banyak terlihat ketika matahari belum terlalu terang. Croshair pada teleskop harus fokus, teleskop multidot seperti yang saya miliki rasanya sering mengganggu konsentrasi saat proses bidik hewan-hewan kecil.
Setelah 3 kali bolak balik di toko senapan, sayapun memutuskan untuk membeli teleskop merk marcool 1-12x40mm. Harganya Rp 800rb. Monting standardnya tak mau saya ambil. Sebagai gantinya saya membeli mounting pendek 25mm double baut dengan merk yang sama seharga 90rb. Mounting merk marcool ini sangat populer dikalangan penembak di Pontianak karena daya cengkramannya yang optimal.  
Oya, pertimbangan lain memilih teleskop marcool adalah teringat dengan Bang Yus yang selalu mampu melumpuhkan begitu banyak kawanan tupai dengan sharp tigernya. Ia menggunakan teleskop marcool juga tapi dengan tipe agak beda. Kalau ga salah lensanya 44 mm AOE/ paralax.  Senapan Tok Qois yang tipe bullpup juga menggunakan teleskop jenis ini, dan khabarnya burung peregam tak pernah panjang umur diujung senapannya. 
Teleskop sudah ditangan. Rencana kedua dijalankan:   mengunjungi rumah tok Qois di Gang pemangkat I. Apalagi kalau bukan minta bantuan setting power, teleskop dan akurasi. 
Jam 1 TokQois sudah dirumah. Sayapun meluncur. Senapan langsung saya serahkan. 
Tak lebih dari 20 menit teleskop sudah terpasang kokoh. Laras dibersihkan. Saatnya zeroing teleskop. Karena batrai borelaser habis, zeroing dilakukan secara manual. 15 butir peluru habis untuk proses zeroing itu pada jarak 15 meter. Proses selanjutnya adalah uji akurasi. Hasilnya acak kadut. Tok Qois mengotak atik per hammer. Setelah itu groping makin rapat. Hal ini menandakan power, peluru dan karakter laras mulai sinkron. 
Dan terakhir uji konsistensi. Tok Qois mengganti kertas target. Kali ini saya yang melakukan tes. 
Hasilnya, sungguh tidak mengecewakan 20 kali tembakan dengan tekanan antara 2300-1300, groupingnya rata-rata dibawah 1 cm pada jarak 10 meter.Sebagian besar malah nitik tik. Padahal sebelumnya groping senapan saya payah. Peluru ngacak ke atas, bawah, kanan dan kiri dengan jarak 2-3 cm. Saya berprasangka, jangan-jangan laras saya bermasalah. Setelah melakukan serangkaian tes, ternyata laras masih fine-fine aja.Alhamdulillah. 
Akurasi sudah oke, teleskop sudah diganti dengan daya jangkau penglihatan yang lebuh jauh, sekarang tinggal menunggu hasil uji di lapangan berburu. Jika masih tak memuaskan juga hasil buruannya, rencananya senapan mau saya hibbahkan, lalu berburu pakai ketapel saja....

Senapan Baru Siap Hunting, hanya satu pucuk, Buruan!