Jumat, 13 Desember 2013

Peluru Senapan PCP

Oleh: Bungben

Saat ini begitu banyak merek dan jenis peluru senapan angin yang dijual di pasaran. Setiap merk mengeluarkan aneka model. Setiap model memiliki berat yang berbeda.Hal ini terkadang membuak kita sebagai pendatang baru di bidang air rifle hunting menjadi aga bingung saat harus mengambil keputusan, peluru mana yang harus digunakan.

Pabrikan mengeluarkan aneka jenis mimis peluru tersebut tentu ada alasannya. Beda bentuk dan berat beda pula kegunaan. Beda settingan tekanan senapan beda lagi pelurunya. Akibatnya jika kita salah menggunakan peluru jangan harap kita bisa mendapatkan hasil buruan yang memuaskan.

Untuk para bediler di Kota Pontianak, khususnya yang menenteng senapan angin jenis PCP, sekarang tak perlu pusing lagi. Untuk menemukan peluru yang pas dengan senapan PCP kita, kita dapat berkonsultasi dengan Tok Qois, dokter senapan specialis PCP Pontianak yang rajin mengamati kharakter aneka jenis peluru untuk senapan PCP. Melalui pengalamannya, ia dapat membantu para bediler untuk menemukan peluru yang pas dengan kharakter senapan PCP kita. 

Selain itu kita juga dapat membeli mimis dengan harga yang ekonomis di tempatnya. Berbeda jika membeli mimis peluru di toko olah raga, membeli peluru di tempat Tok Qois kita dapat berkonsultasi tentang aneka jenis peluru secara lebih detail. Bahkan dapat mencoba aneka jenis peluru tersebut di tempat khusus yang sengaja ia siapkan.

Untuk mencoba aneka jenis peluru tersebut jangan khawatir jika kita kehabisan gas. Karena dirumahnya yang beralamat di Jl. M yamin Gg. Pemangkat I No. 9 ini, Tok Qois mememiliki tabung gas.

Tak ada tarif khusus untuk mencoba aneka jenis peluru senapan PCP dan mengisi gas di rumahnya. Tapi sebagai sesama pencinta air rifle tentulah sikap 'pandai-pandailah', kata orang Pontianak, perlu di kedepankan.

Jika ingun berkonsultasi lebih lanjut dengan Tok Qois silahkan hubungi beliau melalui telpon maupun sms di nomor: 08125715411.
TokQois lagi setup power senapanku




Catatan:

  1. Tentang berbagai faktor yang harus dipertimbangkan pada sebuah senapan akan saya ulas pada postingan tentang  Syarat Ideal Senapan PCP.
  2. Jika memerlukan sticker untuk aksesoris perlengakapan berburu seperti sticker camo moasy oak bisa di beli di sini 
  3. Jika Anda memerlukan informasi tentang teleskop yang murah tapi cukup ideal untuk senapan PCP klik di sini 
  4. Jika ingin mempertimbangkan cara memilih mounting silahkan klik di sini
  5. Jika ingin menyetel power senapan silahkan klik disini
  6. Tentang cara merawat senapan PCP bisa klik di sini

Lapangan Tembak IV: Konsep Dasar

Nah, kemarin padaa saat berdiskusi dengan Pak Bamabang, saya menyempatkan diri untuk menulis konsep pembangunan lapangan tembak. Saya ingin mempostingnya di blog ini dengan harapan dapat bermafaat bagi keita semua.


K.O.N.S.E.P
PEMBANGUNAN LAPANGAN TEMBAK
DI KOTA PONTIANAK


Lokasi
Komplek Yayasan IBM Gg. Lawu Pontianak

Kegiatan
1.          Latihan Tembak Target
2.          Kompetisi Tembak Target dengan sistem duplikasi komplek pemancingan.
3.          Wisata Tembak Target. Sewa senapan untuk menembak target bagi pengunjung umum.
4.          Kegiatan Usaha: Penjualan senapan PCP/ pompa, Isi gas, penjualan mimis peluru, aksesoris, buku, dan perlengkapan hunting lainnya, warung minuman/ makanan.

Sistem pengelolaan
1.          Mendirikan klub menembak, misal Pontianak Shooting and Hunting Club (PSHC)
2.          PSHC membuat perjanjian pengelolaan lapangan tembak dengan pengurus Yayasan IBM.
3.          PSHC bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lapangan tembak.
5.     PSHC akan mengajak klub dan komunitas air riffle lainnya untuk mengelola lapangan tembak.
4.          Dana hasil usaha pengelolaan lapangan tembak dibagi untuk pengelola, penanam modal, pemilik lahan, serta untuk pengembangan klub.

Benefit
1.          Sarana berkumpul penghobi air riffle hunting
2.          Transformasi penghobi air rifle dari hunting ke tembak target.
3.          Pendataan pemilik senapan untuk keamanan
4.          Pengembangan olahraga dan penjaringan atlet menembak
5.          Pengembangna eksistensi komunitas menembak di Pontianak

Langkah Tekhnis
1.          Pendirian klub secara legal (akte notaries)
2.          Penyusunan pengurus
3.          Pembuatan rencana pengembangan lapangan
4.          Pembuatan rencana pengelolaan lapangan
5.          Pembuatan rencana Kerjasama
6.          Tandatangan perjanjian kerjasama
7.          Pelaksanaan pembangunan sarana
8.          Pengembangan sistem manajemen dan sistem administrasi

Pontianak, 11 Desember 2013

Beni Sulastiyo

Kamis, 12 Desember 2013

Lapangan Tembak III

Sayangnya Pak Bambang belum berada ditempat.sari keterangan stafnya kemungkinan ia sedang rapat di Kantor Gubernur. Baiklah saya akan menunggu barang beberapa menit.


Selama bertahun-tahun bergerak di Pontianak rasanya baru kali ini saya bersemangat menunggu seorang pejabat. Demi lapangan tembak semua harus dilakukan,hahaa.
15 menit ditunggu beliau belum juga hadir. Tak apalah mungkin beliau sibuk, pikir saya.


Akhirnya saya titipkan konsep yang saya buat secara terburu-buru itu ke stafnya. Lalu saya memberitahu Pak Bambang via sms bahwa saya ada meninggalkan konsep umum tentang rencana pengembangan lapangan tembak di Gg. Lawu. Lalu bergegas memasuki kendaraan untuk segera meluncur ke markas besar swadesiprinting.

Belum lagi merapikan posisi duduk, tiba-tiba ada sms masuk. Dengan agak tergesa, saya buka lenuvo saya sembari berharap sms itu berasal dari Pak Bambang. 

Dugaan saya tak meleset.Ternyata itu memang sms dari Pak Bambang. Ia menulis sms bahwa ia sudah berada di ruangannya. Saya langsung menjawab pesan itu, "Siap, pak saya langsung ke TKP".

Setelah beramah tamah dan beraenda gurau barang sejenak, sayapun menyampaikan gagasan itu secara perlahan. Saya bercerita betapa para pecinta air rifle di Kota Pontianak mengalami kesulitan saat ingin berlatih atau menguji akurasi dan power senapannya. Betapa begitu banyak tiang listrik, tiang telpon, buah mangga dan buah jambu milik tetangga yang menjadi korban sasaran dari pecinta air rifle. 

Ia tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Saya memandangnya mencoba menebak apa yang menyebabkan ia tertawa terbahak-bahak. 

Ternyata ia juga pernah melakukan hal tersebut. Sebuah tindakan yang walaupun tidak merusak dan tidak menyakiti orang lain namun tetaplah sebuah tindakan yang salah.

Saya merasa ada kedekatan masalah dengannya.

Kemudia saya meneruskan gagasan itu secara lebih lengkap, tentang perlunya sarana latihan bersama, tentang perlunya menjadikan air rifle sebagai sarana hiburan bagi masyarakat awam, tentang perlunya mentransformasikan hobby berburu dengan kegiatan tembak target, dsb.

Ia begitu antusias mendengarkan penjelasan saya dan menyatakan dukungannya dengan bersemangat tentang rencana tersebut.

"Lalu apa yang mesti kita lakukan?",  Tanya Pak Bambang.

"Pertama kita harus membuat organisasi semacam klub", ungkap saya. 

Ia memotong penjelasan saya dengan mengatakan bahwa ia telah memiliki klub dan terlibat dalam proses pendiriannya bersama penghobi air rifle lain beberapa waktu yang lalu. 

Sayapun langsung menimpali sambil bercanda, "Inikan organisasi hobby, bukan partai politik, Pak. Sehingga tak ada larangan satu orang menjadi pendiri atau anggota di lebih dari satu organisasi. Dan bukankah makin banyak organisasi serupa akan semakin baik untuk pengembangan olahraga ini? 

Ia tersenyum.Sepertinya ia memahami jalan pemikiran saya.

"Oke saya setuju.Lalu?",  Kejar Pak Bambang.

Nah ketika sudah ada organ barulah organisasi ini yang akan membuat perjanjian kerjasama pengelolaan aset milik pihak ke 3 untuk dijadikan sarana latihan. Setelah ada kejelasan penanggung jawab pengelolaan sarana, barulah Klub baru ini  mengajak klub atau komunitas air rifle lain untuk turut mengelola lapangan tembak tersebut secara parsial namun terintegrasi. Kita akan tawarkan kepada rekan-rekan kita tentang, siapa yang mau kelola jasa pelayanan pengisian gas, siapa yang mau buka air rifle shop, siapa yang mau mengelola toko aksesoris dan perlengkapan menembak dan berburu, siapa yang mau kelola event kompetisi menembak, siapa yang mau mengelola layanan sewa air rifle untuk wisatawan, dsb.


Dengan demikian ada kebersamaan dari pecinta olah raga ini. Kitapun akan terhindar dari suasana persaingan yang tidak produktif antar klub dan antar komunitas. Sekali lagi klub ini adalah klub berbasis hobby jadi sungguh akan terganggu kenikmatan hobby itu jika terganggu dengan hal-hal yang tidak penting. Begitu penjelasan saya kepada Pak Bambang.


"Baiklah saya dukung rencana ini,lau?  Tanya Pak Bambang.


Baik, jika bapak mendukung maka targetnya kita harus memiliki akte notaris sebaga legalitas organisasi. Saya perlu rekomendasi personil dari Bapak yang ingin kita libatkan sebagai pendiri. Tak perlu banyak kita hanya perlu 7-8 orang pendiri. Dan sebelum kita akte-kan tentu kita akan ajak mereka kumpul dulu. Nah pada saat kumpul itu kita akan sampaikan rencana kita terkait pembangunan lapangan tembak, tekhnis pengelolaan, menyepakati nama klub, hingga membahas rencana tindak klub. Draftnya biar saya yang siapkan semua. Yang mau terlibat sebagai pendiri silahkan yang tidak mau juga dak masalah. Karena tujuan kita bukanlah mencari dukungan. Tapi tujuan kita adalah 'punya lapangan tembak'.

Rabu, 11 Desember 2013

Lapangan Tembak II

Pagi kemarin setelah memposting tulisan tentang lapangan tembak di pontianak, saya berspekulasi mengirim sms ke Pak Bambang dan mengajukan ide untuk membangun lapangan tembak khusus airrifle di Kota Pontianak.

Pak Bambang adalah penghobi air rifle yang sekitar setahun yang lalu secara tak sengaja bertemu dengan saya di sebuah warung mie tiaw di daerah Mempawah. Ia adalah penghobbi berburu 'kasta atas'. Hal ini tampak dari 3 pucuk senapan yang ia perlihatkan ke saya. Kalao ga salah 2 buah senapan import merk HW100, dan Benjamin ga tau tipenye. Sedangkan PCP lokal ia bilang dibeli dari Bang Baim.

Ia tak pelit menyampaikan berbagai informasi tentang senapa yang ia bawa beserta perlengkapannya. Sayapun tak mau melepaskan kesempatan untuk memegang Senapan import yang harganya belasan bahkan puluhan juta itu. Kesampain juga saya memegang senapan yang demjkian halus dan tak berbunyi itu.


Walaupun demikian saya tak berani bermimpi untuk memilikinya.Saya hanya berani bermimpi untuk memiliki senapan PCP lokal miliknya. Alhamdulillah setahun setelah perjumpaan itu saya kesampaian memiliki PCP lokal yang saya beli dari bang Baim, seller yang sama dengan tempat Pak Bambang membeli senapan PCP nya.

Nah kembali ke masalah sms tadi.saya berapekulasi karena memang telah lama tak pernah bertatap muka setelah pertemuan di warung mie tiaw itu. Kalao dibalas sukur, tak dibalas pun tak jadi persoalan.
Namun, malam beliau membalas sms saya dan mengajak bertemu di kantornya besok pagi.
Keesokan harinya saya bergegas ke kantor swadesiprinting untuk menuliskan konsep umum tentang rencana pembangunan lapangan tembak itu. 2 lembar konsep sederhana yang saya buat agak tergesa saya bawa ke Kantor Dprd provinsi kalbar. Dan jam 9 tepat saya sudah berada tepat di depan ruangan Pak Bambang...

Selasa, 10 Desember 2013

Lapangan Tembak I


Penghobi shooting dan hunting di Kota Pontianak semakin manjamur 5 tahun terakhir. Kesulitan utama yang dihadapi mungkin sama dengan kesulitan saya, yaitu tak adanya lokasi yang representatif dan aman untuk latihan menembak maupun menyetting senapan angin.

Keterampilan menembak kebanyakan tumbuh di tkp berburu.sedangkan aktifitas menyetting senjata lebih banyak dilakukan ditempat umum dengan target pohon mangga milik tetangga, tembok rumah milik tetangga, tiang listrik, tiang telpon dan aneka target lainnya milik orang lain.
Itulah susahnya kalau tak ada lapangan tembak di kota.

Untuk mengatasi masalah tersebut saya pernah menawarkan sebuah lapangan tembak yang cukup ideal sebagai sarana berlatih, bahkan sarana kompetisi. Lokasinya berasa di tengah kota tak jauh dari pusat keramaian. Yang menarik lokasi tersebut jauh dari pemukiman, memiliki pagar pengaman, memiliki halaman untuk parkir, dan ada sarana rumah ibadah.

Saya telah mengajukan ijin untuk mengelola lokasi tersebut sebagai sarana untuk berlatih dan berkumpul. Namun saya belum punya konsep tentang tekhnis pengelolaannya. Demikian pula dengan metode untuk mendapatkan dana sehingga bisa dijadikan modal untuk perawatan lapangan.
Terlepas dari itu semua yang jelas kita perlu berkumpul terlebih dahulu lalu bersepakat membuat organisasi. Apakah itu sebuah klub, atau komunitas. Dan untuk mengawali itu semua, tentu harus ada seseorang yang menginisiasi atau mempeloporinya.

Pertanyaanya, siapa?