Oleh: Bungben
Mas Gandung, seorang rekan saya dalam hal burumemburu, pernah bercerita tentang pengalamanyta saat pertama kali turun berburu tupai. Sambil tertawa karena terkenang peristiwa lucu itu ia bercerita bahwa pada saat itu selain menenteng senapan ia juga membawa berbagai perlengkapan survival secara lengkap. Membawa jaket tebal, menggendong ransel besar yang berisi berbagai perlengkapan survival, dari senter, tali, air minum cadangan, kotak obat, panci, wajan, kompor gas, sampai kuali. Hahaa, lebay-lebay sedikit ga papalah yak.
Mas Gandung, seorang rekan saya dalam hal burumemburu, pernah bercerita tentang pengalamanyta saat pertama kali turun berburu tupai. Sambil tertawa karena terkenang peristiwa lucu itu ia bercerita bahwa pada saat itu selain menenteng senapan ia juga membawa berbagai perlengkapan survival secara lengkap. Membawa jaket tebal, menggendong ransel besar yang berisi berbagai perlengkapan survival, dari senter, tali, air minum cadangan, kotak obat, panci, wajan, kompor gas, sampai kuali. Hahaa, lebay-lebay sedikit ga papalah yak.
Sementara dipinggangnya
berjejeran aneka peralatan seperti pisau rambo berukuran 40 cm, botol minuman
tentara 1,5 liter, tas pinggang yang berisi handphone, peluru, tang, obeng.
Lalu menggunakan sepatu laras tentara setinggi paha. Hihii, lebay lagi nih
tulisannya.
Alhasil saat sampai di lokasi, ia
tak mampu bergerak dengan lincah dan sangat kelelahan. Nafasnya sengal,
keringatpun bercucuran dan sudah tak mampu memompa bahkan menarik picu senapan
karena sudah kehabisan tenaga. Singkat cerita karena beban “kehidupan” yang
demikian berat, keesokan harinya ia harus ijin tak masuk kerja karena demam!
Saya dan mungkin kita semua
mungkin memiliki pengalaman yang hampir sama denga pengalaman teman saya itu.
Bahkan pengalaman saya lebih memalukan lagi, karena saya menggunakan rompi anti
teroris yang sangat tebal dan berat (lk 4 kg) yang saya beli di toko
perlengkapan militer. Ada banyak saku di mana-mana. Saya tampak gagah.
Betul-betul seperti rambo. Setelah dilapangan saya bukannya seperti rambo, tapi
seperti combro. Tak bisa bergerak karena kelelahan. Heheee.
Hal ini terjadi karena kita tidak
memiliki gambaran tentang medan berburu dan apa yang harus dilakukan pada saat
berburu. Apakah harus berjalan berkilo-kilo meter, tiarap dan merunduk seperti
film-film perang, atau harus melompat dari satu pohon ke pohon lain menggunakan
tali seperti Tarzan.
Agar tidak terjadi hal-hal
seperti itu, rasanya perlu juga saya memposting tulisan ini. Mudah-mudahan ada
gunanya, khususnya bagi para pendatang baru dalam bidang small hunting atau
airrifle hunting.
Berburu tupai menuntut kondisi
fisik yang prima. Kita harus berjalan berkilo-kilometer selama berjam-jam untuk
mendapatkan spot kawanan tupai. Dan itu harus ditempuh PP. Gerakan tupai yang
lincah juga meuntut kita agar dapat bergerak dengan lincah. Bersembunyi dari
pohon satu ke pohon yang lain, berjalan merunduk diantara semak-semak dan puhon
perdu, melompat dari parit ke parit, hingga menyebrangi sungai-sungai selebar
3-5 meter.
Kharakter tupai yang sangat
sensitif dalam hal penglihatan juga menuntut kita untuk menggunakan kostum yang
spesifik. Kondisi perkebunan dan hutan kecil yang penuh dengan nyamuk berparuh
panjang seperti pinsil serta menjadi habitat hewan melata berbisa perlu juga
kita perhatikan. Belum lagi apabila kita memasuki areal berburu yang penuh
semak belukar bahkan seringkali tergenang dengan air sehingga dapat
mengakibatkan kita gagal menemukan jalan pulang. Berikut tips yang
mudah-mudahan ada gunanya.
1.
Kostum.
Gunakanlah
pakaian yang bisa menutupi hingga pergelangan tangan yang tak terlalu tebal dan
tak terlalu tipis. Tak terlalu tebal agar kita tidak merasa gerah saat berjalan
di bawah terik matahari. Tak terlalu tipis agar kita tidak menjadi sasaran
empuk nyamuk-nyamuk penghisap darah. Gunakan pakaian dengan warna senada dengan
arena berburu kita yang didominasi warna hijau diikuti warna coklat tua dan
coklat muda. Jika kita memilih jaket, carilah jaket yang juga tak terlalu tebal
dan tak terlalu tipis serta dapat menyerap keringat. Usahakan kostum yang kita
gunakan dapat menutupi pundak hingga sebatas rambut. Karena bagian ini adalah
bagian favorit nyamuk pemburu darah. Untuk melindungi tangan dari gigitan
nyamuk, gunakanlah kaos tangan yang tipis. Gigitan nyamuk pada bagian tangan dapat
mengganggu konsentrasi kita dalam membidik.
Apabila kita menggunakan rompi,
gunakanlah rompi dengan kharakter yang sama, tak terlalu tipis dan tidak
terlalu tebal. Rompi akan lebih taktis karena biasanya rompi memiliki banyak
kantong untuk menyimpan aneka perlengkapan kecil seperti kompas, peluru,
handphone, dsb.
Untuk celana,
gunakanlah celana panjang dengan warna yang senada dengan areal berburu dan
agak tebal sehingga tidak mudah sobek. Minimal dengan ketebalan celana loreng
TNI. Sedangkan untuk sepatu, gunakanlah sepatu boot setinggi betis untuk
menghindari gigitan binatang melata. Untuk sepatu boot carilah yang waterproof.
Sepatu kebuh yang terbuat dari bahan karet
walaupun kurang enak dikenakan untuk berjalan jauh, namun cukup ideal untuk
melindungi kaki kita dari benda keras, binatang melata dan rembesan air. Agar
enak digunakan jemurlah sepatu boot kita di bawah terik matahari sehari sebelum
digunakan. Dan karena terbuat dari bahan karet yang kurang nyaman saat
bergesekan dengan kulit kaki, lindungilah kita dengan kaos kaki yang agak
tebal.
Untuk menjaga
agar celana kita tidak melorot, pastikan kita mengenakan ikat pinggang. Carilah
ikat pinggang yang tebal dan kuat. Khusus untuk ikat pinggang, belilah ikat
pinggang khusus yang terbuat dari bahan kanvas di toko-toko perlengkapan
militer. Pada ikat pinggang itu kita dapat menggantungkan tempat air minum,
pisau, serta tempat obat nyamuk.
Terkait dengan
kostum, jangan lupa bawa topi. Gunakan topi yang dapat membuat kita leluasa
saat mengamati pepohon tinggi dan semak belukar serta tidak mengganggu pada
saat kita membidik sasaran.
2.
Perlengkapan umum
Berikut perlengkapan umum yang perlu dibawa pada sat
berburu: botol air minum, jam tangan,
kompas kecil, pisau belati atau parang tebas, tempat obat nyamuk, tempat
membawa hewan buruan, plastik untuk membawa mimi cadangan.
3.
Perlengkapan khusus
Handiplast, plastik besar, korek api, alat pemanggil tupai,
tempat peluru, HP, peluit, kaca mata hitam.
Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini:
Kumpulan Artikel Berburu Tupai
Bagi rekan-rekan yang ingin membaca postingan tentang berburu tupai silahkan klik link di bawah ini:
Kumpulan Artikel Berburu Tupai
nambahin
BalasHapus4. Perlengkapan Special
telur rebus, roti, mie instan. buat menunda lapar saat menjelang makan siangsaat kita berburu. karena tidak adanya warung nasi padang yang buka di areal perburuan