Rabu, 11 Desember 2013

Lapangan Tembak II

Pagi kemarin setelah memposting tulisan tentang lapangan tembak di pontianak, saya berspekulasi mengirim sms ke Pak Bambang dan mengajukan ide untuk membangun lapangan tembak khusus airrifle di Kota Pontianak.

Pak Bambang adalah penghobi air rifle yang sekitar setahun yang lalu secara tak sengaja bertemu dengan saya di sebuah warung mie tiaw di daerah Mempawah. Ia adalah penghobbi berburu 'kasta atas'. Hal ini tampak dari 3 pucuk senapan yang ia perlihatkan ke saya. Kalao ga salah 2 buah senapan import merk HW100, dan Benjamin ga tau tipenye. Sedangkan PCP lokal ia bilang dibeli dari Bang Baim.

Ia tak pelit menyampaikan berbagai informasi tentang senapa yang ia bawa beserta perlengkapannya. Sayapun tak mau melepaskan kesempatan untuk memegang Senapan import yang harganya belasan bahkan puluhan juta itu. Kesampain juga saya memegang senapan yang demjkian halus dan tak berbunyi itu.


Walaupun demikian saya tak berani bermimpi untuk memilikinya.Saya hanya berani bermimpi untuk memiliki senapan PCP lokal miliknya. Alhamdulillah setahun setelah perjumpaan itu saya kesampaian memiliki PCP lokal yang saya beli dari bang Baim, seller yang sama dengan tempat Pak Bambang membeli senapan PCP nya.

Nah kembali ke masalah sms tadi.saya berapekulasi karena memang telah lama tak pernah bertatap muka setelah pertemuan di warung mie tiaw itu. Kalao dibalas sukur, tak dibalas pun tak jadi persoalan.
Namun, malam beliau membalas sms saya dan mengajak bertemu di kantornya besok pagi.
Keesokan harinya saya bergegas ke kantor swadesiprinting untuk menuliskan konsep umum tentang rencana pembangunan lapangan tembak itu. 2 lembar konsep sederhana yang saya buat agak tergesa saya bawa ke Kantor Dprd provinsi kalbar. Dan jam 9 tepat saya sudah berada tepat di depan ruangan Pak Bambang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar