Sayangnya Pak Bambang belum berada ditempat.sari keterangan stafnya kemungkinan ia sedang rapat di Kantor Gubernur. Baiklah saya akan menunggu barang beberapa menit.
Selama bertahun-tahun bergerak di Pontianak rasanya baru kali ini saya bersemangat menunggu seorang pejabat. Demi lapangan tembak semua harus dilakukan,hahaa.
15 menit ditunggu beliau belum juga hadir. Tak apalah mungkin beliau sibuk, pikir saya.
Akhirnya saya titipkan konsep yang saya buat secara terburu-buru itu ke stafnya. Lalu saya memberitahu Pak Bambang via sms bahwa saya ada meninggalkan konsep umum tentang rencana pengembangan lapangan tembak di Gg. Lawu. Lalu bergegas memasuki kendaraan untuk segera meluncur ke markas besar swadesiprinting.
Belum lagi merapikan posisi duduk, tiba-tiba ada sms masuk. Dengan agak tergesa, saya buka lenuvo saya sembari berharap sms itu berasal dari Pak Bambang.
Dugaan saya tak meleset.Ternyata itu memang sms dari Pak Bambang. Ia menulis sms bahwa ia sudah berada di ruangannya. Saya langsung menjawab pesan itu, "Siap, pak saya langsung ke TKP".
Setelah beramah tamah dan beraenda gurau barang sejenak, sayapun menyampaikan gagasan itu secara perlahan. Saya bercerita betapa para pecinta air rifle di Kota Pontianak mengalami kesulitan saat ingin berlatih atau menguji akurasi dan power senapannya. Betapa begitu banyak tiang listrik, tiang telpon, buah mangga dan buah jambu milik tetangga yang menjadi korban sasaran dari pecinta air rifle.
Ia tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Saya memandangnya mencoba menebak apa yang menyebabkan ia tertawa terbahak-bahak.
Ternyata ia juga pernah melakukan hal tersebut. Sebuah tindakan yang walaupun tidak merusak dan tidak menyakiti orang lain namun tetaplah sebuah tindakan yang salah.
Saya merasa ada kedekatan masalah dengannya.
Kemudia saya meneruskan gagasan itu secara lebih lengkap, tentang perlunya sarana latihan bersama, tentang perlunya menjadikan air rifle sebagai sarana hiburan bagi masyarakat awam, tentang perlunya mentransformasikan hobby berburu dengan kegiatan tembak target, dsb.
Ia begitu antusias mendengarkan penjelasan saya dan menyatakan dukungannya dengan bersemangat tentang rencana tersebut.
"Lalu apa yang mesti kita lakukan?", Tanya Pak Bambang.
"Pertama kita harus membuat organisasi semacam klub", ungkap saya.
Ia memotong penjelasan saya dengan mengatakan bahwa ia telah memiliki klub dan terlibat dalam proses pendiriannya bersama penghobi air rifle lain beberapa waktu yang lalu.
Sayapun langsung menimpali sambil bercanda, "Inikan organisasi hobby, bukan partai politik, Pak. Sehingga tak ada larangan satu orang menjadi pendiri atau anggota di lebih dari satu organisasi. Dan bukankah makin banyak organisasi serupa akan semakin baik untuk pengembangan olahraga ini?
Ia tersenyum.Sepertinya ia memahami jalan pemikiran saya.
"Oke saya setuju.Lalu?", Kejar Pak Bambang.
Nah ketika sudah ada organ barulah organisasi ini yang akan membuat perjanjian kerjasama pengelolaan aset milik pihak ke 3 untuk dijadikan sarana latihan. Setelah ada kejelasan penanggung jawab pengelolaan sarana, barulah Klub baru ini mengajak klub atau komunitas air rifle lain untuk turut mengelola lapangan tembak tersebut secara parsial namun terintegrasi. Kita akan tawarkan kepada rekan-rekan kita tentang, siapa yang mau kelola jasa pelayanan pengisian gas, siapa yang mau buka air rifle shop, siapa yang mau mengelola toko aksesoris dan perlengkapan menembak dan berburu, siapa yang mau kelola event kompetisi menembak, siapa yang mau mengelola layanan sewa air rifle untuk wisatawan, dsb.
Dengan demikian ada kebersamaan dari pecinta olah raga ini. Kitapun akan terhindar dari suasana persaingan yang tidak produktif antar klub dan antar komunitas. Sekali lagi klub ini adalah klub berbasis hobby jadi sungguh akan terganggu kenikmatan hobby itu jika terganggu dengan hal-hal yang tidak penting. Begitu penjelasan saya kepada Pak Bambang.
"Baiklah saya dukung rencana ini,lau? Tanya Pak Bambang.
Baik, jika bapak mendukung maka targetnya kita harus memiliki akte notaris sebaga legalitas organisasi. Saya perlu rekomendasi personil dari Bapak yang ingin kita libatkan sebagai pendiri. Tak perlu banyak kita hanya perlu 7-8 orang pendiri. Dan sebelum kita akte-kan tentu kita akan ajak mereka kumpul dulu. Nah pada saat kumpul itu kita akan sampaikan rencana kita terkait pembangunan lapangan tembak, tekhnis pengelolaan, menyepakati nama klub, hingga membahas rencana tindak klub. Draftnya biar saya yang siapkan semua. Yang mau terlibat sebagai pendiri silahkan yang tidak mau juga dak masalah. Karena tujuan kita bukanlah mencari dukungan. Tapi tujuan kita adalah 'punya lapangan tembak'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar