Berikut foto kerabak hasil buruan masyarakat di sekitar hutan beberapa tahun yang lalu. Saya pribadi sebenarnya enggan memposting binatang ini. Saya ga tahu apakah binatang ini dilindungi atau tidak. Kalaupun tidak dilindungi saya akan mengambil sikap untuk tidak menembaknya, kasian juga hihii.
Jumat, 14 Agustus 2015
Tupai Besar di Hutan Kalimantan
Berikut foto kerabak hasil buruan masyarakat di sekitar hutan beberapa tahun yang lalu. Saya pribadi sebenarnya enggan memposting binatang ini. Saya ga tahu apakah binatang ini dilindungi atau tidak. Kalaupun tidak dilindungi saya akan mengambil sikap untuk tidak menembaknya, kasian juga hihii.
Selasa, 11 Agustus 2015
Peluru JSB Exact
Berburu di Rimba
Minggu, 09 Agustus 2015
Yayuk, Bediler Rimba Kalimantan
Sebelumnya saya pernah membuat video tentang hunting belibis atas prakarsa dari mbah ipin. Video itu menampilkan dua bedilers pontianak yang salah satunya adalah Yayuk ini.
Pada saat rehat berburu minggu pagi itu kami ngobrol panjang lebar tentang dunia rimba dan perburuan. Obrolan ngalor ngidul itu juga dilakukan bersama bung Ryan yang juga bedilers cukup populer di pontianak. Populer sebagai penembak luput yang sangat sayang pada binatang, hihii.
Aneka hewan buruan yang menurut saya sangat aneh pernah ia lumpuhkan. Dari beraneka jenis tupai, landak,trenggiling, pelanduk dan aneka burung besar. Ia juga bercerita sering mengikuti masyarakat lokal dalam berburu binatang besar untuk konsumsi, seperti rusa, kijang, bahkan beruk. Binatang-binatang besar itu memang dilindungi, namun berburu binatang besar itu sudah menjadi tradisi masyarakat setempat. Mungkin bagi pecinta lingkungan tradisi itu dianggap mengganggu habitat binatang langka itu. Namun saya menganggap mereka punya hak untuk menikmati sisa-sisa kekayaan hutan kalimantan yang sudah luluh lantak, hancur oleh jarahan pengusaha sawit yang rakus. Jika hari ini banyak binatang menjadi langka, itu bukanlah ulah masyarakat lokal, tapi ulah para pengusaha sawit yang berkolaborasi dengan pejabat pemerintah berakal bulus. Aduh jadi menyimpang tulisannya nih, hihii. Sorry, saya itu jadi sentimentil kalau ngomongin hutan kalimantan. Kacau dah. Kembali ke laptop!
Pcp Borneo E60
Senapan PCP Borneo E60 adalah senapan PCP besutan Mbah Bedjo yang cukup populer di kalangan bediler. Sesuai dengan serinya, ciri khas senapan ini menggunakan tabung kecap 300 cc sehingga tampak lebih gemuk dibandingkan senapan pcp dengan tabung standard dan lebih ramping dibandingkan dengan senapan PCP yang menggunakan tabung 500 cc.
Spesifikasi lainnya senapan ini menggunakan laras baja lokal dengan diameter luar (OD) 14 mm, panjang 50 cm ulir 12. Popor yang digunakan model tumbhole dengan setelan pipi. Tabung gas dilengkapi dengan regulator. Chamber monobox dilengkapi dengan tatakan singleshoot. Magazine jenis maurauder isi 16 saya beli di toko reddot.
Saya memesan senapan ini melalui Mbah Ripin, pemilik toko senapan angin Reddot Pontianak pada bulan Mei 2015 dan baru tiba pada tanggal 14 Juni 2015. Harganya sktr Rp 5,5 juta, tidak termasuk biaya modifikasi dan aksesoris.
Senapan ini lalu dioprek oleh mbah ipin untuk meningkatkan power dan akurasi. Sekitar seminggu senapan Borneo300/itu sdh siap digunakan. Setelah memasang teleskop BSA seharga Rp 700ribu, senapan terpaksa dianggurkan selama hampir satu bulan. Kebetulan saat itu masuk bulan suci Ramadhan 1436 H jadi sangat beresiko saat memandang buah kelapa muda bergelantungan. Hihii. Namun, karena penasaran, sekitar seminggu menjelang Hari Raya sayapun membawa senapan cebol ini untuk berburu tupai di Kebun Kelapa di kawasan Kalimas, Kab. Kubu Raya.
Hasilnya tidak memuaskan. Beberapa kali, tembakan saya meleset. Setelah dicheck ternyata groupingnya masalah. Pada jarak 30 m, groupingya sebesar buah jeruk. Saat itu Peluru yang digunakan adalah JSB exact. Sedangkan untuk power sudah lumayan. Lalubswnapan ini masih tergolong boros angin karena hanya bisa shoot 50 kali. Bandingkan dengan senapan dengan tabung ukuran OD 32. Yang dengan keluaran angin sekitar 40psi per shoot, dari tekanan 2500-1000, bisa shoot stabil sebanyak 30-38 kali shoot.
Malamnya saya minta tolong mbah Ipin untuk menyetting kembali dan rampung menjelang hari Raya Idul Fitri. Karena memasuki Hari Raya senapan tak sempat saya bawa 'jalan-jalan'.
Pada saat modifikasi ke dua Mbah Ipin merekomendasikan untuk ganti peluru. Peluru yang direkomendasikan adalah Baracuda Hunter. Dengan peluru tersebut, menurut Mbah Ipin 30 peluru jatuh pada target yang sama pada jarak 25 meter.
Nah, karena moment lebaran saya tak sempat untuk mencobanya. senapan itu baru saya bawa turun hari ini (minggu 10/8). Hasilnya?
2 kali shoot di pagi hari yang masih gelap meleset. Setelah dicheck crosshair bergeser. Pantas saja!
Penyebabnya mungkin tele bergeser pada saat dalam.perjalanan. Saya memang cwroboh karena tidak melakukan pengecheck-an sebelum memasuki lokasi hunting. Hihiii.
Lalu saya habiskan sekitar 6 peluru untuk setting teleskop. Tampaknya sudah oke. Setelah itu dapatlah korban pertama.
Sayangnya target kedua meleset lagi. saya melakukan pengecheckan lagi siapa tahu grouping bermasalah lagi. Ternyata crosshairnya bergeser lagi. Haduh ini kemungkinan besar ada masalah dengan teleskop. Setting lagi teleskop, senapan akurat kembali, 3 peluru masuk mepet dalam satu titik pada jarak 30an meter.
Setelah itu tak ketemu target baru lagi. Sialan!
Saat menembak saya turun bersama 2 orang teman yang menggunakan senapan jenis FR besutan.Mbah Bejo juga, yaitu Bang Yayuk yang berhasil shoot sekitar 8 ekor, 6 jatuh, 2 hilang. Dan bang Ryan yang ga shoot-shoot tapi dapat dua ekor. Kemungkinan besar tupai nya adalah hasil shoot-an nya Bang Yayuk yang hilang itu, wkwkwk.
Kesimpulan:
Saya belum puas melakukan uji coba lapangan dengan senapan baru saya ini. Kemungkinan saya masih kagok menggunakan senapan baru ini. Oleh karena itu tentulah perlu penyesuaian karena selama ini pake senapan PCP tabung 32 dengan oanjang laras 60cm yang lebih panjang. Jadi kurang PD saat berburu.
Lalu ada juga sedikit persoalan di triger. Triger yang digunakan terbuat dari teflon, berbeda dengan triger senapan chonta saya yang terbuat dari aluminium. Saya ga paham juga kenapa Mbah Bedjo tidak menggunakan triger aluminium sebagaimana senapan2 sebelumnya. Triger ini juga belum disetel sehingga agak keras dan tak ada jeda alias one step shoot. Tapi masalah ini bukaflah persoalan besar. Karena mudah nyettingnya.
Lalu teleskop BSA saya memang kurang enak ngintipnya. Jenis teleskopnya ada laser di nagian depan yang dilindungi oleh kaca plastik. Kaca ini sering berembun saat pagi hari lalu benjolan tempat laser yang menggantung di bagian atas ujung teleskop sangat mengganggu keluasan pandangan. Sayapun kurang cermat memasang posisi teleskop yang kurang maju, sehingga mengurangi kenyamanan saat moment bidik cepat.
Walaupun kurang puas dengan hasil berburu hari ini, tapi setidaknya senapan PCP Borneo300 sudah menunjukan kemajuan. Memang lumrahnya sebuah senapan baru, akan mantap digunakan setelah melalui 4-5 kali penyettingan dan 5-6 kali uji coba di lapangan.
Setelah ini saya berencana akan memperbaiki teleskop atau bahkan menggantinya, menyetel ulang setelan pipi dan posisi teleskop, memperbaiki triger dan melihat hasil grouping sendiri sebelum dibawa turun berburu. Hasil perkembangan Borneo e 60 ini insyaAllah akan saya sampaikan terus. Sering-sering aja berkunjung ke blog ini. Hihii.
-
Oleh: Bungben Setiap senapan PCP lokal selalu dilengkapi dengan per hammer atau per pemukul. Per ini biasanya terletak pada bagian belaka...
-
Syarat Ideal Senapan PCP Oleh: Bungben Saya perlu memposting tulisan ini. Selain untuk mengurangi memori saya dari puluhan artikel t...
-
Laras adalah unsur terpenting yang sangat menentukan akurasi senapan. Sehebat apapun power senapan, tanpa ditopang dengan laras yang hebat s...